Mohon tunggu...
Maulana Gustti
Maulana Gustti Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Write to Live to Write

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Peziarah di antara Kehidupan dan Kematianmu yang Kelam, Aline

19 November 2013   10:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:58 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ada salju dimatamu, Aline
Ada tanda kesedihan sudah lama membeku disana

Ketika sinar matahari pun tidak sanggup meluluhkannya…
Ketika jarum jam terus berputar dan tak mampu menghapuskan apa-apa

Aline kau menolak lupa akan sayatan-sayatan kenangan yang bermuara di setiap malam
Karena luka sudah terlalu tajam

Dan Kau mendendam, Aline

Kau habiskan beribu-ribu jejak langkah kaki menjauh yang sebenarnya kau hanya berputar-putar…
Hanya karena terlalu ketar

Katamu ini semua sudah terlalu jaddah
kenangan yang terlalu memekikkan gendang telinga, kata yang selalu indah

Kau terus menebak-nebak akankah kiamat tiba
Atau hanya seperti disebuah cafe yang sepi peminatnya…

Kau hanya merasa sendirian

Kenapa kenangan tidak seperti orang yang meninggalkanmu. . .
Pergi begitu saja tanpa harus ada jejak yang berbekas

Tidakkah setetes embun yang terjatuh di semangkuk supmu pagi tadi
Seperti kesedihan yang tertumpah dimasih banyak kebahagiaan yang tersisa?

Aline!!

Kau terlalu mabuk aline…
Karena terlalu banyak meregak kenangan malam tadi tentang ciuman pertama dan kancing bajumu yang terbuka…

Dan saat itu Malaikat pun akhirnya ikut menyaksikan kau bersenggama dengan air mata…

IYA!!

Air matamu sendiri…

Aline…

Sebenarnya Matamu pernah indah…
Sebelum jauh salju membekukan semuanya

Aline, Aline, Aline…

Sekali lagi ini hanya tentang prihal dimana kau merasa sendirian

Seperti sunyi adalah serupa ranting yang tlah patah akan angin semalam.

Dan kau, adalah penduka yang berziarah diantara hidup dan kematianmu sendiri yang kelam.

~MG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun