Mohon tunggu...
Muhammad Maulana Irfat Sarjana
Muhammad Maulana Irfat Sarjana Mohon Tunggu... Lainnya - Fotonya Asli

"Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga" 20107030060 Hobi MageR

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Kebelet Nikah? Kenali Tanda Tandanya Jika Kamu Sudah Siap Menikah

8 April 2021   14:36 Diperbarui: 25 Juni 2021   13:34 2574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebanyakan orang memiliki rencana dan harapan yang berbeda-beda saat sedang menjalin suatu hubungan. Ada yang masih ingin berkelana, mencoba mengenal lebih jauh lagi, atau sudah berorientasi pada jenjang selanjutnya yaitu pernikahan. Sebuah tanda yang mendorong seseorang untuk siap dalam menikah bukan hanya soal usia saja, tetapi lebih jauh lagi melibatkan kesiapan fisik, mental, dan finansial.

Suatu hal yang perlu diingat adalah pernikahan tak sekadar euforia melegalkan status dengan pasangan saja, tapi perlu komitmen seumur hidup. terkadang tanda-tanda seseorang siap nikah bisa sangat jelas terlihat, seperti frekuensi membicarakan rencana pernikahan secara terbuka. Namun tidak semua orang menunjukkan hal ini dengan jelas. Ada yang ekspektasi dan tenggat waktunya masih samar.

 Berikut ini adalah tanda tanda jika seseorang sudah siap menikah : 

 1. Bukan karena paksaan

Masyarakat di Indonesia memiliki kebiasaan yang masih melekat yaitu kerap mencampuri urusan orang lain ketika harus mengambil keputusan personal seperti kapan menikah. Belum lagi paksaan atau teror ketika seseorang sudah mencapai usia tertentu namun belum ada tanda-tanda akan menikah.

Akan tetapi yang pasti, seseorang yang siap nikah adalah mereka yang mengambil keputusan itu bukan karena paksaan atau teror dari sekitar. Entah itu dari keluarga, tetangga, teman, dan banyak lagi. Jika pernikahan dijadikan ajang pembuktian untuk mematahkan teror dari sekitar, seringkali kesiapan mental menjadi nomor sekian.

2. Berkaca pada pernikahan orangtua

Ketika pasangan sering berbicara tentang pernikahan orangtuanya yang menyenangkan dan langgeng, itu indikasi bahwa mereka siap nikah dan bersemangat memulai komitmen serupa dengan yang sudah dilakukan orangtua. Jika topik semacam ini muncul, bahas tentang kesiapan masing-masing pihak dengan detil.

3. Memperkenalkan dengan keluarga besar

Tanda-tanda lain seseorang siap menjalin komitmen ke jenjang pernikahan adalah tidak ragu memperkenalkan pasangan kepada keluarga besar, bukan hanya keluarga inti saja. Jika ada perbedaan pandangan tentang hal ini semisal pasangan tidak ingin diajak berkenalan dengan keluarga lebih cepat, diskusikan dan cari jalan tengah. Jangan ada yang merasa terpaksa.

4. Merencanakan kehidupan berkeluarga

Antusiasme seseorang yang siap nikah bisa dilihat dari rencananya ke depan. Bukan hanya soal bagaimana pesta pernikahan akan digelar berikut tema warnanya saja, tapi bagaimana kehidupan setelah sudah hidup bersama sebagai suami istri. Termasuk mendiskusikan bagaimana menyelaraskan perbedaan saat harus bersama-sama satu atap 24 jam dalam sehari.

5. Mandiri

Kemandirian tak hanya bisa dinilai secara finansial saja, tapi juga mental. Orang yang siap nikah pada dasarnya adalah mereka yang bisa mengurus diri sendiri tanpa orang lain. Jadi, menikah bukan dijadikan celah untuk memiliki pasangan yang bisa membantu mengurus dirinya.

Kesiapan finansial juga berhubungan dengan kemandirian. Orang yang sudah mandiri dan tidak lagi bergantung pada orangtuanya, atau setidaknya punya penghasilan sendiri dan bisa mengelolanya, menandakan kesiapannya untuk melangkah ke jenjang lebih jauh.

6. Percaya dengan pasangan

Kepercayaan adalah landasan setiap hubungan, itu pasti. Salah satu indikator seseorang siap nikah bisa dilihat dari hal ini. Ketika hubungan sudah serius dan tidak ada lagi trust issues seperti khawatir pasangan berbohong atau menutupi sesuatu, maka komitmen pernikahan bisa jadi pertimbangan.

Kepercayaan ini sangat vital karena menjadi dasar komitmen seseorang. Jika tidak ada kepercayaan, pernikahan di usia berapapun hanya akan membuat seseorang merasa insecure bahkan posesif.

7. Tidak ada keinginan mengubah pasangan

Tidak seperti yang banyak dipercaya orang-orang, pernikahan bukan ajang untuk mengubah pasangan. Jadi, pastikan indikator siap nikah ini termasuk menerima sifat negatif pasangan hingga seumur hidup. Tidak ada dongeng bahwa pernikahan akan membuat sifat seseorang berubah drastis. Jadi, pastikan bisa menghadapi sikap menyebalkan pasangan -- jika ada -- sebelum menikah dengannya. Apabila masih tidak bisa kompromi dengan sikapnya, bisa jadi dia bukan jodoh yang tepat.

8. Bisa menyelesaikan konflik

Tidak ada hubungan yang tidak diwarnai konflik. Justru dari sinilah kematangan emosi dan kedewasaan dinilai. Ketika ada konflik entah itu kecil atau besar, idealnya orang yang siap nikah sudah bisa mengatasinya secara dewasa, tanpa perlu berlebihan melibatkan orang lain. Kuncinya tentu saja pada komunikasi yang nantinya akan menjadi pondasi kuatnya pernikahan.

9. Penerimaan dari orang terdekat

Bukan hanya keluarga, indikator siap nikah lainnya juga bisa dilihat dari penerimaan orang terdekat. Ini penting, karena perspektif mereka tidak bias karena cinta sehingga menjadi subjektif. Jadi, tidak ada istilah bucin atau budak cinta karena bisa melihat dengan gamblang apakah pasangan ini layak menikah.

Untuk itu, hargai dan tanyakan pendapat teman-teman terdekat tentang pasangan saat ini. Kemukakan pula apakah kalian terlihat pantas untuk mengambil komitmen lebih jauh yaitu pernikahan? Jangan-jangan selama ini teman-teman tidak tahan melihat ketidakseimbangan dalam hubungan kalian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun