Mohon tunggu...
Resa Maulana Wijanarko
Resa Maulana Wijanarko Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atmajaya Yogyakarta

Gamer, Fotografer, Video Editor. Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Wabah Plagiarisme di Media Massa

26 Oktober 2020   08:01 Diperbarui: 26 Oktober 2020   21:31 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu kali berita yang ia tulis disadur berkali-kali oleh banyak media dengan seenaknya. Media-media itu menyadur tulisan Ihsan tanpa menyebut sumber dan membuat judul bombastis dari informasi yang didapat Ihsan.

Menurut Ihsan, tindakan mengutip tanpa menyebut sumber itu kerap terjadi. Sebuah berita eksklusif hasil liputan teman kantor Ihsan juga menjadi korban. 

Media-media lain yang mengutip isi berita itu mengubah sedikit narasi berita, tetapi tidak menuliskan sumber informasi mereka. Fenomena seperti yang dialami Ihsan ini bisa jadi terjadi di daerah-daerah lain.

Jurnal berjudul "Praktik Junalisme Kloning di Kalangan Wartawan Online" mengonfirmasi hal itu. Peneliti dari Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad Tsana Garini menemukan, maraknya praktek berbagi informasi di kalangan wartawan Jakarta. Kadang para wartawan ini juga saling berbagi "berita jadi". Tiap wartawan yang mendapat berita jadi itu hanya akan melakukan sedikit perubahan atau parafrase.

Karena praktek "kloning" itu, tak heran banyak berita media online yang hampir serupa satu sama lain. Praktek ini begitu dekat sekali dengan praktek plagiat. Tak cuma itu, praktek ini juga rentan membuat misinformasi dapat tersebar dengan cepat di kalangan wartawan, seperti yang terjadi saat Bom Thamrin pada 2016. Pada akhirnya, ini akan merugikan masyarakat.

Sejauh ini, Kode Etik Dewan Pers gagal membendung tindakan mengutip seenaknya. Untuk menghindari plagiat dan dampak buruk itu, Dewan Pers mesti menulis panduan rinci mengenai plagiarisme. Panduan itu perlu memberikan berbagai ciri tulisan plagiat dan cara menghindari tindakan plagiat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun