Bancaan Weton adalah peringatan hari lahir berdasarkan Saptawara dan Pancawara, yang merupakan tradisi masyarakat yang dilakukan pada hari kelahiran berdasarkan perhitungan kalender jawa yang berputar 35 hari sekali. Artinya peringatan ini dilakukan setiap 35 hari sekali.Â
Bancaan weton atau wetonan bertujuan untuk mngucap syukur atas rahmat-Nya sekaligus sebagai permohonan kepada-Nya agar orang yang dislameti diberi keselamatan dan kesuksesan di hari-hari berikutnya.
Bancaan weton memiliki makna simbolis yang bias dilacak dari proses proses upacaranya dan perlengkapan yang digunakan dalam slametan. Adapun ubo rampe (perlengkapan) yang digunakan secara umum dan slametan bancaan weton.Â
Ubo rampe yang digunakan dalam upacara khusus tidak boleh salah, dan biasanya tiap acara memiliki mantra-mantra khusus. Oleh sebab itu, agar tidak salah mantra atau ubo rampe, pihak yang punya gawe mengundang dukun atau tokoh yang dituakan yang mempunyai pengetahuan mengenai hal tersebut.(dikutip dari lingua.pusatbahasa.or.id) Ubo rampe bancaan weton terdiri dari
1. Nasi putih yang dibuat tumpeng
Nasi putih yang dibentuk tumpeng adalah simbol dari gunung yang menunjukan bahwa tumpeng adalah interpretasi terhadap doa manusia yang menuju ke atas (Tuhan), Tumuju marang pengeran (tertuju kepada Tuhan); Dedonga anteng, meneng, metentheng (berdoa dengan tenang, diam dan teguh). Tumpeng ini juga bermakna sebagai keadaan di dunia ini. Segala macam dan ragam yang ada di dunia ini berasal dari Yang Satu. Â
2. Tebu
Tebu mempunyai makna Anteping kalbu (mantapnya hati) Maksudnya adalah mantapnya hati menuju kepada Tuhan Yang Maha Esa
3. Ingkung (ayam yang dimasak utuh)
Ingkung mempunyai makna Ingsun tansah manekung (Aku selalu menyembah dan memohon kepada Tuhan)
4. Gudangan atau kuluban
Gudangan terdiri dari beraneka macam sayuran yang direbus yang memiliki makna Gudange duwit (Gudangnya uang); Sakparan-paran ora kepaten dalan ( Dimanapun tidak tersesat jalan). Sayuran yang dipakai untuk gudangan biasanya adalah:
a) Bayem (adem ayem)
Bayem (bayam) mempunyai makna ketentraman yang identic dengan kehidupan yang dicari manusia Jawa. Urip ayem tentrem (Hidup tenteram dan damai).
b) Kacang dowo (yuswa dawa)
Kacang dowo (kacang panjang) mempunyai makna permohonan umur panjang. Kacang ini disajikan dengan tidak dipotong-potong tetapi dibiarkan memanjang, karena kacang panjang ini adalah simbol dari umur panjang manusia serta rezeki yang tidak terpotong-potong.
c) Cambah (tansah semrambah)
Cambah (tauge) memiliki makna tansah semrambah  yang artinya selalu menyebar. Artinya manusia Jawa selalu menyebar kebaikan dimanapun ia berada.
d) Kluwih (luwih-luwih)
Kluwih mempunyai makna harapan untuk dapat hidup berkecukupan. Berkecukupan disini bukan hidup mewah, tetapi hidup bersahaja dan sederhana selayaknya prinsip mausia jawa.
e) Kangkung (jinangkungan dening Gusti Kang Murbeng Dumadi)
Kangkung mempunyai makna jinangkungan dening Gusti Kang Murbeng Dumadi yaitu harapan dan doa untuk selalu mendapat perlindungan dari Tuhan. Selain itu kangkung mempuyai makna manusia Jawa percaya bahwa hidup tidak perlu grusa-grusu (tergesa-gesa), atau dalam pepatah lain dikatakan bahwa alon-alon waton kelakon (pelan-pelan asal terwujud) apa yang menjadi doa dan keinginannya. Kangkung yang tumbuh merambat menjadi symbol bagi kehidupan manusia Jawa untuk hidup merambat dan tidak tergesa-gesa.
Secara keseluruhan sayur mayor mempunyai makna: "Wong urip tansah adem ayem, bakale yuswane dawa lan tansah sumrambah lan bisa luwih-luwih, apa-apa tansah jinangkunan dening Gusti" yang artinya adalah apabila dalam menjalanai hidup ini tenang dan tenteram, maka akan berumur panjang dan selalu berkembang dan dapat serba kecukupan, apa-apa selalu mendapat perlindungan dari Tuhan Yang Maha Esa.
