Mohon tunggu...
Maulidiyah Khoirina
Maulidiyah Khoirina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa: Universitas Mercu Buana Jurusan: Akuntansi NIM: 43222010126 Dosen Pengampu : Prof Dr Apollo, M.Si.Ak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Cincin Gyges dan Fenomena Kejahatan Korupsi di Indonesia

14 Desember 2023   13:51 Diperbarui: 15 Desember 2023   14:33 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

4. Kroisos (sekitar 595 SM - 546 SM): Putra Alyattes II, Kroisos, menjadi penguasa paling terkenal dalam dinasti ini. Ia memerintah selama sekitar 14 tahun dan dikenal karena konfliknya dengan Koresy Agung dari Persia, yang berakhir dengan kejatuhan Lydia pada tahun 546 SM.

Kejatuhan Lydia di tangan Persia ditandai dengan penaklukan oleh Koresy Agung. Meskipun dinasti Mermnad berakhir, Kroisos tetap menjadi figur bersejarah yang dikenang karena kekayaan dan kekuasaannya serta kejatuhan dramatisnya.

Menyamakan perilaku Gyges dengan kejahatan korupsi di Indonesia adalah cara figuratif untuk menjelaskan fenomena korupsi dengan merujuk pada tindakan-tindakan yang tersembunyi atau tidak terlihat. Dalam mitologi Yunani, Gyges menggunakan cincin ajaib untuk menjadi tidak terlihat dan melakukan tindakan-tindakan yang tidak etis, seperti merebut kekuasaan dan mengambil istri orang lain.

dokpri
dokpri

Dalam konteks kejahatan korupsi di Indonesia, ada beberapa analogi yang dapat ditarik dengan cerita Gyges:

1. Tindakan yang Tidak Terlihat: Seperti Gyges yang menjadi tidak terlihat dengan cincinnya, kejahatan korupsi sering kali tersembunyi dan sulit diawasi. Praktik korupsi dapat terjadi di balik pintu tertutup, dan seringkali sulit dideteksi.

2. Penyalahgunaan Kekuasaan: Gyges menggunakan kekuasaannya untuk tujuan pribadi, dan demikian pula dalam kejahatan korupsi. Pejabat atau individu dengan kekuasaan dapat menyalahgunakannya untuk mendapatkan keuntungan pribadi, mengabaikan tugas-tugas resmi mereka demi kepentingan diri sendiri atau kelompok tertentu.

3. Ketidaksetiaan Terhadap Prinsip-prinsip Moral: Dalam cerita Gyges, tindakannya menunjukkan ketidaksetiaan terhadap norma moral dan etika. Begitu juga dalam kasus korupsi di Indonesia, tindakan tersebut sering kali melibatkan pelanggaran norma etika dan moral yang diterima secara umum.

4. Efek Domino: Tindakan Gyges memicu serangkaian peristiwa yang memiliki dampak besar. Demikian pula, satu tindakan korupsi dapat memicu efek domino yang merugikan masyarakat dan perekonomian.

5. Korupsi dalam Lapisan Masyarakat: Gyges berasal dari lapisan masyarakat yang tinggi, dan demikian pula korupsi dapat terjadi di berbagai lapisan masyarakat, dari tingkat pemerintahan hingga sektor swasta.

kejahatan korupsi di dunia nyata melibatkan faktor-faktor kompleks, termasuk faktor sosial, ekonomi, politik, dan hukum. Pemberantasan korupsi memerlukan tindakan bersama dari berbagai pihak dan penguatan sistem pengawasan untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun