8. Fokus pada proses. Yang terpenting di sini adalah bagaimana anak-anak berproses dalam belajar. Fokus pada bagaimana anak-anak itu berproses pada belajar, bersosialisasi, dan berfikirnya.
Suatu produk atau hasil merupakan hal untuk bahan evaluasi agar menjadi lebih baik Secara keseluruhan bermain bagi anak mempunyai manfaat yang besar, selain manfaat pada lima aspek perkembangan anak. Yaitu sebagai berikut: Bermain memicu kreativitas, Bermain bermanfaat mencerdaskan otak, Bermain bermanfaat menanggulangi konflik, Bermain bermanfaat untuk melatih empati, Bermain Bermanfaat Mengasah Pancaindra. Â Perkembangan otak tersebut terdiri dari enam domain perkembangan yang tercantum dalam Permendikbud No.137 tahun 2014 tentang Standar Nasional PAUD meliputi aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan seni.
Namun demikian secara umum anak usia dini memiliki karakteristik yang relatif serupa antara satu dengan lainnya. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut :Anak Usia Dini Bersifat Unik , Anak Usia Dini Berada Dalam Masa Potensial, Anak Usia Dini Bersifat Relatif Spontan , Anak Usia Dini Cenderung Ceroboh dan Kurang Perhitungan , Anak Usia Dini Bersifat Aktif dan Energik , Anak Usia Dini Bersifat Egosentris, Anak Usia Dini Memiliki Rasa Ingin Tahu yang Kuat, Anak Usia Dini Berjiwa Petualang, Anak Usia Dini Memiliki Imajinasi dan Fantasi yang Tinggi. Prinsip pembelajaran pada anak usia dini melibatkan pendekatan yang bersifat holistik, bermain sebagaim metode utama, pengalaman langsung, pengembangan keterampilan sosial, dan mendukung keingintahuan alami anak.
Kelebihan dan kekurangan pembelajaran  anak usia dini. Mengingat masih banyak anak usia dini yang tidak terlayani dalam sektor pendidikan, maka perlu mempertimbangkan jalur pendidikan anak usia dini informal dengan alasan sebagai berikut: Pendidikan anak usia dini informal menjangkau anak-anak,  Sejak usia relatif muda/anak usia dini, pendidikan anak usia dini informal dapat menjangkau anak-anak dari latar belakang sosial ekonomi yang relatif rendah, Pendidikan anak usia dini yang informal, meskipun minim, dapat mempersiapkan anak untuk bersekolah.
Referensi :
Nuraeni, Nuraeni. "Strategi pembelajaran untuk anak usia dini." Prisma Sains: Jurnal Pengkajian Ilmu Dan Pembelajaran Matematika Dan IPA IKIP Mataram 2.2 (2014): 143-153.
Setyaningrum, Sari Rahayu, Triyanti Triyanti, and Yvonne Magdalena Indrawani. "Pembelajaran di Pendidikan Anak Usia Dini dengan perkembangan kognitif pada anak." Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional (National Public Health Journal) (2014): 243-249.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H