Mohon tunggu...
Maulaya Arinil Haq
Maulaya Arinil Haq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sastra Inggris UIN Raden Mas Said Surakarta

Mahasiswa S1 Sastra Inggris yang menyukai hal-hal tentang sejarah, kebudayaan juga fotografi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Pasar Legen: Sebuah Kearifan di Desa Banjarharjo, Kebakkramat

31 Juli 2024   18:00 Diperbarui: 31 Juli 2024   19:51 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banjarharjo, desa yang menjadi bagian Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar ini  memiliki satu kearifan lokal yang menarik yang sudah ada lebih dari 30 tahun lamanya. Desa ini telah dikenal masyarakat dengan adanya pasar yang dilaksanakan setiap hari legi atau diselenggarakan 5 hari sekali sesuai penanggalan Jawa. Pasar ini disebut dengan Pasar Legen yang terletak di lapangan pasar dukuh Sawahan yang dibuka mulai dari pukul 06.00 hingga pukul 08.00 pagi.

Sejarah berdirinya Pasar Legen ini diinisiasi oleh Bapak Abdul Syamsuri, Ibu Sakiyem, Ibu Rahman tokoh masyarakat di Desa Banjarharjo bersama dengan warga dukuh Sawahan dalam mengintegrasi perekonomian di desa Banjarharjo. Pada awal mula pembentukan, pasar ini dulunya dinamakan Pasar Baksari dan belum diadakan secara 5 hari sekali seperti sekarang. Pembukaan Pasar Baksari yang dilaksanakan pada tahun 1980-an diadakan dengan sangat meriah hingga mendatangkan hiburan kesenian Reog dari Jawa Timur sehingga pasar ini ramai sekali dikunjungi oleh pedagang juga masyarakat sekitar.

Namun seiring berjalannya waktu, di akhir tahun 1980 pasar ini berubah nama menjadi Pasar Muncul yang hanya muncul setiap hari legi dan juga hari wage saja dikarenakan semakin banyak pasar yang dibuka di dekat jalan-jalan besar. Dan lambat laun, Pasar Muncul pun  semakin sepi ketika adanya Pasar Cegatan, pasar yang ada di perempatan setiap desa yang membuat para pedagang Pasar Muncul lebih memilih untuk berjualan di Pasar Cegatan karena mengingat lokasi Pasar Muncul yang jauh.

Sehingga pada akhirnya, Pasar ini hanya dilakukan atau digelar pada hari legi sesuai penanggalan Jawa dan berakhirlah nama pasar menjadi Pasar Legen hingga sekarang. 

Untuk mengintegrasikan lagi Pasar Legen yang ada di Desa Banjarharjo ini, Pemerintah desa atas arahan Bapak Sukirno, Kepala Desa Banjarharjo pun akhirnya membangun dan merenovasi lokasi Pasar Legen pada tahun 1997 dan masih bertahan hingga sekarang.

Lokasi Pasar Legen, 18 Juli 2024/dokpri
Lokasi Pasar Legen, 18 Juli 2024/dokpri

Walaupun digerus oleh arus globalisasi, Pasar Legen yang terletak di dukuh Sawahan ini masih bisa eksis sampai sekarang dan memutarkan roda perekonomian para pedagang yang mayoritas datang dari desa Sukorejo juga warga Desa Banjarharjo itu sendiri. Berbeda dengan awal Pasar Baksari yang menjual berbagai kebutuhan hidup, Pasar Legen versi sekarang menjual beberapa dagangan saja seperti nasi liwet, jamu, gethuk, bumbu dapur dan lain sebagainya.

Pasar Legen di Desa Banjarharjo bukan sekedar pasar pada umumnya, namun Pasar Legen ini adalah simbol kearifan yang mencerminkan nilai-nilai kebersamaan, keberlanjutan ekonomi dan pelestarian sebuah budaya yang telah ada. Pasar Legen Banjarharjo memperlihatkan bagaimana masyarakat desa merawat sebuah kerifan tradisi desa sebagai salah satu ciri khas identitas Desa Banjarharjo di tengah arus globalisasi yang semakin bersaing. Pasar legen ini tidak hanya sebagai tempat aktivitas jual-beli barang saja, namun juga sebuah tempat pelestarian budaya Jawa yang adiluhung.

 

(Hasil wawancara KKN Transformatif UIN Raden Mas Said Surakarta dengan Bapak Widodo dan Ibu Tutik selaku tokoh masyarakat Dukuh Sawahan, Banjarharjo)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun