4. Merencanakan kehidupan berkeluarga
Antusiasme seseorang yang siap nikah bisa dilihat dari rencananya ke depan. Bukan hanya soal bagaimana pesta pernikahan akan digelar berikut tema warnanya saja, tapi bagaimana kehidupan setelah sudah hidup bersama sebagai suami istri. Termasuk mendiskusikan bagaimana menyelaraskan perbedaan saat harus bersama-sama satu atap 24 jam dalam sehari.
5. Mandiri
Kemandirian tak hanya bisa dinilai secara finansial saja, tapi juga mental. Orang yang siap nikah pada dasarnya adalah mereka yang bisa mengurus diri sendiri tanpa orang lain. Jadi, menikah bukan dijadikan celah untuk memiliki pasangan yang bisa membantu mengurus dirinya.
Kesiapan finansial juga berhubungan dengan kemandirian. Orang yang sudah mandiri dan tidak lagi bergantung pada orangtuanya, atau setidaknya punya penghasilan sendiri dan bisa mengelolanya, menandakan kesiapannya untuk melangkah ke jenjang lebih jauh.
6. Percaya dengan pasangan
Kepercayaan adalah landasan setiap hubungan, itu pasti. Salah satu indikator seseorang siap nikah bisa dilihat dari hal ini. Ketika hubungan sudah serius dan tidak ada lagi trust issues seperti khawatir pasangan berbohong atau menutupi sesuatu, maka komitmen pernikahan bisa jadi pertimbangan.
Kepercayaan ini sangat vital karena menjadi dasar komitmen seseorang. Jika tidak ada kepercayaan, pernikahan di usia berapapun hanya akan membuat seseorang merasa insecure bahkan posesif.
7. Tidak ada keinginan mengubah pasangan
Tidak seperti yang banyak dipercaya orang-orang, pernikahan bukan ajang untuk mengubah pasangan. Jadi, pastikan indikator siap nikah ini termasuk menerima sifat negatif pasangan hingga seumur hidup. Tidak ada dongeng bahwa pernikahan akan membuat sifat seseorang berubah drastis. Jadi, pastikan bisa menghadapi sikap menyebalkan pasangan -- jika ada -- sebelum menikah dengannya. Apabila masih tidak bisa kompromi dengan sikapnya, bisa jadi dia bukan jodoh yang tepat.
8. Bisa menyelesaikan konflik