Mohon tunggu...
MAUDA ARNETA
MAUDA ARNETA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Sejarah Pendidikan di Indonesia: Dari Masa Kolonial Hingga Reformasi

11 Desember 2023   15:42 Diperbarui: 11 Desember 2023   15:42 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KOMPAS/ANGGER PUTRANTO

Pendidikan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan sejak zaman penjajahan hingga zaman reformasi. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi pembentukan karakter bangsa dan perkembangan ilmu pengetahuan. Berikut adalah beberapa tahapan sejarah pendidikan di Indonesia yang perlu diketahui:

Pendidikan di Masa Kolonial

Pendidikan di masa kolonial dimulai sejak kedatangan bangsa-bangsa Eropa, seperti Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang, yang ingin menguasai sumber daya alam dan tenaga kerja di Indonesia. Pendidikan pada masa ini bersifat diskriminatif, eksklusif, dan bermotif politik.

Pendidikan di Masa Portugis (1511-1602)

Pendidikan di masa Portugis lebih banyak berkaitan dengan penyebaran agama Kristen. Portugis mendirikan sekolah-sekolah misionaris untuk mengajarkan agama, bahasa, dan budaya Portugis kepada anak-anak pribumi. Pendidikan ini hanya diperuntukkan bagi mereka yang mau masuk Kristen.

Pendidikan di Masa Belanda (1602-1942)

Pendidikan di masa Belanda lebih terstruktur dan terorganisir. Belanda mendirikan berbagai jenis sekolah dengan sistem dan kurikulum yang berbeda-beda, sesuai dengan kelas sosial dan keturunan. Pendidikan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tenaga administrasi dan teknis bagi pemerintahan kolonial, serta untuk mengajarkan ideologi dan budaya Belanda kepada pribumi.

Beberapa jenis sekolah yang didirikan Belanda antara lain:

  • Europeesche Lagere School (ELS), sekolah dasar bagi orang Eropa
  • Hollandsch Inlandsche School (HIS), sekolah dasar bagi pribumi
  • Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), sekolah menengah pertama
  • Algemeene Middelbare School (AMS), sekolah menengah atas
  • Sekolah Guru, Sekolah Dokter, Sekolah Hukum, dan Sekolah Teknik, sekolah tinggi untuk melatih tenaga profesional

Pendidikan di masa Belanda juga dipengaruhi oleh kebijakan Politik Etis yang dicanangkan pada tahun 1901. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan pendidikan bagi pribumi, sebagai bentuk tanggung jawab moral Belanda. Namun, dalam praktiknya, kebijakan ini masih jauh dari harapan. Pendidikan bagi pribumi masih terbatas, tidak merata, dan tidak berkualitas.

Pendidikan di Masa Jepang (1942-1945)

Pendidikan di masa Jepang mengalami perubahan radikal. Jepang menghapus semua sistem dan kurikulum pendidikan yang dibuat oleh Belanda, dan menggantinya dengan sistem dan kurikulum yang sesuai dengan kepentingan Jepang. Pendidikan ini bertujuan untuk menanamkan semangat nasionalisme, loyalitas, dan ketaatan kepada Kaisar Jepang, serta untuk melatih tenaga militer dan kerja paksa bagi perang Asia Timur Raya.

Beberapa perubahan yang dilakukan Jepang antara lain:

  • Bahasa Indonesia dijadikan bahasa resmi pengantar pendidikan, menggantikan bahasa Belanda
  • Sistem pendidikan diintegrasikan, tanpa membedakan kelas sosial dan keturunan
  • Masa belajar diubah menjadi enam tahun untuk sekolah dasar (kokumin gakko), tiga tahun untuk sekolah menengah pertama, dan tiga tahun untuk sekolah menengah tinggi
  • Kurikulum pendidikan lebih menekankan pada pelajaran militer, fisik, dan moral, serta bahasa dan budaya Jepang
  • Sekolah-sekolah tinggi dan perguruan tinggi ditutup atau dijadikan sekolah militer

Pendidikan di masa Jepang juga menghadapi banyak tantangan, seperti kurangnya fasilitas, guru, buku, dan bahan ajar, serta adanya tekanan dan kekerasan dari tentara Jepang.

Pendidikan di Masa Kemerdekaan

Pendidikan di masa kemerdekaan dimulai sejak Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Pendidikan pada masa ini bersifat nasionalis, demokratis, dan humanis. Pendidikan ini bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan potensi diri, dan memajukan ilmu pengetahuan.

Pendidikan di Masa Revolusi (1945-1950)

Pendidikan di masa revolusi menghadapi situasi yang sulit dan penuh gejolak. Indonesia harus berjuang melawan Belanda yang ingin kembali menjajah, serta menghadapi masalah internal seperti pemberontakan, perpecahan, dan krisis ekonomi. Pendidikan pada masa ini berusaha untuk mempertahankan dan memperjuangkan kemerdekaan, serta untuk menyatukan dan mempersatukan bangsa.

Beberapa upaya yang dilakukan dalam bidang pendidikan antara lain:

  • Mendirikan Kementerian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan sebagai lembaga tertinggi yang mengurus pendidikan nasional

  • Menyusun Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan hukum dan ideologis pendidikan nasional

  • Menetapkan Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar kurikulum pendidikan nasional

  • Menyelenggarakan Kongres Pendidikan Nasional pada tahun 1948 untuk merumuskan tujuan, sistem, dan organisasi pendidikan nasional

  • Membuka kembali sekolah-sekolah tinggi dan perguruan tinggi yang ditutup oleh Jepang, serta mendirikan universitas-universitas baru, seperti Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, dan Institut Teknologi Bandung

  • Membentuk organisasi-organisasi kemahasiswaan, seperti Himpunan Mahasiswa Islam, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia, dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, yang berperan aktif dalam perjuangan kemerdekaan

Pendidikan di Masa Demokrasi Liberal (1950-1959)

Pendidikan di masa demokrasi liberal mengalami perkembangan yang pesat dan dinamis. Indonesia mulai menerapkan sistem demokrasi parlementer, yang memberikan kebebasan dan keterbukaan bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Pendidikan pada masa ini berusaha untuk mengembangkan dan menyebarluaskan pendidikan, serta untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia.

Beberapa pencapaian yang dicapai dalam bidang pendidikan antara lain:

  • Menyusun Undang-Undang No. 4 Tahun 1950 tentang Pokok-Pokok Pendidikan Nasional, yang mengatur tentang tujuan, sistem, dan organisasi pendidikan nasional
  • Menyelenggarakan Konferensi Nasional Pendidikan pada tahun 1951, yang menghasilkan rekomendasi-rekomendasi tentang kurikulum, metode, sarana, dan prasarana pendidikan nasional
  • Menerapkan sistem pendidikan nasional yang terpadu, yaitu enam tahun untuk sekolah dasar, tiga tahun untuk sekolah lanjutan pertama, tiga tahun untuk sekolah lanjutan atas, dan empat tahun untuk perguruan tinggi
  • Membangun dan memperluas jaringan sekolah-sekolah di seluruh wilayah Indonesia, baik negeri maupun swasta, serta memberikan bantuan dan subsidi kepada sekolah-sekolah swasta
  • Menyelenggarakan dan mendukung berbagai kegiatan penelitian, pengembangan, dan penerapan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, baik di perguruan tinggi maupun di lembaga-lembaga penelitian
  • Mendorong dan mengembangkan kerjasama dan pertukaran pendidikan dengan negara-negara lain, baik di kawasan Asia maupun di dunia

Pendidikan di masa demokrasi liberal juga menghadapi beberapa masalah dan tantangan, seperti:

  • Kurangnya keseragaman dan kesinambungan dalam penyelenggaraan pendidikan nasional, akibat adanya perubahan-perubahan pemerintahan dan konstitusi

  • Kurangnya dana dan sumber daya untuk membiayai dan mengembangkan pendidikan nasional, akibat adanya krisis ekonomi dan politik

  • Kurangnya keseimbangan dan keadilan dalam pemberian kesempatan dan akses pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat, terutama bagi mereka yang berada di daerah-daerah terpencil dan tertinggal

