Mohon tunggu...
Maulana Dany
Maulana Dany Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PGSD FTIK UNISNU Jepara

olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penguatan Profil Pelajar Pancasila Melalui Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

4 Januari 2024   16:46 Diperbarui: 4 Januari 2024   20:52 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENDAHULUAN.

Pendidikan nilai Pancasila dan Pendidikan Moral mengalami pasang surut dalam pelaksanaannya. Secara historis, upaya mewariskan, membudayakan moral dan nilai-nilai Pancasila telah berlangsung sejak awal kemerdekaan hingga sekarang. Namun, bentuk dan kekuatan mereka berbeda-beda berdasarkan zaman. Dipandu oleh situasi saat ini, pengamalan nilai-nilai Pancasila mengalami penurunan yang sangat signifikan. Banyaknya kasus tawuran, tawuran dan korupsi di masyarakat menggambarkan bahwa nilai-nilai solidaritas dan toleransi Pancasila sedang mengalami degradasi makna. Banyak sikap dan perilaku kekerasan dan main hakim sendiri menggambarkan sesuatu yang jauh dari nilai-nilai moral Pancasila. Munculnya pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila akhir-akhir ini perlu mendapat perhatian. Hal ini sangat memprihatinkan karena Pancasila adalah pedoman hidup bangsa Indonesia dan harus menjadi acuan setiap warga negara untuk kehidupan berbangsa dan bernegara.

Merdeka Belajar merupakan awal dari terciptanya konsep Profil pelajar Pancasila. Mandiri Belajar menurut Nadiem Makarim merupakan jawaban yang paling efektif terkait dengan konsep pembelajaran di Indonesia dan sesuai dengan perkembangan saat ini. Dalam pelaksanaannya, Merdeka Belajar membutuhkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan dan bahumembahu membangun pendidikan kita menjadi lebih baik. Sistem gotong royong yang digunakan oleh Nadim meliputi kerjasama antara pemerintah, lembaga pendidikan, pendidik dan peserta didik.

Konsep Profil Pelajar Pancasila bersumber dari falsafah Ki Hajar Dewantara yang artinya pendidikan harus memerdekakan anak dalam belajar. Membebaskan disini melalui pembebasan apa yang disukainya, apa yang diminatinya sesuai dengan minat dan bakat anak. Konsep Kebebasan Belajar juga harus berpegang pada prinsip "Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani". Hal ini berarti bahwa guru memiliki tanggung jawab yang besar terhadap pembentukan karakter siswa. Guru harus menjadi panutan di depan, motivator dan semangat di tengah, dan penggerak di belakang siswa, sehingga nantinya mereka mampu menjadi manusia yang mandiri. Fitur dasar dari program Profil Mahasiswa Pancasila adalah: a. gotong royong, b. mandiri, c. kreatif, d. keragaman global, e. penalaran kritis, f.. beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.

kebijakan Kemendikbud yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Renstra Kemendikbud Tahun 2020-2024, menyatakan: "Peserta didik Pancasila adalah perwujudan peserta didik Indonesia sebagai peserta didik sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai nilai pancasila, dengan enam ciri utama yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, kebhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

Kebijakan Kemendikbud terkait penetapan Profil Pelajar Pancasila merupakan salah satu upaya Kemendikbud dalam mewujudkan nawacita Presiden Joko Widodo, yaitu penguatan Pendidikan Karakter (PPK). PPK merupakan kebijakan pendidikan yang memiliki tujuan utama melaksanakan Nawacita Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam sistem pendidikan nasional. Kebijakan PPK ini telah terintegrasi dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yaitu mengubah pola pikir, bertindak dan berperilaku ke arah yang lebih baik. Kita perlu memulai mengajarkan pendidikan karakter sejak dini secara sistematis dan komprehensif mulai dari metode memahami, mencintai, dan berbuat kebaikan. Metode pemahaman untuk mengetahui yang baik. Cinta kebaikan adalah perasaan dan cinta seseorang terhadap kebajikan yang diajarkan. Dengan demikian orang yang berakhlak baik akan lebih sadar berbuat baik karena menyukai akhlak. Maka berbuat baik akan menjadi kebiasaan kebajikan spontan. Jika semuanya memungkinkan, akan muncul orang-orang yang dapat melakukan sesuatu secara spontan sesuai dengan nilai-nilai yang telah ditanamkan

ISI Peran Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganeegaraan dalam Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Dalam Profil Siswa Pancasila ada enam profil yang harus dikembangkan oleh guru untuk membentuk karakter anak. Pertama, penalaran kritis guru harus mampu memberikan materi yang menarik dan berbasis pemecahan masalah. Semua ini berkaitan erat dengan kemampuan akademik (kognitif) siswa. Kedua, kemandirian, yaitu guru harus memotivasi dan memberikan dorongan kepada siswa agar mampu meningkatkan kemampuannya. Ketiga, kreatif, guru harus menciptakan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga mampu memancing siswa untuk kreatif. Keempat, gotong royong, guru harus mengajak siswa untuk berkolaborasi dengan orang lain dan dapat bekerja dalam tim. Kelima, keragaman global, guru harus menanamkan rasa cinta tanah air dan menanamkan siswa untuk mencintai keragaman budaya, agama, dan ras di Indonesia. Keenam, memiliki akhlak yang mulia. Di sini guru harus menjadi teladan dan teladan dalam menata akhlak, kerohanian dan etika peserta didik.

Penguatan profil pelajar pancasila melalui mata pelajaran PPKn

PPKn adalah mapel yang berkaitan langsung dengan usaha pembentukan kepribadian pelajar berdasarkan profil pelajar Pancasila. Yaitu menghasilkan pelajar yang memiliki keimanan, ketakwaan pada Tuhan YME, dan memiliki akhlak mulia, memiliki kebhinnekaan global; memiliki kemandirian; memiliki sifat gotong royong;memiliki nalar kritis; dan mempunyai kreativitas. Profil Pelajar Pancasila adalah satu kesatuan yang nilainya benar-benar terinternalisasi oleh hasil belajar tentunya Pembelajaran PKn perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.Enam karakter Profil Pelajar Pancasila kemudian diekstraksi kembali menjadi nilainilai yang semakin mempertegas fokus dan karakteristik pembelajaran PPKn.

Pembinaan karakter dalam Profil Siswa Pancasila merupakan kajian utama dalam pembelajaran PKn. Dengan beberapa nilai Profil Mahasiswa Pancasila yang melekat dalam Pembelajaran Kewarganegaraan, diharapkan akan terbentuk mahasiswa Indonesia yang selalu berpikir dan terbuka terhadap keragaman dan perbedaan, serta sebagai bagian dari warga negara Indonesia, memberikan kontribusi aktif dalam meningkatkan kualitas. dari kehidupan manusia dan dunia. Gambaran ini terangkum dalam enam karakter utama, yaitu iman, keragaman global, kemandirian, gotong royong, penalaran kritis dan kreatif.

pengetahuan tidak penting dalam pengajaran kewarganegaraan, apa yang diinginkan dapat menjadi bekal untuk mengembangkan sikap, misalnya seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Perlunya orientasi afektif ini memperkuat prinsip-prinsip yang harus dijunjung tinggi dalam pembelajaran kewarganegaraan yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa, dimana nilai-nilai pembiasaan, keteladanan, dan kegiatan proyek dapat mewarnai setiap kegiatan pembelajaran. Hal ini diperkuat melalui karakteristik umum jenjang pendidikan dasar, dimana paradigma pendidikan menekankan pada pengembangan sikap sebesar 60%, pengembangan keterampilan sebesar 30%, dan pengetahuan sebesar 10%. Dengan demikian, pengembangan materi pada jenjang pendidikan dasar akan sangat memperhatikan kegiatan pengembangan sikap.

Pengembangan atau penguasaan materi pengetahuan PKn pada jenjang pendidikan dasar menekankan pada ranah afektif dan keterampilan. Sehingga kegiatan pengembangan sikap ini diharapkan dapat memberikan wawasan atau pengetahuan kepada siswa. Dalam hal ini yang harus menjadi perhatian penguasaan muatan materi PPKn pada jenjang pendidikan dasar justru diperoleh dari sikap yang akan dibentuk melalui kegiatan pembelajaran. Perkembangan struktur dan kelengkapan isi adalah relatif sepanjang substansi isinya benar.

Karakteristik pembelajaran PKn di SD/MI lebih menekankan pada muatan hasil belajar, tetapi paling sederhana dan paling dekat dengan muatan lingkungan tempat tinggal, misalnya lingkungan teman bermain, lingkungan sekolah dan rumah. Dalam lingkup materi tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia, hasil belajar yang diharapkan siswa SD kelas I adalah mulai dari lingkungan rumah, memahami daerah dalam lingkup terkecil, dan bagaimana siswa memahami karakteristik daerah dan lingkungan tempat tinggal siswa. Kegiatan pembelajaran juga akan lebih menyenangkan dengan kegiatan yang menyenangkan (bermain peran, mendengarkan cerita, menyanyi, bermain) dengan selalu merancang beberapa nilai yang terkandung dalam setiap kegiatan pembelajaran. Selain itu, upaya transfer ilmu dalam buku PKn di kelas I akan banyak menggunakan media, baik media gambar maupun media desain. Hal ini diharapkan dapat merangsang semangat para guru untuk melaksanakan pengajaran yang inovatif dan ideal. Uraian karakteristik pembelajaran PKn juga sarat dengan keterampilan dan sikap kewarganegaraan, pengetahuan kewarganegaraan dan kompetensi kewarganegaraan. Kompetensi kewarganegaraan ini kemudian secara umum diterjemahkan ke dalam klasifikasi kegiatan pembelajaran PKn di sekolah yaitu menyiapkan dan mengembangkan warga negara yang berkualitas dan berkemampuan penuh.

dalam komunikasinya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memahami ajaran dan kepercayaan agama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Keimanan, ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan akhlak mulia meliputi lima komponen dasar yaitu watak bangsa, watak alam, watak manusia, watak pribadi, dan watak religius. Hal ini terkait dengan visi dan misi Presiden untuk bersikap kritis, kreatif, mandiri, berlandaskan iman, taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, gotong royong, dan keberagaman global. Beberapa unsur dan sub unsur yang menjadi realisasinya dijabarkan dalam kegiatan dan sintak (beberapa langkah pembelajaran) yang dilakukan oleh guru di dalam kelas.

KESIMPULAN

Dalam penguatan profil pelajar pancasila, peran guru sangat penting, khususnya guru PKn. Karena dalam Profil Siswa Pancasila ada enam profil yang harus dikembangkan oleh guru untuk membentuk karakter anak. Pertama, penalaran kritis guru harus mampu memberikan materi yang menarik dan berbasis pemecahan masalah. Semua ini berkaitan erat dengan kemampuan akademik (kognitif) siswa. Kedua, kemandirian, yaitu guru harus memotivasi dan memberikan dorongan kepada siswa agar mampu meningkatkan kemampuannya. Ketiga, kreatif, guru harus menciptakan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga mampu memancing siswa untuk kreatif. Keempat, gotong royong, guru harus mengajak siswa untuk berkolaborasi dengan orang lain dan dapat bekerja dalam tim. Kelima, keragaman global, guru harus menanamkan rasa cinta tanah air dan menanamkan siswa untuk mencintai keragaman budaya, agama, dan ras di Indonesia. Keenam, memiliki akhlak yang mulia. Di sini guru harus menjadi teladan dan teladan dalam menata akhlak, kerohanian dan etika peserta didik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun