"Kebutuhan setiap unggas berbeda, kebutuhan protein itik atau bebek lebih besar daripada ayam." (Narasumber, Ibu Widya Hermana)
b. Bagaimana agar nutrisi ayam terpenuhi dari sumber nutrisi limbah rumah tangga, tanpa perlu membeli pakan dari luar ? (Pak Sokani)
"Nutrisi dari nasi aking dan dedak tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan ayam, karena baik dari nasi aking maupun dedak tidak mencukupi kebutuhan protein. Sumber protein bisa dari limbah ikan atau keong di persawahan atau bekicot atau bisa pakai lamtoro atau indigofera (protein nabati). Untuk penambahan daun pepaya dalam pakan berfungsi meningkatkan ketahanan tubuh (antibodi) ayam dan daun mengkudu juga bisa dipakai sebagai tambahan. Baik daun pepaya maupun mengkudu yang akan digunakan sebagai bahan penambah dalam pakan perlu dicacah dan dikeringkan terlebih dahulu sebelum dimasukkan." (Narasumber, Ibu Widya Hermana)
c. Lebih baik menggunakan pakan basah atau kering ? (Pak Sokani)
"Pakan basah maupun kering keduanya bagus, tetapi jika diberikan pakan basah, maka harus segera habis karena khawatir tumbuh jamur jika digunakan hingga esok hari. Hal terpenting, tetap perhatikan takaran. Ayam yang masih kecil (masa pertumbuhan) jangan terlalu banyak diberikan serat atau hijauan karena khawatir anak ayam belum bisa mencerna serat tersebut." (Narasumber, Ibu Widya Hermana)
d. Apakah kebutuhan pakan ayam kampung dengan pakan ayam petarung itu sama ?
"Ayam petarung sampai besar kebutuhan proteinnya semakin tinggi." (Narasumber, Ibu Widya Hermana)
Berikut kesan dan pesan yang disampaikan oleh Ibu Dr. Ir. Widya Hermana, M.Si setelah melaksanakan kegiatan FORKAN "Alhamdulillah responnya baik. Semoga yang disampaikan bermanfaat, jika ada yang akan disampaikan lagi oleh peserta kami tunggu di kampus. Terima kasih semuanya".Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H