  • Kurangnya relevansi dan mutu pendidikan nasional dengan kebutuhan dan perkembangan zaman, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

Pendidikan di Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1966)

Pendidikan di masa demokrasi terpimpin mengalami perubahan yang signifikan. Indonesia mengubah sistem pemerintahannya dari demokrasi parlementer menjadi demokrasi terpimpin, yang memberikan kekuasaan dan kewenangan yang besar kepada Presiden Soekarno sebagai pemimpin tunggal. Pendidikan pada masa ini berusaha untuk menyesuaikan dan mendukung ideologi dan politik pemerintah, serta untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh pendidikan nasional.

Beberapa langkah yang diambil dalam bidang pendidikan antara lain:

  • Menyusun Undang-Undang No. 22 Tahun 1961 tentang Pokok-Pokok Pendidikan Nasional, yang mengatur tentang tujuan, sistem, dan organisasi pendidikan nasional
  • Menyelenggarakan Seminar Nasional Pendidikan pada tahun 1962, yang menghasilkan rekomendasi-rekomendasi tentang kurikulum, metode, sarana, dan prasarana pendidikan nasional
  • Menerapkan sistem pendidikan nasional yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945, yaitu tiga tahun untuk sekolah dasar, tiga tahun untuk sekolah lanjutan pertama, tiga tahun untuk sekolah lanjutan atas, dan empat tahun untuk perguruan tinggi
  • Membangun dan memperluas jaringan sekolah-sekolah di seluruh wilayah Indonesia, baik negeri maupun swasta, serta memberikan bantuan dan subsidi kepada sekolah-sekolah swasta
  • Meningkatkan kualitas dan kuantitas guru, baik melalui pendidikan formal maupun nonformal, serta memberikan tunjangan dan fasilitas kepada guru
  • Menyelenggarakan dan mendukung berbagai kegiatan penelitian, pengembangan, dan penerapan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, baik di perguruan tinggi maupun di lembaga-lembaga penelitian
  • Mendorong dan mengembangkan kerjasama dan pertukaran pendidikan dengan negara-negara lain, baik di kawasan Asia maupun di dunia

Pendidikan di masa demokrasi terpimpin juga menghadapi beberapa masalah dan tantangan, seperti:

  • Adanya campur tangan dan pengaruh politik dalam penyelenggaraan pendidikan nasional, yang mengancam kebebasan dan kemandirian akademik

  • Adanya konflik dan ketegangan antara pemerintah dan kelompok-kelompok oposisi, baik di dalam maupun di luar negeri, yang berdampak pada keamanan dan stabilitas nasional

  • Adanya krisis ekonomi dan sosial, yang menyebabkan kemiskinan, kelaparan, inflasi, dan korupsi, yang berpengaruh pada kesejahteraan dan pendidikan masyarakat

  • Adanya keterbelakangan dan ketertinggalan dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, yang menyebabkan ketergantungan dan ketimpangan dengan negara-negara maju

Pendidikan di Masa Orde Baru (1966-1998)

Pendidikan di masa orde baru mengalami perbaikan dan kemajuan yang luar biasa. Indonesia mengalami perubahan politik yang besar, yaitu berakhirnya era Soekarno dan dimulainya era Soeharto, yang membawa stabilitas dan pembangunan di berbagai bidang. Pendidikan pada masa ini berusaha untuk mendukung dan mengikuti pembangunan nasional, serta untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.

Beberapa prestasi yang diraih dalam bidang pendidikan antara lain:

  • Menyusun Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang mengatur tentang tujuan, sistem, dan organisasi pendidikan nasional
  • Menyelenggarakan Musyawarah Nasional Pendidikan pada tahun 1990, yang menghasilkan rekomendasi-rekomendasi tentang kurikulum, metode, sarana, dan prasarana pendidikan nasional
  • Menerapkan sistem pendidikan nasional yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945, yaitu enam tahun untuk sekolah dasar, tiga tahun untuk sekolah menengah pertama, tiga tahun untuk sekolah menengah atas, dan empat tahun untuk perguruan tinggi
  • Membangun dan memperluas jaringan sekolah-sekolah di seluruh wilayah Indonesia, baik negeri maupun swasta, serta memberikan bantuan dan subsidi kepada sekolah-sekolah swasta
  • Meningkatkan kualitas dan kuantitas guru, baik melalui pendidikan formal maupun nonformal, serta memberikan tunjangan dan fasilitas kepada guru
  • Menyelenggarakan dan mendukung berbagai kegiatan penelitian, pengembangan, dan penerapan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, baik di perguruan tinggi maupun di lembaga-lembaga penelitian
  • Mendorong dan mengembangkan kerjasama dan pertukaran pendidikan dengan negara-negara lain, baik di kawasan Asia maupun di dunia

Pendidikan di masa orde baru juga menghadapi beberapa masalah dan tantangan, seperti:

  • Adanya kesenjangan dan ketimpangan dalam pemberian kesempatan dan akses pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat, terutama bagi mereka yang berada di daerah-daerah terpencil dan tertinggal

  • Adanya kurangnya relevansi dan mutu pendidikan nasional dengan kebutuhan dan perkembangan zaman, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

  • Adanya kecenderungan dan kebiasaan untuk mengutamakan kuantitas daripada kualitas dalam penyelenggaraan pendidikan nasional, yang mengakibatkan rendahnya standar dan kriteria pendidikan

  • Adanya campur tangan dan pengaruh politik dalam penyelenggaraan pendidikan nasional, yang mengancam kebebasan dan kemandirian akademik

Pendidikan di Masa Reformasi (1998-Sekarang)

Pendidikan di masa reformasi mengalami perubahan dan perbaikan yang signifikan. Indonesia mengalami perubahan politik yang besar, yaitu berakhirnya era Soeharto dan dimulainya era reformasi, yang membawa demokrasi dan reformasi di berbagai bidang. Pendidikan pada masa ini berusaha untuk mengikuti dan mendukung perubahan dan perkembangan yang terjadi di masyarakat, serta untuk menciptakan sumber daya manusia yang cerdas, kreatif, dan inovatif.

Beberapa langkah yang diambil dalam bidang pendidikan antara lain:

  • Menyusun Undang-Undang No. 20 Tahun 2003   tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang mengatur tentang tujuan, sistem, dan organisasi pendidikan nasional
  • Menyelenggarakan Musyawarah Nasional Pendidikan pada tahun 2005, yang menghasilkan rekomendasi-rekomendasi tentang kurikulum, metode, sarana, dan prasarana pendidikan nasional
  • Menerapkan sistem pendidikan nasional yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945, yaitu enam tahun untuk sekolah dasar, tiga tahun untuk sekolah menengah pertama, tiga tahun untuk sekolah menengah atas, dan empat tahun untuk perguruan tinggi
  • Membangun dan memperluas jaringan sekolah-sekolah di seluruh wilayah Indonesia, baik negeri maupun swasta, serta memberikan bantuan dan subsidi kepada sekolah-sekolah swasta
  • Meningkatkan kualitas dan kuantitas guru, baik melalui pendidikan formal maupun nonformal, serta memberikan tunjangan dan fasilitas kepada guru
  • Menyelenggarakan dan mendukung berbagai kegiatan penelitian, pengembangan, dan penerapan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, baik di perguruan tinggi

Kesimpulan

Pendidikan di Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang mempengaruhi perkembangan bangsa dan negara. Pendidikan di Indonesia telah mengalami berbagai perubahan sejak masa kolonial hingga masa reformasi, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Pendidikan di Indonesia juga menghadapi berbagai masalah dan tantangan, yang memerlukan solusi dan inovasi. Pendidikan di Indonesia harus terus berusaha untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan potensi diri, dan memajukan ilmu pengetahuan. Pendidikan di Indonesia harus menjadi pendidikan yang berkualitas, relevan, aksesibel, akuntabel, dan transparan, yang mampu menciptakan sumber daya manusia yang cerdas, kreatif, dan inovatif, yang siap menghadapi tantangan dan persaingan di era global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun