Mohon tunggu...
matthew newman
matthew newman Mohon Tunggu... Arsitek - Arsitek

Saya seorang arsitek yang memiliki hobi menulis, fotografi, travelling dan juga dunia psikologi. Untuk kesehatan saya dulu berolahraga martial art tetapi sekarang lebih banyak menekuni yoga. Sebuah kehormatan sekaligus kesenangan bisa berbagi cerita, imajinasi, pemikiran dan pendapat di sini bersama rekan-rekan yang lain. Terima kasih, mari saling berbagi kasih serta cerita yang membangun dan membawa kedewasaan berpikir dan berjiwa besar.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Renungan di Senjanya Usia

10 Agustus 2021   10:24 Diperbarui: 10 Agustus 2021   10:43 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Merenungi Usia Senja (foto koleksi penulis)

Kalaupun jiwa-jiwa ini akan kembali ke Yang Maha Esa ya berarti ini hanyalah salah satu jalan untuk kembali pulang. Tapi kalau kita menganggapnya sebagai sebuah ancaman maka bisa jadi kita hidup dalam ketakutan dan paranoid yang sebenarnya tidak diperlukan. 

Bagaimanapun juga corona virus ini sudah beredar  dan tidak kasat mata hingga kita tidak secara sadar bisa mengenalinya dengan mudah. Seperti virus influenza, kita tidak pernah tahu wujud fisiknya hanya tahu ketika hidung mulai mampet atau tenggorokan mulai gatal.

Jadi daripada ketakutan dengan virus ini, sangat ada baiknya kita lebih menjalani hidup dengan kembali mensyukuri apa yang sudah kita terima tiap hari. Setiap tarikan dan hembusan nafas yang masih dititipkan ke kita tiap kita membuka mata di pagi hari. Karena kita tidak pernah tahu kapan titipan itu jatuh tempo dan kita tidak lagi membuka mata di suatu pagi di bumi ini. Kembali ke Yang Esa, setelah misi kita selesai di bumi ini. Dan siap ditugaskan untuk misi kita berikutnya dimanapun kita diutus oleh Sang Maha Esa.

Usia hanya masalah waktu saja, kesehatan bisa dijaga, penampilan bisa dirawat, tapi kesadaran akan keberadaan kita sebagai makhluk utusan perlu dikenali dan disadari. Dengan begitu siapapun kita, apapun yang kita kerjakan, dan bagaimanapun kondisi kehidupan di luar kita akan kita lihat hanay sebagai atribut tempelah yang hanya sementara sifatnya. Hingga kita kembali ke sumber kita yang sejati. Sang Maha Esa. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun