Dalam senja ku terbangun...
Menatap cakrawala kini kian redum....
Sinar yang yang terang berubah menjadi redup... kelam... dan gelap...
Senyum tawa yang terlihat jelas terkena sinar mentari kini tiada lagi...
Semua tenggelam seperti mentari tertelan oleh bumi...
Â
Kini hanya tersisa tetesan air hujan yang di balut dinginnya malam ...
Dingin yang membentang dari kepala hingga ujung kaki...
Dingin yang meraba hingga qolbu yang terdalam...
Tuhan... apakah Engkau telah takdirkan ini semua pada hambamu...
Apakah ini yang memang skenario sejak dahulu tersimpan di lauhul mahfudz..?
Mungkin skenario itu dapat kita ubah dengan doa dan perbuatankah??
Tuhan pasti hanya tersenyum jika kita mempermasalahkan itu..
Karena Tuhan tahu apa yang benar-benar terbaik bagi kita hamba-Nya..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H