Mohon tunggu...
matthew newman
matthew newman Mohon Tunggu... Arsitek - Arsitek

Saya seorang arsitek yang memiliki hobi menulis, fotografi, travelling dan juga dunia psikologi. Untuk kesehatan saya dulu berolahraga martial art tetapi sekarang lebih banyak menekuni yoga. Sebuah kehormatan sekaligus kesenangan bisa berbagi cerita, imajinasi, pemikiran dan pendapat di sini bersama rekan-rekan yang lain. Terima kasih, mari saling berbagi kasih serta cerita yang membangun dan membawa kedewasaan berpikir dan berjiwa besar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Refleksi Diri dalam Pelangi Pandemi

21 Juli 2021   13:48 Diperbarui: 21 Juli 2021   14:20 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hitam Putih Kehidupan (foto koleksi penulis)

Tak kusangka duduk didepanku, sesosok dara dengan putihnya gaun

Menatapku tajam, menyongsong sorot mataku dengan anggun

Hitamnya kutek kontras dengan gaunnya yang membelah bahu

Dengan jutek kutatap kembali dirinya tanpa ragu

Perlahan senyum tersirat di bibirnya

Sepenggal kulum kuteguk rona

Seperti saudara kehangatan terasa

Sesuatu membara di dalam sana

Gila rasanya merasuk ke dalam

Membelah raga menyeruak kelam

Kutemukan jiwa kupertajam rasa

Bagaikan gendewa siap membelah angkasa

Kutatap lagi dan kupertajam mata

Bagaikan elegi di tengah malam buta

Siapakah engkau duduk didepanku

Wahai dikau yang seolah membeku

Berbalik diri aku meragu

Apakah iri dan ingin tahu

Benarkah kamu lubuk hatiku

Yang tidak ragu menatap waktu

Akhirnya kusadar juga

Kamu hanya lamunan raga

Di siang bolong

Dalam jiwa yang kosong

Inilah aku dalam dua rona

Berupa kelabu diantara warna

Yang muncul dan mengejawantah

Bagi cangkul membajak sawah

Hitam putih bernuansa

Memadu kasih melenggang romansa

Dua sisi dari satu

Wujud diri yang bersatu

Gelap terang tak lagi dua

Telah hilang rindu tak bersua

Kembali padu dalam harmoni

Satu kalbu dalam wujud pelangi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun