Mohon tunggu...
Maulida AzharHanifah
Maulida AzharHanifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Psikologi Islam

Mahasiswi Psikologi Islam UIN RMS Surakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meningkatkan Motivasi Belajar Anak dengan Media Pembelajaran Games

16 Agustus 2021   20:00 Diperbarui: 16 Agustus 2021   20:05 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi Covid-19

Sektor Pendidikan Anak

Akhir tahun 2019, menjadi momentum tidak membahagiakan bagi masyarakat dunia tidak terkecuali Indonesia. Munculnya virus varian baru yang disebut dengan corona virus, menjadi momok menakutkan yang telah melumpuhkan berbagai organ vital negara. Setidaknya terdapat tiga organ vital Negara Indonesia yang telah direnggutnya yaitu kesehatan, perekonomian, dan pendidikan. 

Indonesia dihadapkan pada pilihan prioritas kepentingan mana yang akan terlebih dahulu diselamatkan. Alhasil muncullah berbagai macam uji coba kebijakan untuk menemukan keselarasan pada segala sisinya. 

Seperti halnya pada sektor pendidikan, kondisi pandemi tidak memungkinkan kembali untuk dilakukan pembelajaran tatap muka seperti biasanya. 

BDR (Belajar Dari Rumah) dan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) menjadi solusi terbaik pada saat pandemi untuk menjaga kesehatan dan keslamatan tumbuh kembang peserta didik dalam pemenuhan layanan ilmu pengetahuan. 

Tiga kunci keberhasilan metode pembelajaran ini adalah gaway, sinyal dan kuota, serta aksi partisipatif pendidik dan peserta didik dalam menyampaikan dan menerima materi pembelajaran meskipun berada pada sebuah layar.

Jenuh, bosan, mata pedas, dan lelah sudah menjadi keluhan yang tidak ada habisnya diutarakan oleh pelajar mulai dari sekolah dasar sampai jenjang perkuliahan. Sekolah dasar menjadi jenjang yang paling mendramatiskan dalam menghadapi perubahan kelas pembelajaran pandemi tersebut.

Kebutuhan gaway sebagai media, sinyal dan kuota sebagai sumber daya, serta pendampingan orang tua menjadi perdebatan keseharian dalam penerapan di lapangan. Pasalnya tidak semua anak mempunyai gaway, tidak semua anak mempunyai sinyal dan kuota, serta tidak semua orang tua bisa mendampingi anak karena harus bekerja. 

Pola ini akan sangat merepotkan ketika dihadapkan pada sifat naluriah usia anak yang erat kaitannya dengan dunia bermain.

Siapa kemudian yang dapat disalahkan dengan ketidakadilan pendidikan ini? tentu saja tidak ada. Karena semua pihak tengah mengusahakan usaha terbaiknya untuk menjaga kesehatan dan keselamatan tumbuh kembang peserta didik dalam hal ilmu pengetahuan. Oleh karena itu diperlukannya kerjasama yang baik dan tulus dari guru dan orang tua murid dalam mendampingi proses belajar anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun