Bahasa adalah bagian yang terpenting dari apa artinya menjadi manusia. Kami sebagai makhluk sosial menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dan terhubung dengan sesama manusia.Â
Lebih dari itu, bahasa itu merupakan komunikasi yang kompleks dan komunikasi yang kompleks itu membutuhkan arsitektur saraf yang cukup rumit. Namun, pada artikel kali ini mari kita mempelajari tentang otak dan bahasa.
Bahasa umumnya dianggap universal dan unik untuk semua manusia dan memiliki hubungan timbal balik dengan pikiran otak manusia
 Hebatnya bayi belajar bahasa utama mereka hanya dengan mengenalnya dan tidak memerlukan pengajaran khusus. dan di mana, anak tunarungu yang tumbuh menggunakan bahasa isyarat formal yang sering kali menciptakan rumah mereka sendiri untuk berkomunikasi dengan keluarga dan teman-temannya walaupun kita tidak memiliki alat seperti FMRI atau EEG untuk melihat ke dalam otak seperti yang ahli otak lakukan hari ini yang membuatnya cukup menantang untuk mempelajari ilmu saraf. Namun sangat sulit untuk melihat dari dekat bahwa apa yang terjadi di otak dalam memproduksi bahasa.
Bahasa juga merupakan salah satu basic fundamental dalam intelegensi manusia dan sangat penting dalam budaya manusia. Ada sekitar diperkirakan 5000 bahasa dan dialek bahasa di seluruh dunia. Bahasa merupakan sistem untuk mempresentasikan dan mengkomunikasikan informasi dengan menggunakan kombinasi kata-kata sesuai dengan nilai dramatikal. jadi, walaupun ada perbedaan antara yang mana kata benda, kata kerja, dan kata sifat yang diletakkan dalam antara satu bahasa dan bahasa lainnya namun bahasa itu ditujukan supaya kita dapat berkomunikasi antara satu sama lain.
Bahasa dapat diekspresikan melalui berbagai cara seperti dengan gestur, mimik wajah atau dengan bahasa tulisan, dan juga dengan perkataan maupun suara. Bahasa sendiri merupakan sistem dimana kita dapat memproduksi bunyi dan gestur sehingga kita dapat berkomunikasi.
 Bahasa itu datang dari otak kita melalui sistem auditoris maupun visual. dan kita dapat menyampaikan sesuatu dengan berbicara maupun menulis dengan tangan yaitu dengan sistem motorik. Dimana berbicara merupakan bentuk komunikasi yang dapat didengar yang dihasilkan dari suara manusia.
Mengenai fisiologi, bahasa merupakan salah satu perbedaan penting antara manusia dengan hewan tingkat rendah yang terdapat pada adanya fasilitas pada manusia untuk bisa berkomunikasi dengan sesamanya. dari pengertian itu, bahwa otak manusia berbeda dengan hewan dengan seiring dengan perjalanan waktu dan dengan tumbuh kembangnya ilmu pengetahuan. Maka diketahui, jika terjadi kerusakan pada otak maka proses komunikasi dalam produksi bahasa itu akan terganggu.
Adapun penelitian paling awal tentang daerah otak yang terlibat dalam bahasa berasal dari studi kasus pasien yang menderita Lesi otak yang mengakibatkan kematian. Jaringan otak ini membantu para ahli menemukan dua wilayah otak utama yang berperan dalam proses berbahasa yakni area broca dan area wernicke.Â
Area broca ditemukan oleh seorang pria bernama Paul broca yang merupakan seorang dokter Perancis. Area broca ini merupakan area di mana manusia tahu persis apa yang ingin mereka katakan namun mereka hanya tidak dapat menemukan kata-kata atau menggunakan bahasa untuk mendeskripsikannya dengan benar. Sedangkan area wernicke ditemukan oleh seorang ahli saraf Jerman yang bernama Carl wernicke di mana dia yang pertama kali memperhatikan hubungan antara kerusakan pada bagian belakang korteks superior dan jenis kesulitan tertentu dalam berbicara.
Namun, pada area ini terdapat gangguan yang disebut dengan gangguan afasia. di mana, pada afasia ini membuat seorang pasien sulit memahami bahasa dengan benar tetapi mereka tidak memiliki masalah dalam produksi bahasa dan kalimat gramatikal yang tidak masuk akal. Inilah sebabnya afasia ini kadang-kadang disebut dengan afasia lancar. Karena itu bagian-bagian otak ini bertanggung jawab untuk komunikasi dimana area ini merupakan tempat untuk kompresi informasi yang masuk secara auditoris maupun secara visual. area ini nanti akan diproyeksikan via fasikulus arkuatus ke area broca.Â
area broca ini terletak pada lobus frontalis di depan dari ujung motor atau korteks motorik kemudian area broca akan memproses informasi yang diterima dari area wernicke sehingga akan menjadi bentuk vokalisasi yang terkoordinasi dan akhirnya akan diproyeksikan untuk membentuk artikulasi ketika kita berbicara. Oleh karena itu, Ke area itulah korteks motorik yang akan mengontrol gerakan dari bibir, lidah, dan otot di sekitar mulut kita untuk akhirnya kita dapat berbicara.
Selain itu, Di dalam otak dan bahasa juga terdapat dua aspek yang dapat menyebabkan kita bisa berkomunikasi yang pertama adalah aspek sensoris dan yang kedua adalah aspek motorik. Aspek sensorik adalah output bahasa yang melibatkan mata, telinga, area visual primer dan area auditori primer yang termasuk juga area asosiasi visual dan auditorium. sedangkan, aspek motorik ini melibatkan dua stadium utama yang pertama yakni bagaimana kita membentuk pikiran untuk diekspresikan sekaligus memilih kata-kata yang akan digunakan pada area wernicke.Â
kemudian aspek kedua yakni bagaimana kita mengatur motorik vokalisasi dan kerja nyata dari vokalisasi itu sendiri yaitu pergerakan otot-otot yang ada di sekitar mulut dan juga otot-otot yang ada di sekitar tenggorokan yang akhirnya kita bisa memproduksi kata-kata yang diaktifkan oleh korteks.
Dengan berkembangnya teknologi dengan menggunakan teknik yang lebih modern, para peneliti mulai mempelajari hal-hal baru tentang daerah otak lain yang tampaknya berperan penting dalam bahasa yakni dengan jenis tes tertentu yang disebut tas wada. Tes ini membantu menunjukkan bagaimana bahasa dialokasi ke satu sisi otak atau bagian otak yang lain. namun, jangan coba tes ini di rumah karena di mana tes ini biasanya pasien disuntik dengan melalui arteri karotis yang membuat otak tertidur yang kemudian tetap dapat melakukan tes kognitif yang berbeda pada pasien untuk menentukan hal-hal apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan ketika setengah dari otak mereka tidak berfungsi.Â
Selain itu, pengujian semacam ini yang menemukan  hasil penelitian bahwa kebanyakan orang dalam memproses bahasa di belahan otak dominan mereka  biasanya menggunakan belahan kiri yang mengontrol sisi kanan tubuh dan ketika belahan itu ditidurkan pasien mengalami kesulitan berbicara dan memahami bahasa.
Selain itu, proses bahasa sendiri dalam otak memiliki beberapa tahapan yang terdiri dari fase induksi ujaran, proses membaca keras, dan pemahaman ajaran. Proses produksi ujaran ini terjadi dalam area wernicke kemudian dikirim ke area broca untuk mengubah pesan menjadi pasangan simbol bermakna. Selanjutnya pada tahap membaca keras, korteks visual menerima dalam bentuk tulisan lalu ditransmisikan melalui urusan gularis ke area wernicke yang diasosiasikan dengan gambaran auditoris.
 Pada proses pemanenan ujaran ini, ditandai dengan diterimanya informasi di korteks auditoris dari telinga dan ditransmisikan melintasi area wernicke yang akan diterjemahkan. Penelitian terbaru juga menyatakan bahwa, informasi mengenai bahasa terbagi menjadi dua bagian yang disebut dengan dual screen model. Di mana model ini menjelaskan bahwa, informasi yang kita dapatkan jika dikirim ke dorsal pathway. pada kedua bagian ini aliran central meneruskan informasi di sepanjang bagian otak yang lalu mengidentifikasi dan memahami maksud dari isi pembicaraan.
Tidak hanya itu, dengan penelitian lain menunjukkan bahwa pada usia 5 tahun 90% otak anak-anak sudah mulai terbentuk. sekiranya selama tahun ini  di saat menerima pengalaman yang merangsang di mana pusat bahasa dan bagian lain  otak mungkin akan kekal lemah seumur hidup. dan pada 1 tahun pertumbuhan otak bahasa kita paling kuat sekiranya kita mengkaji otak pembangunan dengan kaca sinar baru.
 dimana pembentukan selama 11 bulan pertama dan 15 tahun akan datang kita dapat melihat betapa pentingnya 5 tahun pertama pertumbuhan di bagian otak yang bertanggung jawab untuk proses bahasa antara kelahiran dan usia 3 tahun. Lalu bagaimanakah dengan teori bahwa belajar bahasa yang paling efektif pada saat anak-anak?
Menurut teori, anak-anak lebih mudah belajar bahasa karena otak mereka sedang mengalami perkembangan plastisitas otak secara besar. sehingga anak-anak bisa menggunakan otak kanan dan kiri dalam mempelajari bahasa. Sementara proses berbahasa pada orang dewasa sendiri menggunakan otak kiri saja. namun, dengan penelitian terbaru menunjukkan bahwa orang dewasa yang mempelajari bahasa tentu menunjukkan emosi lebih sedikit dengan pendekatan lebih rasional ketika menemui masalah dalam mempelajari bahasa kedua. Hal ini membuktikan bahwa belajar bahasa baru saat dewasa juga masih sangat efektif untuk dilakukan
Oleh karena itu, terlepas belajar bahasa ketika anak-anak atau dewasa memiliki beberapa manfaatnya nih seperti banyaknya aktivitas terjadi di bagian tertentu dalam otak dimana ketika kita sedang menggunakan bahasa dan tidak hanya itu bahasa kedua juga berdampak pada fungsi latarrlisasi yang berjalan dengan maksimal yang berdampak pada kemudahan dalam proses dan menyimpan informasi baru dan dapat terhindarkan dari penyakit yang berkaitan dengan memori seperti alzheimer dan demensia.Â
Berdasarkan fakta-fakta tersebut, tidak menjadikan seseorang lebih cerdas tetapi membuat otak lebih sehat, kompleks dan aktif. Oleh karena itu, jangan pernah berhenti untuk belajar bahasa baru walaupun sudah dewasa dan selalu mengikuti banyak kegiatan yang bermanfaat agar otak kita tetap aktif dan berfungsi secara optimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H