Mohon tunggu...
Maulana Ahmad Amri
Maulana Ahmad Amri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa UIN SUNAN KALIJAGA 22107030130

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kenali Apa Itu Stoikisme, Apakah pada Diri Anda?

2 Maret 2023   07:42 Diperbarui: 15 Maret 2023   12:41 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dailysocial

Pernahkah kita merasakan tertekan, cemas maupun overthinking yang mengundang pikiran negatif baik dari omongan orang maupun keributan dunia. Dari overthinking tersebut menjadi asumsi yang tidak diinginkan sehingga membuat situasi semakin tidak terkendali dan semakin buruk. Akibatnya aktivitas sehari-hari menjadi terganggu. Masa ini umumnya dirasakan pada saat memasuki usia remaja. Jika kamu merasakan kecemasan yang berlebihan overthinking dan beban hidup yang membuatmu putus asa, kamu harus belajar lebih dalam apa itu Stoikisme. 

Stoikisme merupakan aliran filosofis yang sudah tersebar luas, namun dari kita masih ada yang kurang memahaminya. Aliran ini membantu kita dalam mengendalikan emosi negatif dan bersyukur atas semua yang kita miliki sekarang dengan kata lain tidak mengambil pusing apa yang telah terjadi pada saat ini dan yang telah usai. Sehingga kita dapat menerima keadaan dengan baik. 

Menurut aliran stoikisme semua hal dalam hidup ini bersifat netral, tidak ada yang murni baik dan tidak ada yang murni buruk. Hal baik dan buruk dalam kehidupan tergantung dari perspektif kita dalam menilai berbagai hal. Para filsuf stoikisme beranggapan bahwa kebahagiaan tidak diharuskan untuk dikejar, melainkan kita diharuskan untuk mengurangi emosi yang negatif, sehingga mampu mengendalikan situasi yang terjadi dengan baik. 

Aliran filosofis ini mampu membantu mengendalikan diri seseorang menjadi lebih  baik dengan menerapkan ketenangan, kelenturan mental dan emosi yang seimbang. 

Ada beberapa prinsip hidup yang dipegang dalam aliran filosofis ini, yaitu :

1. Kita hanya bisa mengendalikan apa yang ada dalam pikiran dan tindakan kita sendiri. 

Kita tidak dapat mengendalikan apa yang ada diluar kendali kita, prinsip ini memberitahu kita daripada memikirkan hal-hal yang tidak dapat kita capai atau hal yang tidak mungkin terjadi pada diri kita lebih baik berfikir yang masuk akal saja dan mensyukuri apa yang terjadi pada diri kita. 

2. Berharap yang terbaik dan mempersiapkan diri akan hal buruk yang mungkin terjadi. 

Dari pada kita mencemaskan hal yang belum pasti terjadi, lebih baik kita berdoa dan menjalaninya dengan baik dan kita mengasumsikan apa yang akan terjadi pasti baik bagi kita. 

3. Mengerti akan kehidupan ini yang tidak abadi dan hal yang kita miliki pasti akan rusak dan hilang. 

Apa yang kita dapatkan dan apa yang hilang dari kita merupakan hal yang sudah menjadi rumus dunia. Kita tidak perlu takut dan cemas, apa yang sudah ditakdirkan untuk kita pasti akan menjadi milik kita, walaupun kita menjauhinya sejauh mungkin dan apa yang tidak ditakdirkan untuk kita pasti tidak akan menjadi milik kita, sejauh mana kita berusaha mendapatkannya. 

4. Bekerja dan bersyukur atas apa yang dimiliki sekarang dan tidak menyia-nyiakanya. 

Dalam melakukan aktivitas sehari-hari lakukanlah dengan semaksimal mungkin dan sebisa kita, tanpa khawatir akan hasilnya. Selalu bersyukur dan menerima atas apa yang sudah kita peroleh, sehingga dengan hal itu memudahkan kita untuk mencapai kebahagiaan dan ketenangan dalam hidup. 

Beberapa cara membentuk dan menerapkan pola pikir Stoikisme :

1. Membedakan hal yang bisa diubah dan tidak bisa diubah

2. Biasakan diri untuk menyusun atau membuat jurnal 

3. Yakin akan segala hal yang buruk pasti ada kebaikannya

4. Persiapkan diri dan sabar dalam segala kondisi dan situasi

Manfaat dari penerapan stoikisme dalam kehidupan sehari-hari:

- Menjadikan seseorang bersyukur atas apa yang telah dimiliki baik itu kekurangan maupun kelebihannya. Dengan ini seseorang akan menjadi percayalah diri untuk menjalani kehidupan sehari-hari

- Melatih seseorang mengontrol emosi yang dirasakannya sehingga mampu menciptakan situasi dan kondisi dengan baik tanpa merugikan diri sendiri dan orang lain. 

- Bersikap lebih realistis yang tanpa terbawa emosi

- Tidak mudah menyalahkan orang lain atas peristiwa-peristiwa buruk yang telah terjadi

- Seseorang tidak merasakan tertekan yang mendalam atas kehidupannya, mampu menikmati kondisi yang baik maupun buruk

- Menyehatkan kehidupan seseorang baik fisik maupun psikis, menjalani kehidupan  dengan asumsi yang baik, mengalir tanpa mengkhawatirkan hasilnya akan menyehatkan fikiran dan fisik kita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun