Mohon tunggu...
Maulana Dany
Maulana Dany Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PGSD FTIK UNISNU Jepara

olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penguatan Profil Pelajar Pancasila Melalui Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

4 Januari 2024   16:46 Diperbarui: 4 Januari 2024   20:52 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

pengetahuan tidak penting dalam pengajaran kewarganegaraan, apa yang diinginkan dapat menjadi bekal untuk mengembangkan sikap, misalnya seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Perlunya orientasi afektif ini memperkuat prinsip-prinsip yang harus dijunjung tinggi dalam pembelajaran kewarganegaraan yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa, dimana nilai-nilai pembiasaan, keteladanan, dan kegiatan proyek dapat mewarnai setiap kegiatan pembelajaran. Hal ini diperkuat melalui karakteristik umum jenjang pendidikan dasar, dimana paradigma pendidikan menekankan pada pengembangan sikap sebesar 60%, pengembangan keterampilan sebesar 30%, dan pengetahuan sebesar 10%. Dengan demikian, pengembangan materi pada jenjang pendidikan dasar akan sangat memperhatikan kegiatan pengembangan sikap.

Pengembangan atau penguasaan materi pengetahuan PKn pada jenjang pendidikan dasar menekankan pada ranah afektif dan keterampilan. Sehingga kegiatan pengembangan sikap ini diharapkan dapat memberikan wawasan atau pengetahuan kepada siswa. Dalam hal ini yang harus menjadi perhatian penguasaan muatan materi PPKn pada jenjang pendidikan dasar justru diperoleh dari sikap yang akan dibentuk melalui kegiatan pembelajaran. Perkembangan struktur dan kelengkapan isi adalah relatif sepanjang substansi isinya benar.

Karakteristik pembelajaran PKn di SD/MI lebih menekankan pada muatan hasil belajar, tetapi paling sederhana dan paling dekat dengan muatan lingkungan tempat tinggal, misalnya lingkungan teman bermain, lingkungan sekolah dan rumah. Dalam lingkup materi tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia, hasil belajar yang diharapkan siswa SD kelas I adalah mulai dari lingkungan rumah, memahami daerah dalam lingkup terkecil, dan bagaimana siswa memahami karakteristik daerah dan lingkungan tempat tinggal siswa. Kegiatan pembelajaran juga akan lebih menyenangkan dengan kegiatan yang menyenangkan (bermain peran, mendengarkan cerita, menyanyi, bermain) dengan selalu merancang beberapa nilai yang terkandung dalam setiap kegiatan pembelajaran. Selain itu, upaya transfer ilmu dalam buku PKn di kelas I akan banyak menggunakan media, baik media gambar maupun media desain. Hal ini diharapkan dapat merangsang semangat para guru untuk melaksanakan pengajaran yang inovatif dan ideal. Uraian karakteristik pembelajaran PKn juga sarat dengan keterampilan dan sikap kewarganegaraan, pengetahuan kewarganegaraan dan kompetensi kewarganegaraan. Kompetensi kewarganegaraan ini kemudian secara umum diterjemahkan ke dalam klasifikasi kegiatan pembelajaran PKn di sekolah yaitu menyiapkan dan mengembangkan warga negara yang berkualitas dan berkemampuan penuh.

dalam komunikasinya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memahami ajaran dan kepercayaan agama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Keimanan, ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan akhlak mulia meliputi lima komponen dasar yaitu watak bangsa, watak alam, watak manusia, watak pribadi, dan watak religius. Hal ini terkait dengan visi dan misi Presiden untuk bersikap kritis, kreatif, mandiri, berlandaskan iman, taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, gotong royong, dan keberagaman global. Beberapa unsur dan sub unsur yang menjadi realisasinya dijabarkan dalam kegiatan dan sintak (beberapa langkah pembelajaran) yang dilakukan oleh guru di dalam kelas.

KESIMPULAN

Dalam penguatan profil pelajar pancasila, peran guru sangat penting, khususnya guru PKn. Karena dalam Profil Siswa Pancasila ada enam profil yang harus dikembangkan oleh guru untuk membentuk karakter anak. Pertama, penalaran kritis guru harus mampu memberikan materi yang menarik dan berbasis pemecahan masalah. Semua ini berkaitan erat dengan kemampuan akademik (kognitif) siswa. Kedua, kemandirian, yaitu guru harus memotivasi dan memberikan dorongan kepada siswa agar mampu meningkatkan kemampuannya. Ketiga, kreatif, guru harus menciptakan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga mampu memancing siswa untuk kreatif. Keempat, gotong royong, guru harus mengajak siswa untuk berkolaborasi dengan orang lain dan dapat bekerja dalam tim. Kelima, keragaman global, guru harus menanamkan rasa cinta tanah air dan menanamkan siswa untuk mencintai keragaman budaya, agama, dan ras di Indonesia. Keenam, memiliki akhlak yang mulia. Di sini guru harus menjadi teladan dan teladan dalam menata akhlak, kerohanian dan etika peserta didik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun