Hai Bunda, kali ini saya akan sedikit berbagi tentang mainan kayu edukasi untuk anak. Sebagai orang tua di era digital seperti sekarang ini seringkali menghadapi berbagai tantangan dalam menghadapi tumbuh kembang anak. Faktor kesehatan mental serta motorik anak akan menjadi tolok ukur dalam mengukur tumbuh kembang anak apakah apakah sudah optimal atau malah di bawah standar?
Di era digital ini, kemudahan-kemudahan dalam berbagai akses sangat mudah kita dapatkan, namun jika kita tidak bijak menyikapinya akan menjadi sesuatu yg buruk. Misalnya, karena terlalu banyak berinteraksi dengan permainan atau games di gadget dapat mengakibat kecanduan hingga merusak fisik, mental, dan sosial anak.
Nah, sebagai orang tua yang baik, kita perlu membatasi anak agar tidak berlebihan mengakses atau bermain dengan gadget. Serta kita perlu mengetahui bagaimana mendidik anak agar tetap dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, namun tetap dalam batas wajar sehingga kita dapat memetik manfaatnya.
Cara membatasi mainan gadget
Kita simak yuk dalam artikel singkat ini.
1. Screen time
Merupakan pembatasan waktu untuk melihat gadget.
- Untuk anak di bawah 2 tahun tidak disarankan untuk mengakses gadget sendirian.
- Untuk anak usia 2-4 tahun waktu maksimal berinteraksi dengan gadget adalah 1 jam per hari
- Dan untuk anak usia di atas 5 tahun, maksimal mengakses gadget adalah 2 jam per hari.
2. Ajak anak bermain dengan orang tua
Interaksi anak dengan orang tua akan meningkatkan bonding atau keterikatan. Anak akan merasa lebih dekat, lebih nyaman dan lebih mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Hal ini tentu akan menghasilkan dampak positif pada perkembangan mental dan emosional anak.
3. Ajak bermain dengan teman-temannya
Dengan bermain bersama teman-temannya, anak akan belajar bersosialisasi. Hal ini penting, karena dapat mengajarkan anak tentang berbagi, bertoleransi, meningkatkan kepercayaan diri, serta menghindarkan dari sifat egois.
4. Beri mainan alternatif selain gadget.
Untuk mengalihkan perhatian dari gadget, anak perlu diberikan mainan alternatif yang menarik untuk dimainkan bersama dengan orang tua dan teman-temannya.Â
Mainan kayu edukasi anak?
Mainan kayu edukasi anak menjadi pilihan yang bagus. Karena terbuat dari bahan alam dan natural yang aman untuk anak-anak. Mainan kayu edukatif memiliki beberapa manfaat yaitu, dapat merangsang kreativitas, merangsang aktivitas motorik anak, lebih awet, dan ramah lingkungan. Beberapa contoh mainan kayu edukasi untuk anak adalah balok kayu, puzzle, wire games, palu, set mainan tema (dokter, masak-masakan, otomotif, alat musik, dll). Mainan kayu seperti ini bisa dipesan di pengrajin kayu profesional.
Cara memilih mainan kayu edukasi untuk anak
1. Pilihlah mainan kayu yang terbuat dari kayu yg berkualitas agar awet dan tahan lama. Dan kayu merupakan bahan yang anti bakteri dan anti mikroba. Artinya, bakteri tidak akan berkembang biak dalam benda-benda yang terbuat dari kayu. Selain itu, tidak seperti material yang dibuat oleh manusia, yang dapat mengandung bahan-bahan kimia, kayu sepenuhnya alami.
2. Menggunakan cat berbahan dasar air yang aman digunakan untuk anak-anak. Karena anak-anak pada umumnya seringkali memasukkan apapun ke mulutnya, jadi pilihlah mainan kayu yang menggunakan cat khusus untuk anak-anak.
3. Pilih mainan sesuai usia anak. Ini akan kita bahas di paragraf berikut ini ya.
Pilih mainan kayu sesuai usia anak
Usia 0-6 bulan
Di fase ini, fungsi pendengaran dan penglihatan bayi mulai berkembang. Bayi mulai suka mengikuti gerak benda, berpaling saat mendengar suara, menggenggam serta meraih mainan. Mainan yang cocok adalah yang berwarna mencolok dan berbunyi, untuk merangsang perkembangan mata dan telinganya.
Usia 7-12 bulan
Kemampuan motorik kasar bayi mulai berkembang. Bayi senang berguling, duduk, merangkak, dan berdiri. Bayi juga memahami panggilan namanya. Mainan yang dapat diberikan di kelompok usia ini adalah boneka, mobil-mobilan, bola, dan kubus.
Usia 1-2 tahun
Di usia ini, anak biasanya sudah aktif berjalan, bahkan belajar naik tangga. Bayi juga mulai mengucapkan kata dan bermain dengan anak lain. Permainan berpura-pura seperti boneka bayi dan stroller mini, mobil-mobilan, maupun telepon-teleponan, juga baik untuk perkembangan anak.
Usia sekolah
Permainan yang cocok untuk anak-anak usia sekolah adalah yang meningkatkan kemampuan peran, ketangkasan, dan kreativitas. Di fase ini, anak bisa diperkenalkan pada permainan yang lebih kompleks, seperti scrabble, halma, dan catur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H