Menyelenggarakan Kongres Pendidikan Nasional pada tahun 1948 untuk merumuskan tujuan, sistem, dan organisasi pendidikan nasional
Membuka kembali sekolah-sekolah tinggi dan perguruan tinggi yang ditutup oleh Jepang, serta mendirikan universitas-universitas baru, seperti Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, dan Institut Teknologi Bandung
Membentuk organisasi-organisasi kemahasiswaan, seperti Himpunan Mahasiswa Islam, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia, dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, yang berperan aktif dalam perjuangan kemerdekaan
Pendidikan di Masa Demokrasi Liberal (1950-1959)
Pendidikan di masa demokrasi liberal mengalami perkembangan yang pesat dan dinamis. Indonesia mulai menerapkan sistem demokrasi parlementer, yang memberikan kebebasan dan keterbukaan bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Pendidikan pada masa ini berusaha untuk mengembangkan dan menyebarluaskan pendidikan, serta untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia.
Beberapa pencapaian yang dicapai dalam bidang pendidikan antara lain:
- Menyusun Undang-Undang No. 4 Tahun 1950 tentang Pokok-Pokok Pendidikan Nasional, yang mengatur tentang tujuan, sistem, dan organisasi pendidikan nasional
- Menyelenggarakan Konferensi Nasional Pendidikan pada tahun 1951, yang menghasilkan rekomendasi-rekomendasi tentang kurikulum, metode, sarana, dan prasarana pendidikan nasional
- Menerapkan sistem pendidikan nasional yang terpadu, yaitu enam tahun untuk sekolah dasar, tiga tahun untuk sekolah lanjutan pertama, tiga tahun untuk sekolah lanjutan atas, dan empat tahun untuk perguruan tinggi
- Membangun dan memperluas jaringan sekolah-sekolah di seluruh wilayah Indonesia, baik negeri maupun swasta, serta memberikan bantuan dan subsidi kepada sekolah-sekolah swasta
- Menyelenggarakan dan mendukung berbagai kegiatan penelitian, pengembangan, dan penerapan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, baik di perguruan tinggi maupun di lembaga-lembaga penelitian
- Mendorong dan mengembangkan kerjasama dan pertukaran pendidikan dengan negara-negara lain, baik di kawasan Asia maupun di dunia
Pendidikan di masa demokrasi liberal juga menghadapi beberapa masalah dan tantangan, seperti:
Kurangnya keseragaman dan kesinambungan dalam penyelenggaraan pendidikan nasional, akibat adanya perubahan-perubahan pemerintahan dan konstitusi
Kurangnya dana dan sumber daya untuk membiayai dan mengembangkan pendidikan nasional, akibat adanya krisis ekonomi dan politik
Kurangnya keseimbangan dan keadilan dalam pemberian kesempatan dan akses pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat, terutama bagi mereka yang berada di daerah-daerah terpencil dan tertinggal
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!