Mohon tunggu...
maulidah putri
maulidah putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mengekspresikan pemikiran

bismillah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Hubungan 2 Area Otak dengan Bahasa

5 Mei 2022   19:37 Diperbarui: 12 Mei 2022   02:42 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

area broca ini terletak pada lobus frontalis di depan dari ujung motor atau korteks motorik kemudian area broca akan memproses informasi yang diterima dari area wernicke sehingga akan menjadi bentuk vokalisasi yang terkoordinasi dan akhirnya akan diproyeksikan untuk membentuk artikulasi ketika kita berbicara. Oleh karena itu, Ke area itulah korteks motorik yang akan mengontrol gerakan dari bibir, lidah, dan otot di sekitar mulut kita untuk akhirnya kita dapat berbicara.

Selain itu, Di dalam otak dan bahasa juga terdapat dua aspek yang dapat menyebabkan kita bisa berkomunikasi yang pertama adalah aspek sensoris dan yang kedua adalah aspek motorik. Aspek sensorik adalah output bahasa yang melibatkan mata, telinga, area visual primer dan area auditori primer yang termasuk juga area asosiasi visual dan auditorium. sedangkan, aspek motorik ini melibatkan dua stadium utama yang pertama yakni bagaimana kita membentuk pikiran untuk diekspresikan sekaligus memilih kata-kata yang akan digunakan pada area wernicke. 

kemudian aspek kedua yakni bagaimana kita mengatur motorik vokalisasi dan kerja nyata dari vokalisasi itu sendiri yaitu pergerakan otot-otot yang ada di sekitar mulut dan juga otot-otot yang ada di sekitar tenggorokan yang akhirnya kita bisa memproduksi kata-kata yang diaktifkan oleh korteks.

Dengan berkembangnya teknologi dengan menggunakan teknik yang lebih modern, para peneliti mulai mempelajari hal-hal baru tentang daerah otak lain yang tampaknya berperan penting dalam bahasa yakni dengan jenis tes tertentu yang disebut tas wada. Tes ini membantu menunjukkan bagaimana bahasa dialokasi ke satu sisi otak atau bagian otak yang lain. namun, jangan coba tes ini di rumah karena di mana tes ini biasanya pasien disuntik dengan melalui arteri karotis yang membuat otak tertidur yang kemudian tetap dapat melakukan tes kognitif yang berbeda pada pasien untuk menentukan hal-hal apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan ketika setengah dari otak mereka tidak berfungsi. 

Selain itu, pengujian semacam ini yang menemukan  hasil penelitian bahwa kebanyakan orang dalam memproses bahasa di belahan otak dominan mereka  biasanya menggunakan belahan kiri yang mengontrol sisi kanan tubuh dan ketika belahan itu ditidurkan pasien mengalami kesulitan berbicara dan memahami bahasa.

Selain itu, proses bahasa sendiri dalam otak memiliki beberapa tahapan yang terdiri dari fase induksi ujaran, proses membaca keras, dan pemahaman ajaran. Proses produksi ujaran ini terjadi dalam area wernicke kemudian dikirim ke area broca untuk mengubah pesan menjadi pasangan simbol bermakna. Selanjutnya pada tahap membaca keras, korteks visual menerima dalam bentuk tulisan lalu ditransmisikan melalui urusan gularis ke area wernicke yang diasosiasikan dengan gambaran auditoris.

 Pada proses pemanenan ujaran ini, ditandai dengan diterimanya informasi di korteks auditoris dari telinga dan ditransmisikan melintasi area wernicke yang akan diterjemahkan. Penelitian terbaru juga menyatakan bahwa, informasi mengenai bahasa terbagi menjadi dua bagian yang disebut dengan dual screen model. Di mana model ini menjelaskan bahwa, informasi yang kita dapatkan jika dikirim ke dorsal pathway. pada kedua bagian ini aliran central meneruskan informasi di sepanjang bagian otak yang lalu mengidentifikasi dan memahami maksud dari isi pembicaraan.

Tidak hanya itu, dengan penelitian lain menunjukkan bahwa pada usia 5 tahun 90% otak anak-anak sudah mulai terbentuk. sekiranya selama tahun ini   di saat menerima pengalaman yang merangsang di mana pusat bahasa dan bagian lain  otak mungkin akan kekal lemah seumur hidup. dan pada 1 tahun pertumbuhan otak bahasa kita paling kuat sekiranya kita mengkaji otak pembangunan dengan kaca sinar baru.

 dimana pembentukan selama 11 bulan pertama dan 15 tahun akan datang kita dapat melihat betapa pentingnya 5 tahun pertama pertumbuhan di bagian otak yang bertanggung jawab untuk proses bahasa antara kelahiran dan usia 3 tahun. Lalu bagaimanakah dengan teori bahwa belajar bahasa yang paling efektif pada saat anak-anak?

Menurut teori, anak-anak lebih mudah belajar bahasa karena otak mereka sedang mengalami perkembangan plastisitas otak secara besar. sehingga anak-anak bisa menggunakan otak kanan dan kiri dalam mempelajari bahasa. Sementara proses berbahasa pada orang dewasa sendiri menggunakan otak kiri saja. namun, dengan penelitian terbaru menunjukkan bahwa orang dewasa yang mempelajari bahasa tentu menunjukkan emosi lebih sedikit dengan pendekatan lebih rasional ketika menemui masalah dalam mempelajari bahasa kedua. Hal ini membuktikan bahwa belajar bahasa baru saat dewasa juga masih sangat efektif untuk dilakukan

Oleh karena itu, terlepas belajar bahasa ketika anak-anak atau dewasa memiliki beberapa manfaatnya nih seperti banyaknya aktivitas terjadi di bagian tertentu dalam otak dimana ketika kita sedang menggunakan bahasa dan tidak hanya itu bahasa kedua juga berdampak pada fungsi latarrlisasi yang berjalan dengan maksimal yang berdampak pada kemudahan dalam proses dan menyimpan informasi baru dan dapat terhindarkan dari penyakit yang berkaitan dengan memori seperti alzheimer dan demensia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun