Mohon tunggu...
Maulidiyah Khoirina
Maulidiyah Khoirina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa: Universitas Mercu Buana Jurusan: Akuntansi NIM: 43222010126 Dosen Pengampu : Prof Dr Apollo, M.Si.Ak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Komunikasi yang Efektif

8 Oktober 2023   17:02 Diperbarui: 8 Oktober 2023   17:03 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            1) Volume

Suara yang terlalu kecil tidak akan berdampak apa-apa. Meskipun demikian, suara keras juga bukan solusinya. Besarnya suara harus dijaga agar pesan sampai dengan baik kepada audiens. Menyesuaikan volume suara dengan suasana dan konten omongan adalah kunci pertama untuk menciptakan irama.

            2)Kecepatan

Umumnya kecepatan bicara yang pas ketika berhadapan dengan audiens adalah 200-300 kata per menit. Namun, seorang pemula akan lebih mudah gugup sehingga memuntahkan segalanya dalam satu waktu. Kalau sudah begini, jumlah dan tingkat pemahaman audiens pun akan menurun. Biasanya Anda akan berbicara lebih cepat saat mengungkapkan semangat, kegembiraan, atau kemarahan, dan lebih lambat saat menunjukkan ketenangan, kesedihan, atau merasakan kehilangan. Untuk mengontrol kecepatan bicara, Anda dapat mendengarkan rekaman suara Anda sendiri dan memperbaikinya.

3) Intonasi

Mengubah intonasi suara setiap saat dapat meningkatkan konsentrasi audiens. Ucapan yang tidak berintonasi hanya akan terdengar seperti lagu pengantar tidur karena begitu monoton. Saat menekankan sesuatu, intonasi suara harus tinggi. Perhatikan contoh kalimat berikut. "Saya tidak pernah berkata bahwa kebijakan Walikota tidak berguna."

Jika penekanan di kata 'saya, artinya orang lainlah yang mengatakan hal tersebut. Bila yang ditekankan kata ‘saya’ itu berarti bukan yang saya ucapkan dan bila kata ‘kebijakan’ yang ditekankan maka artinya yang dimaksud tidak berharga adalah hal lain. Dengan kata lain, makna ucapan bisa berbeda tergantung letak penekanannya.

4) Jeda (Pause)

Kita dapat lebih menekankan makna ucapan lewat jeda di depan kata atau kalimat Sebagai contoh, "Untuk rakyat, (jeda) dari rakyat, (jeda) pemerintahan rakyat tidak akan pernah hilang dari muka bumi ini" Begitu pula dengan 'keheningan 51 detik' yang dilakukan Obama. Jeda membuat makna ucapannya tersampaikan lebih kuat.

10. Ucapan Berasal dari Membaca

            "Saya ada hari ini karena membaca. Saya ingin memberikan hiburan dan cinta yang pernah saya terima kepada orang- orang melalui buku. Buku mengajarkan saya bahwa hidup ini memiliki harapan. Dengan membaca, saya tahu bahwa di dunia ini banyak juga orang yang keadaannya sama dengan saya. Buku memperlihatkan kepada saya tentang orang-orang sukses dan mereka bisa mewujudkan impian mereka."

Kalimat di atas merupakan ucapan Oprah Winfrey. la berhasil keluar dari krisis masa remajanya yang kedinginan dan kelaparan dengan membaca. Oprah Winfrey yang hampir saja meniti jalan menyimpang seperti teman-teman sebayanya di perkampungan yang kumuh.

Pencapaian ini dapat terjadi karena kebiasaannya membaca buku. la memiliki pengetahuan yang mendalam di berbagai bidang karena rajin membaca sejak kecil. Diketahui bahwa ia hanya memperkenalkan buku yang telah dibacanya. Dengan begitu, ia bisa menyampaikan kesannya kepada penonton tentang buku yang menarik perhatiannya.

11. Masalah Presentasi

            Ada dua masalah dalam presentasi. Pertama, ia memberi kesan bahwa ia hanya mengulang kembali apa yang dihafalkannya. Menghafal memang bukan hal yang salah, tetapi jika hanya mengulang secara otomatis, hal tersebut akan menjadi sangat membosankan. Setelah mengingat dan menguasai materi, Anda harus menyampaikannya dengan cara yang menarik Akan lebih baik jika audiens juga dilibatkan sepanjang pemaparan melalui pertanyaan atau komentar komentar cerdas. Dengan begitu, akan lebih terlihat seperti seorang penyiar berita yang sedang membacakan naskah, bukan menyajikan presentasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun