Harga barang-barang di Eropa sedang mengalami kenaikan secara besar-besaran sejak beberapa bulan terakhir. Kenaikan sebesar 8.1%, lebih dari dua kali lipat dibandingkan tingkat inflasi tahun lalu (3.6%) dialami oleh hampir seluruh 27 negara di Eropa.Â
Berdasarkan laporan dari Eurostat, ditemukan bahwa kontribusi terbesar terhadap inflasi datang dari sektor jasa, diikuti oleh sektor pangan seperti makanan, alkohol, dan juga rokok (tembakau).Â
Dengan meningkatnya harga barang tersebut, maka Uni Eropa mulai mengambil tindakan demi mengamankan suplai makanan di Eropa. Melihat fakta ini, apa saja alasan-alasan yang menyebabkan terjadinya inflasi tersebut?
Konflik Rusia dan Ukraina
Eropa merupakan partner perdagangan terbesar Rusia dan Ukraina untuk beberapa produk pertanian. Negara-negara Uni Eropa banyak mengekspor produk yang dihasilkannya, begitu juga sebaliknya.Â
Menurut data yang dirilis oleh Parlemen Eropa, Uni Eropa sebelumnya mengekspor produk agrikultural mereka sebanyak 3.7% ke Rusia dan menerima sekitar 1.5% barang impor dari Rusia.Â
Barang yang diperdagangankan ialah minyak sayur, madu, biji coklat, kacang kedelai, gandum, dan juga produk lainnya yang digunakan untuk bertani.Â
Sementara itu, Uni Eropa menerima impor sereal dan minyak sayur dari Ukraina sebanyak 36% dan 16%. Sebaliknya, Ukraina juga menerima banyak produk ekspor dari Uni Eropa, setidaknya sekitar lebih dari 3 milyar euro.
Sejak terjadinya konflik antara Rusia dan Ukraina, produk rumah tangga seperti gandum, gula, dan minyak mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan.Â
Tidak hanya di Eropa, konflik ini mempengaruhi ekspor gandum dan minyak sayur secara global. Mengingat bahwa Rusia dan Ukraina merupakan eksportir terbesar untuk dua produk rumah tangga utama tersebut.Â