Pada hari pembukaan kembali pondok itu, setelah upacara di depan BPPM (Balai Pertemuan Pondok Modern), dengan mantap dan penuh optimisme, Direktur KMI (Kulliyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyyah), KH. Imam Zarkasyi, turun dai mimbar, menuju lonceng besar di depan aula itu. Tangan dan bibirnya bergetar. Dengan mengucap bismillah, dipegang lonceng tu berkali-kali. Air mata haru tak ter
bendung lagi. Pondok kembali berjalan sebagaimana mestinya, kembali dimulai dari titik nol, namun dengan loncatan yang luar biasa.
Kemudian sampai juga kabar tentang santri yang terlibat dan tidak lagi dipanggil oleh Kyai. Banyak di antaranya menjadi gila, meninggal kecelakaan, dan tak sedikit yang sepanjang sisa hidupnya menglami kesulitan, sakit tak kunjung sembuh, dan tak juga segera mati. Siapa yang menanam, mengetam; dan siapa menabur angin, akan menuai badai. Itu barangkali pepatah yang tepat untuk menggambarkan kondisi mereka.
(Sumber: Warta Dunia Gontor, 1435)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!