Pak rudi juga mengajak kita untuk melihat replika-replika dari rumah-rumahan yang akandibakar. Seperti rumah, pesawat, mobil dan benda-benda kesukaan orang yang telah meninggal akan dibakar. Tradisi ini memiliki maksud tersendiri, yaitu sebagai wujud rasa cinta kepada orang yang telah tiada. Atau yang biasa disebut sebagai Kouw Chua, yang digunakan pada hari raya Cheng Beng. Hari penghormatan kepada para leluhur yang jatuh pada minggu pertama setiap bulan April. Nah, pada upacara kematian masyarakat Tionghoa akan memanjadkan doa dan membakar Kouw Chua.
Mungkin sedikit banyak hal yang bisa aku ceritakan ke kalian semua mengenai Klenteng Eng An Kiong. Terima Kasih disampaikan kepada Pak Rudi dan semua pihak yang sudah terlibat dalam penulisan artikel saya. Dengan mengunjungi Kelenteng Eng An Kiong dan bertemu dengan Pak Rudi, membuat saya memahami dan mengerti tentang budaya umat Konghucu. Terima Kasih semua, happy reading and see you guys!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H