Begitupun dengan tempat lahirnya kemarahan sama seperti ketakutan. Kemarahan ini adalah respon terhadap ancaman atau kita berada dalam situasi yang kurang tepat dan berbahaya dan kita tidak dapat melarikan diri di mana kemungkinan respon dengan kemarahan seperti yang kita menghadapi penghilang jalan saat berusaha mencapai tujuan juga dapat memicu respon atau kemarahan kita yang menimbulkan frustasi. Kemarahan ini dimulai dengan amygdala dan menstimulasi hipotalamus, seperti halnya dalam merespon rasa takut. Selain itu, bagian dari koteks prefontal juga dapat berperan dalam kemarahan seseorang. Apabila seseorang dengan kerusakan pada area ini sering mengalami kesulitan mengendalikan emosi terutama emosi kemarahan.
Dan begitu juga dengan perasaan jatuh cinta, dimana jatuh cinta ini menjadi tugas dari sistem limbik. Hal ini mungkin terdengar aneh tetapi awal dari cinta terkait dengan respon stress yang dituju oleh hipotalamus dan ketika perasaan ini tumbuh menjadi hormon oksitosin dan hormon dopamin dan salah satu fungsi dari hormon dopamin adalah menyembuhkan perasaan positif termasuk jatuh cinta. Sebuah studi tahun 2005 dilakukan dengan menunjukkan kepada peserta sebuah gambar seorang yang mereka cintai kemudian mereka juga ditunjukkan foto seseorang kenalannya dan ketika diperlihatkan gambar seorang yang mereka cintai maka para partisipan mengalami peningkatan aktivitas di bagian otak yang kaya akan informasi. Selain itu, hormon lainnya yakni oksitosin atau yang biasa disebut dengan sebagai hormon cinta. Hal ini karena hormat cinta akan meningkat ketika dekat dengan seorang yang ia sayang dan hormon ini diproduksi dan dilepaskan. Selanjutnya adalah hormon vasopresind di mana hormon ini dilepas melalui kelenjar hipofisis yang terlibat dalam ikatan sosial dengan masalah pasangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H