Mohon tunggu...
Lutfi Maulida
Lutfi Maulida Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi di STAI sunan Pandanaran

Penikmat buku dan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Studi Kitab Tafsir Era Klasik: Al-Tafsir Al-Kabir aw Mafatih Al-Ghaib Karya Fakhruddin Al-Razi

27 Juli 2019   01:05 Diperbarui: 27 Juli 2019   09:18 1567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Al-Qur'an adalah kalamullah yang berisi petunjuk bagi umat manusia, khususnya bagi umat muslim. Guna mendapatkan petunjuk kehidupan dari al-Qur'an, manusia harus mengupayakan penggalian-penggalian makna terhadapnya, karena al-Qur'an tidak dapat memberikan petunjuk bagi umat manusia secara proaktif tanpa adanya peran serta manusia.

Aktivitas penggalian makna inilah yang kita kenal sebagai aktivitas penafsiran. Aktivitas penafsiran sendiri sudah terjadi sejak zaman Rasulullah SAW, yang juga menandakan bahwa beliaulah mufasir pertama dalam sejarah umat muslim. Kendati istilah tafsir, penafsiran, atau mufasir itu sendiri belum diformulasikan secara baku pada waktu itu.

Dunia penafsiran teruslah berkembang. Dalam sejarah perkembangan tafsir, para sejarawan mengklasifikasikannya ke dalam tiga masa. Yang pertama adalah Tafsir Era Klasik, yang kedua adalah Tafsir Era Pertengahan, dan yang ketiga adalah Tafsir Era Kontemporer.

Salah satu mufasir Era Klasik yang karyanya bisa dibilang cukup fenomenal adalah karya dari seorang filsuf dan teolog kenamaan yakni Fakhruddin al-Razi. Ia lahir di suatu daerah di wilayah selatan Iran bernama Rey pada 25 Ramadan tahun 544 H/1148 M.

Fakhruddin al-Razi merupakan salah seorang tokoh yang tidak hanya ahli dalam bidang tafsir, namun ia juga ahli dalam berbagai bidang keilmuan lainnya. Ia seorang imam dalam bidang Ilmu Tafsir, Ilmu Kalam, Filsafat, Ilmu Logika, dan Ilmu Bahasa. Ia diberi julukan 'Fakhruddin' karena kecerdasannya dalam Ilmu Filsafat.

Kecerdasan dan kealimannya itulah yang membuatnya menjadi populer dan banyak didatangi ulama dari berbagai penjuru negeri. Banyak orang yang mendatanginya untuk meminta nasehat.

Bahkan kabarnya, al-Razi sering memberikan nasehat pada tamu-tamunya menggunakan Bahasa Arab dan Bahasa non-Arab. Hal ini menunjukkan kemahirannya dalam bidang ilmu kebahasaan yang tak hanya terbatas pada Bahasa Arab saja.

Al-Razi hidup pada tahun keenam Hijriah. Masa ini adalah masa kesempitan dalam kehidupan umat muslim, baik dalam hal politik, sosial, keilmuan maupun akidah. Dan kelemahan ini telah sampai pada puncaknya pada masa Daulah Abbasyiah.

Pada masa itu juga terjadi perselisihan mazhab dan akidah, dan di Ray sendiri ada tiga golongan, yaitu Syafi'iyah, Hanafiyah, dan Syi'ah. Banyak pula bermunculan golongan kalam dengan perdebatan-perdebatannya, di antaranya adalah golongan Syi'ah, Mu'tazilah, Murjiah, Bathiniyah dan Kurrasiyah.

Mafatih al-Ghaib  ditulis oleh Fakhruddin al-Razi sebagai respon atau tanggapan terhadap tafsir ideologi karangan Zamakhsyari (Kitab Tafsir al-Kasyaf). Di mana Fakhruddin al-Razi yang beraliran Asy'ariyah berusaha mempertahankan alirannya (Madzhab Syafi'i) dan menyusun dasar-dasar aqliyah untuk membenarkannya.

Dalam mengonter berbagai sanggahan terhadap apa yang diyakini al-Razi pula, ia lantas menyusun karyanya dengan argumen-argumen logis yang rasional dan kuat.

Sebenarnya apa kelebihan dari Kitab Mafatih al-Ghaib ini?

Di antara kelebihannya ialah adalah cakupan pembahasan dalam kitab yang amat luas dari berbagai disiplin ilmu hingga kitab ini mendapat komentar setiap segala sesuatu ada di dalamnya kecuali tafsir itu sendiri. Ibnu Khillikan juga turut mengomentari, "Dia (al-Razi) telah menghimpun setiap hal aneh di dalam kitabnya."

Al-Razi menulis kitab ini dengan menggunakan metode tahlili. Tafsir Mafatih al-Ghaib  atau yang dikenal juga sebagai Al-Tafsir Al-Kabir ini dikategorikan sebagai tafsir bi al-ra'yi yakni corak tafsir yang mengedepankan rasio atau akal dalam penafsirannya.

Kitab Tafsir ini ditulis mengikuti urutan Tartib Mushafi dan terdiri dari 32 juz yang terdiri dalam 16 jilid. Mafatih al-Ghaib  disajikan dengan susunan sebagai berikut: penulisan nama surat terlebih dahulu kemudian kategori suratnya (makkiyah atau madaniyah), baru kemudian disebutkan teks ayatnya.

Dalam sistematika penyusunannya, al-Razi juga merinci mana yang ayat-ayat makkiyah dan mana ayat-ayat yang tergolong sebagai ayat-ayat madaniyah dalam surat tersebut, serta susunan waktu penurunan surat. Setelah itu ia menyajikan ayatnya, dan dilanjutkan dengan penafsiran dari Fakhruddin al-Razi sendiri.

Sementara untuk model penyajian tafsirnya, al-Razi menggunakan model pengungkapan permasalahan dan jawabannya (mas'alah dilanjutkan dengan jawab-nya). Dalam kitab tafsirnya ini al-Razi juga kerap mengemukakan tentang keutamaan-keutamaan atau fadhilah dari sebuah ayat.

Fakhruddin al-Razi telah mencurahkan perhatian untuk menerangkan korelasi antar ayat dan surat Al-Qur'an   satu dengan yang lain. Di dalam kitab ini juga disertakan banyak uraian tentang ilmu eksakta, fisika, falak, filsafat, dan kajian-kajian masalah ketuhanan menurut metode dan argumentasi para filosof yang rasional, disamping juga mengemukakan mazhab-mazhab fikih.

Oleh karena itu, kitab tafsir ini juga menjadi ensiklopedia ilmiah tentang ilmu kalam, kosmologi dan fisika.

Al-Razi tutup usia pada Hari Raya Idul Fitri pada tahun 606 H di Kota Herat, Afghanistan. Ada yang mengatakan bahwa penyebab kematiannya ialah karena ia diracuni. Ada pula pendapat lain yang mengatakan bahwa al-Razi wafat karena dampak dari permusuhan dari golongan al-Karramiyyah yang menuduh Imam al-Razi sebagai orang kafir dan telah melakukan dosa besar.

Mafatih al-Ghaib  ialah magnum opus dari seorang cendekiawan besar muslim, Fakhruddin al-Razi yang menguasai berbagai bidang keilmuan. Hingga kini, kitab tersebut masih menjadi rujukan klasik populer oleh ulama-ulama kontemporer. Al-Razi telah mematrikan memori dunia atas dirinya melalui Mafatih al-Ghaib -nya. Lahul Fatihah...

Wallahu a'lam bisshawab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun