Mohon tunggu...
Maudy Cantika Kusumawardhani
Maudy Cantika Kusumawardhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Bioteknologi, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Program Studi Bioteknologi, Fakultas Teknobiologi, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Protein Tidak Hanya untuk dimakan? Bisa Menyembuhkan Penyakit Juga Loh!

1 November 2024   15:48 Diperbarui: 1 November 2024   16:03 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 3  Proses produksi glukagon dalam bakteri (Yoon et al. 2024)

Protein Terapeutik

Apa itu protein terapeutik? Protein terapeutik merupakan jenis protein yang berfungsi untuk meningkatkan kesehatan tubuh. Protein ini bekerja dengan berinteraksi dengan enzim, reseptor, dan masih banyak lagi. Enzim merupakan zat yang membantu mempercepat reaksi metabolisme dalam tubuh, sedangkan reseptor yakni bagian dari sel yang menerima sinyal dari luar. Salah satu contoh protein terapeutik adalah glukagon, yang berfungsi untuk meningkatkan kadar gula dalam tubuh. Peningkatan gula darah dapat membantu dalam penyembuhan atau pengendalian terhadap penyakit diabetes melitus dan penderita hipoglikemia yakni penyakit di mana seseorang memiliki kadar gula darah yang berada dibawah batas normal (Basso et al. 2015).  

Gambar 2  Cara kerja glukagon (Jiang & Zhang 2003)
Gambar 2  Cara kerja glukagon (Jiang & Zhang 2003)

Sel alfa pada pankreas memproduksi hormon glukagon yang disekresikan ke aliran darah ketika kadar gula darah rendah untuk meningkatkannya. Glukagon meningkatkan kadar gula darah melalui proses glikogenolisis dengan cara memicu pembentukan glukosa dari glikogen, yaitu cadangan energi tersimpan pada hati yang terbentuk dari gabungan banyak glukosa. Setelah itu, juga memicu pembentukan glukosa dari sumber yang bukan merupakan karbohidrat, seperti asam amino, dengan proses disebut sebagai glukoneogenesis. Glukosa yang diproduksi tersebut kemudian akan dikeluarkan ke dalam aliran darah dengan demikian, membuat kadar gula darah meningkat (Jiang & Zhang 2003; Zhang et al. 2019; Liu & Gilbert 2024).

Produksi Glukagon

Glukagon dapat diproduksi melalui beberapa metode, jika secara alami glukagon diproduksi oleh sel alfa pada pankreas, tetapi, apa yang dapat dilakukan apabila pankreas mengalami kerusakan dan tidak dapat memproduksi glukagon lagi? Salah satu alternatifnya dengan memproduksi protein terapeutik menggunakan bakteri yang telah dimodifikasi. Apakah bakteri tersebut menjadi berbahaya? Tentu saja tidak! Bakteri yang digunakan merupakan Escherichia coli BL21 yang telah dipelajari secara luas. Bakteri tersebut dimodifikasi agar mampu memproduksi glukagon dalam jumlah yang tinggi, cepat bertumbuh, dan memiliki biaya produksi yang rendah (Blount 2015). Eits, tenang saja! Escherichia coli yang digunakan bukanlah jenis yang sering ditemukan di alam. Bakteri yang digunakan dimodifikasi dengan menambahkan plasmid vektor pGEX4t-3, sejenis materi genetik fungsional melalui fusi translasi untuk meningkatkan kemurniannya dan promoter Tac untuk mengontrol tingkat produksi (When et al. 2001). 

Gambar 3  Proses produksi glukagon dalam bakteri (Yoon et al. 2024)
Gambar 3  Proses produksi glukagon dalam bakteri (Yoon et al. 2024)

Kelebihan dan Kekurangan Glukagon

Segala sesuatu tentunya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dari segi kelebihan, protein terapeutik dapat mengobati berbagai jenis penyakit karena sifatnya yang fleksibel, tidak berbahaya terhadap tubuh, dapat diserap dengan mudah, dan masih banyak lagi. Di sisi lain, protein terapeutik memang memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan metode lainnya, sulit untuk diberikan ke pasien serta tidak memiliki waktu penyimpanan yang lama.

Apakah Glukagon Bermanfaat?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun