Mohon tunggu...
maulidah putri
maulidah putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mengekspresikan pemikiran

bismillah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Hubungan Emosional Dan Otak dalam Kehidupan Nyata

22 Mei 2022   14:45 Diperbarui: 22 Mei 2022   20:40 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Di sebuah desa hiduplah seorang anak laki-laki yang bernama Albar yang marah ketika keinginannya membeli mainan tidak dituruti oleh ayahnya kemudian Albar memukul ayahnya hingga ayahnya kesakitan. Dan seringkali kita jumpai seorang anak yang kerap menangis keras ketika meminta sesuatu. Lantas, anda kebingungan dan mengabulkan semua keinginannya?

Hmmm…. Tepatnya anda tidak sendiri, banyak orang tua lain yang juga mengalami masalah serupa. Masalahnya, apa solusi  yang tepat untuk mengabulkan semua keinginan anak?

Menurut psikolog Neny widyana, keinginan memiliki sesuatu merupakan naluri setiap manusia termasuk juga anak-anak usia dini. Dimana, ketika ia mau sesuatu maka keinginannya langsung harus dikabulkan kalau dilarang mereka belum mengerti alasan-alasan yang kompleks seperti harga yang mahal.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui bahwa, emosi tersebut memperkenalkan seorang anak yang marah kepada orang lain. padahal, justru ada banyak emosi yang kamu harus tahu.

Namun di sisi lain, ada suatu kejadian yang membuat anda marah banget atau sedih banget. Terus orang lain bilang kalau "udah ah, nggak usah sedih" dan orang bilang " kalau untuk itu, tenang aja nggak usah dipikirin". Padahal, semakin anda berusaha untuk melawan emosi negatif yang anda rasain maka emosi-emosi itu akan semakin menjadi-jadi. 

Dan ketika anda sedih dan semakin lama makin sedih dan kita bilang ke diri kita untuk nggak sedih, malah perasaan sedih itu menjadi semakin kuat. Hal ini juga terjadi ketika kita sedang saat cemas atau overthinking. namun, pada saat itu kita menyuruh pikiran kita untuk tidak overthinking eh malah kita kepikiran. Dan pada akhirnya, banyak dari kita  yang memilih senang-senang mencari pelarian untuk diri kita sendiri makan makanan banyak, merokok, main sama teman ke mall, bahkan sampai keluar malam keluyuran dan sebagainya. Intinya  pelarian ini untuk kita happy atau kita nggak sedih. eits..... 

Namun, sayangnya semua cara yang kita lakukan untuk membuat emosi negatif itu hilang. Malah sehabis aktivitas yang kita lakuin ternyata perasaan kita tetap sama aja. Well, kalau anda pernah merasakan hal tersebut itu wajar, hanya saja ini cara penanganannya yang kurang tepat.

Tidak hanya itu, di dalam diri kita ini terkumpul banyak emosi mulai dari bangun tidur sampai kita tidur lagi.  Jadi, emosi itu bukan tentang marah saja. namun, kita punya banyak emosi. Dimana rasa bahagia, rasa sedih, rasa kecewa, perasaan jatuh cinta juga termasuk emosi. Serta mulai dari mendengar lagu sedih, dapet chat dari doi, atau bersenang-senang dengan teman misalnya.

emosi sendiri dapat diartikan perasaan intens sebagai dari reaksi terhadap situasi tertentu yang dilakukan oleh tubuh kita sebagai respons. 

Hal ini biasanya memiliki kaitan dengan aktivitas berpikir kognitif seseorang yaitu sifat dan intensitas dari emosi sendiri yang dikarenakan emosi merupakan hasil dari persepsi akan situasi yang terjadi. Tidak hanya itu, emosi sendiri menjadi salah satu aspek yang memiliki pengaruh besar terhadap sikap manusia selama ini. Hal itu dibarengi dengan dua aspek lainnya yakni adanya daya pikir dan psikomotorik, dimana emosi sering dikenal dengan aspek afektif yang merupakan dari penentuan sikap yang menjadi salah satu predisposisi dari perilaku manusia.

because your emotions are the slaves to your thougts, and you are the slave to your emotions

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun