Mohon tunggu...
simaulss
simaulss Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat Lintas Ruang

Bercakap, Berjabat, Beramal

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mengikis Oligarki

2 Oktober 2019   18:24 Diperbarui: 2 Oktober 2019   23:03 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana ruang sidang paripurna I yang terisi penuh oleh tamu undangan saat menyambut Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al Saud, Kamis (2/2/2017).(KOMPAS.com/Nabilla Tashandra)

Saya punya dua usulan guna mencegah terjadinya kondisi mengerikan itu. Pertama, mengoptimalkan peran kelompok penekan (pressure group). Mereka adalah para mahasiswa, aktivis, jurnalis, serta LSM.

Dengan membawa idealisnya, Mereka lah corong yang sudah semestinya bersuara lantang menentang oligarki. Mereka harus terus mendidik masyarakat tentang bahaya oligarki, mengapa harus ditolak, dan bagaimana upaya mulia ini dapat berhasil.

Kedua, melalui enterprenuership. Karakteristik oligarki ialah persekongkolan kepemilikan suatu aset atau sumber daya. Karenanya, dunia wirausaha harus didorong agar masyarakat bisa mandiri, memiliki usaha sendiri, mengelola finansial sendiri, mengatur konsep dan sistem sendiri.

Muara dari praktik ini, adalah masyarakat tidak bergantung pada suatu sumber modal saja, seperti ikut dalam arus oligarki lantaran tidak ada pilihan lain, terjebak dalam permainan para cukong sebab sistemnya sudah diatur demikian.

Wirausaha harus dicetak sebanyak mungkin agar perputaran ekonomi tidak hanya digilarkan oleh mereka yang memegang kendali atas nama wakil rakyat, tetapi disebarluaskan, dapat dirasakan oleh banyak orang.

Rakyat harus jadi sebenar-benarnya raja, bukan wakilnya. Ke depannya, kondisi ini akan terus kita temukan di kehidupan politik. "jangan harap hasil berbeda jika dikerjakan dengan cara yang sama," begitu petuah Rizal Ramli.

Orang-orang di Senayan juga di Medan Merdeka Timur sana boleh berganti, Tetapi pola pikir yang membudaya diperparah minimnya aksi penentangan masyarakat sipil jelas tidak akan mengubah keadaan apapun.

Pada akhirnya, kehendak kita semua sama menentang praktik-praktik oligarki yang bertopeng itu, yaitu  untuk kesejahteraan yang merata hingga pelosok negeri, bukan pelosok elite.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun