Mohon tunggu...
Matthew Moreno Katoroy
Matthew Moreno Katoroy Mohon Tunggu... Mahasiswa - SMA Kolese Kanisius Jakarta

Saya adalah seorang mahasiswa yang mencoba mengungkap segala minat saya dalam artikel yang saya tulis

Selanjutnya

Tutup

Horor

Raksasa Jawa Barat yang Menyimpan Misteri di Baliknya

19 November 2024   22:30 Diperbarui: 20 November 2024   01:37 7591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Gunung Gede, gunung dengan sejuta keindahan di dalamnya, Gunung Gede terbentuk dari tumbukan antara lempeng Eurasia dan lempeng Oceanik. Gunung yang terletak di Cibodas Jawa Barat ini merupakan wilayah yang terkenal akan kesuburannya, sehingga banyak jenis tumbuhan yang ditanam di sana. 

Dengan elevasi 2957 mdpl menjadikan Gunung Gede sebagai Gunung tertinggi ketiga di Jawa Barat, Gunung Gede merupakan Gunung Stratovolcano yang masih aktif ini, letusannya yang paling dasyhat terjadi pada 12 November 1840 sedangkan letusan terakhirnya terjadi pada 13 Maret 1957. Gunung Gede resmi dijadikan sebagai taman nasional pada tahun 1980.

Raksasa Jawa Barat yang menyimpan misteri didalamnya, begitulah kira-kira warga setempat menggambarkan Gunung Gede. Dibalik keindahan alam yang ditawarkan Gunung Gede, ternyata banyak cerita misteri yang dapat membuat bulu kuduk merinding. 

Alun-alun sakral

Konon dahulu kala hiduplah seorang bangsawan bernama Pangeran Arya Wiratanudatar pendiri Kabupaten Cianjur sekaligus dalem Cikundul. Dikisahkan Pangeran Arya Wiratanudatar memiliki dua istri, istri pertamanya dari kalangan manusia sedangkan lainnya merupakan kalangan jin. 

Ketika Raden Arya Wiratanudatar bersemedi di suatu tempat untuk bertafakur dan bermuhasabah kepada Allah SWT, ia didatanagi oleh Raja Jin Islam untuk dijodohkan dengan putrinya yaitu Dewi Arum Sri. Dari pernikahan tersebut, konon Raden Arya Wiratanudatar dikaruniai tiga orang anak yakni Raden Eyang Suryakencana, Nyai Raden Endang Sukaesih yang dan Raden Andhika Wira Sujagad.

Seiring bertumbuhnya Raden Eyang Surya Kencana, ia ditunjuk sebagai putra mahkota. Dianggap cukup cakap oleh kakeknya Syekh Zubaidi, Raden Surya Kencana diwariskan Gunung Gede sementara adiknya Raden Endang Sukaesih diwariskan Gunung Ciremai. 

Konon, Raden Eyang Surya Kencana membagun kekeratonnya sendiri di sebuah alun-alun di Gunung Gede yang pada akhirnya sampai hari ini disebut sebagai Alun-alun Surya Kencana. 

Diceritakan karena kesalehannya, kasepuhan Raden Eyang Surya Kencana dinaikkan derajatnya oleh Allah SWT sehingga kalangan manusia biasa tidak dapat melihatnya sehingga menjadi keraton mistis yang mendiami Alun-alun Surya Kencana. Konon dipercaya Raden Eyang Surya Kencana masih mendiami alun-alun tersebut beserta dengan pasukan-pasukannya.

Gerbang Gaib

Salah satu pos pendakian Gunung Gede yaitu Simpang Meleber dipercaya sebagai Gerbang menuju alam Gaib.Konon dipercaya pada waktu-waktu tertentu gerbang gaib akan terbuka sehingga banyak makhluk gaib yang seringkali berkeliaran di Simpang Meleber. Konon banyak nyanyian gaib yang terdengar di malam hari di Simpang Maleber. Konon, nyanyian tersebut berasal dari para arwah yang terjebak di alam gaib. 

Banyak pantangan bagi para pendaki ketika menginjakkan kaki di Simapng Meleber. Para pendaki dihimbau untuk tidak berhenti atau beristirahat di tempat ini, terutama saat maghrib dan malam hari. 

Konon, pada waktu-waktu tersebut, gerbang gaib terbuka dan makhluk gaib lebih mudah untuk menampakkan diri. Pendaki juga diharuskan untuk bersikap sopan dan menjaga lisannya saat berada di Simpang Maleber. Hindari berkata kotor atau berperilaku kasar, karena konon hal tersebut dapat mengundang gangguan dari makhluk gaib.

Sosok Aul

Konon Gunung Gede dihuni oleh mahkluk gaib bermuka dua yang diberi nama Alul. Secara tampak jelas, sosok aul sekilas mirip dengan siluman yang bentuknya tidak jelas. Cara berjalan Aul yang seperti orang sempoyongan ini ternyata bukan tanpa alasan, pasalnya sosok ini memiliki 2 muka di kiri dan di kanan sehingga mungkin saja sosok ini tidak bisa menjaga keseimbangannya ketika berjalan.

Sosok Aul memang sudah dikenal sejak lama oleh masyarakat sekitar Gunung Gede. Sosok ini diyakini oleh warga yakni dalang dibalik dari para pendaki ataupun warga yang tersasar. Menurut kesaksian warga, sosok Aul juga sering menyerupai menjadi manusia biasa yang seolah sedang bertani di kawasan Gunung dan menghampiri bahkan mengajak ngobrol masyarakat yang di dekatnya. 

Biasanya, sosok Aul akan mengajak ngobrol para warga layaknya manusia biasa. Pada proses ngobrol konon katanya manusia merasakan biasa-biasa saja dan terasa hanya 1 jam paling lama durasi obrolannya, akan tetapi, pada kenyataan sebenarnya obrolan yang dilakukan dengan sosok Aul ini hingga larut malam. 

Manusia yang diajak bicara oleh Aul biasanya tidak akan sadar jika ia tidak mengucap istigfar atau doa lainnya bahkan pada kasus tertentu warga bisa sadar sampai 1 hari atau 2 hari.

Kesakisan Pendaki

Mungkin cerita mistis mengenai Gunung Gede kelihatannya sulit untuk dipercaya, tetapi beberapa kesaksian dari pendaki ini dapat menjadi landasan kebenaran cerita mistis di Gunung Gede. 

Menurut Kesaksian dari Hery seorang pendaki, ia melihat sosok putih di Alun-alun Suryakencana. Digambarkan Sosok putih yang dimaksud menyerupai seorang gadis yang mengenakan gaun, seluruh badannya tertutup gaun putih, tak terlihat muka dan rambutnya. 

Gaun putih yang dikenakan sosok itu tampak sedikit berkibar karena angin yang lumayan kencang. Tapi yang mengherankan, angin datang dari arah barat, sebelah kiri jalur Tapi gaun seolah berkibar justru ke arah kiri, seolah melawan arah angin. 

Lain lagi kesaksian dari Eka Bama Putra seorang pendaki dari SMAN 68, ia mengatakan bahwa mendengar rombongan berkuda di alun-alun Suryakencana begitu kencang seolah-olah rombongan tersebut menghampiri dirinya.

"Tapi, lanjutnya, di situ gue denger ada suara-suara aneh di sela-sela deru angin, suara yang mirip rombongan kuda berlari diselingi ringkikannya. Ngga tau apakah bagian dari fenomena alam atau bukan, tapi yang gue inget suasana saat itu mencekam.", Kata Eka.

Kemudian disaat Eka tertidur, terdengar suara-suara remukan botol plastik di luar tenda Eka seakan-akan ada orang lain yang meremukkan botol bekas di luar tenda, padahal menurutnya hanya rombongan Eka sendiri yang mendaki pada saat itu.

"Kita memang naruh botol-botol plastik di luar tenda. Sempat kepikir kayaknya ada burung yang mematuk botol-botol itu. Gue yang ngerasa terganggu beberapa kali buka tenda dan menyenter ke arah botol-botol itu. Gak ada siapa-siapa atau apa-apa dan saat disenter suaranya berhenti. Tapi pas masuk lagi ke tenda muncul lagi,".

Akhir Kata

Mungkin secara logika akal sehat, semua cerita mistis di atas tidak dapat dipercaya, tetapi terlepas dari kebenarannya kita sebagai tamu harus menghormati seluruh aturan dan pantangan di suatu tempat baru. Segala budaya dan legenda dari suatu tempat harus kita hargai dan hormati karena hal itu lah yang membuat sebuah tempat menjadi unik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun