Robin Hood
Legenda itu bermula di sebuah tempat di inggris raya, Nottinghamshire yang dipimpin oleh Tirani kejam, Sheriff of Nothingham, Robin Hood tampil sebagai pahlawan rakyat jelata dan sekaligus musuh bagi para penguasa dengan merampok kaum berada dan membagikannya pada rakyat jelata.Â
Robin Hood dikisahkan memiliki pasukan berjumlah 140 orang dengan basis pergerakan di hutan Sharewood dan di bantu oleh teman-temannya yang di kenal dengan The Merry Men.
Ahli sejarah dan peneliti memiliki kesimpulan yang sama bahwa Robin Hood mungkin pernah hidup di akhir abad 13 sekitar tahun 1261 - 1300.
Si pitung
Masa mudanya, dihabiskan dengan mempelajari ilmu silat dengan pengawasan gurunya di Rawabelong selama mempelajari silat.
Kehebatan gerak silat Pitung diuji ketika usai menjual kambing di Tanah Abang. Uang hasil penjualan dicopet segerombolan pemuda. Terjadilah perkelahian dengan kawanan pencopet. Dalam beberapa jurus, seluruh copet kampung itu terkapar ditanah. Melihat kehebatan korbannya, kawanan pencopet itu malah meminta agar Pitung menjadi pemimpin mereka.
Menjadi pemimpin pencopet, Pitung mulai beraksi. Namun kali ini korbannya bukan warga biasa karena ia pernah berjanji untuk membela warga yang lemah. Selama belajar silat itu, Pitung merasakan kehidupan orang Betawi dan Belanda (Eropa) sangat kontras. Dibalik penjajah yang disebut tuan besar, termasuk tuan-tuan tanah yang hidup mewah, Pitung melihat penderitaan rakyat kecil di sekitarnya.
Kondisi inilah yang membuat ia suka melakukan perampokan terhadap orang-orang kaya dan tuan-tuan tanah, yang membelenggu petani dengan berbagai blasting (pajak). Hasil rampokannya itu dibagi-bagikan kepada masyarakat miskin.
Sebagian kalangan meyakini Pitung lahir di Rawa Belong pada 1874. Diyakini pula dia meninggal ada usia 29 tahun, di tahun 1903, di daerah Bandengan Utara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Sejak kecil dia belajar mengaji dan silat di langgar yang ada di Kampung Rawa Belong.
Legenda Robin hood dan si Pitung yang melakukan perampokan maupun perompakan terhadap antek2 tirani kekuasaan dan penjajah belanda lalu dibagikan kepada rakyat kecil yg tertindas, tentu tidak bisa dipakai lagi dalam zaman sekarang.