5. Telur Rebus
Telur rebus memiliki makna asal muasal terjadinya mahkluk hidup. Untuk bancaan weton telur yang digunakan memilki jumlah angka tertentu, yaitu 7, 11 atau 17 butir.Â
Angka 7 (pitu) melambangkan pitulungan (pertolongan), 11 (sewelas) melambangkan kawelesan (belas kasih) dan 17 (pitulas) bermakna pilungan lan kawelasan (pertolongan dan belas kasih).Â
Telur rebus yang digunakan untuk bancaan weton dahulu harus menggunakan telur ayam jawa yang dibiarkan utuh dan tidak dikupas kulitnya. Namun seiring berkembangnya jaman, telur yang digunakan dapat berupa telur ayam jenis apa saja dan kulitnya telah dikelupas.
6. Bumbu urap atau Sambel Gudangan
Sayur-sayuran yang disajikan dalam bancaan weton hanya direbus dan diberi bumbu urap/sambel gudangan. Gudangan terdiri dari kelapa muda diparut yang diberi bumbu masak bawang putih, bawang merah, ketumbar, daun salam, laos, dan jeruk purut, sere (serai), gula merah dan garam secukupya.
Ada dua versi dalam segi rasa dalam penyajiannya. Salah satu versi menyebutkan bahwa sambal jangan sampai pedas karena memiliki makna bahwa dalam mengarungi kehidupan, tidak diharapkan banyak mengalami hal-hal yag pedas (kesedihan, kemalangan atau petaka lainnya).Â
Narasumber lainnya mengatakan bahwa sambal yang tidak pedas hanya diberikan kepada anak sampai usia 8 tahun dan setelahnya boleh memakai sambal yang pedas dengan makna bahwa orang tersebut suah berada pada rentang keidupan yang sesungguhnya yaitu kehidupan yang manis, pahit dan getir.
7. Jajan Pasar
Jajan pasar terdiri dari makanan tradisional yang ada di pasar. Misalnya:
a) Wajik
Wajik mempunyai makna wani tumindak becik yaitu berani berbuat kebaikan
b) Gendhang Ijo
Gendhang ijo mempunyai makna  Gawei seneng anak lan bojo (berbuatlah menyenangkan anak dan istri)
c) Sukun
Sukun mempunyai makna supaya rukun
d) Nanas
Nanas mempunyai makna wong urip ojo nggragas (orang hdup jangan searakah
e) Dhondong
Dhondong mempunyai makna ojo kegedhen omong (jangan besar omong)
f) Jambu
Jambu memiliki makna ojo ngudal barang sing wis mambu (jangan melakukan seusatu yang buruk)
g) Jeruk
Jeruk mempunyai makna jobo jero kudu mathuk (luar dalam/lahir batin harus sesuai atau sejalan)
Seluruh jajan pasar yang diuraikan diatas memiliki makna umum Urip yen dasar tatanane Gusti tentu ora bakal nyasar (hidup kalau mengikuti aturan Tuhan tentu tidak akan salah jalan)
8. Kembang Setaman
Kembang Setaman yang dimaksud adalah aneka macam kembang (tidak satu jenis saja) yang biasanya ada di taman. Kembang Setaman  yang biasanya digunakan untuk bancaan weton terdiri dari : mawar merah, mawar putih, bunga melati, kanthil dan kenanga. Setiap kembang memiliki makna sendiri-sendiri. Misalnya:
a) Bunga mawar: Awar-awar supaya selalu tawar dari segala nafsu negative
b) Bunga melati: melat-melat ning ati selalu eling lan waspada
c) Kanthil: supaya tansah kumanthil, hatimy selalu terikat oleh tali rasa dengan para leluhur yang menurunkannya, kepada orang tua dengan harapan anak selalu berbakti kepadanya. Kathil sebagai pepeling (pengingat) supaya anak idak durhaka kepada orang tuanyaditambah gula jawa dan garam secukupnya
9. Bubur 7 rupa
Bubur 7 rupa di sini bahan dasarnya adalah bubur putih atau gurih (berasal dari beras yang diberi santan dan garam) dan bubur merah atau bubur manis (berasal dari beras ditambah gula jawa dan garam). Dari kedua bubur tersebut, dibuatlah 7 kombinasi :
a) Bubur merah
b) Bubur putih
c) Bubur merah silang putih
d) Bubur putih silang merah
e) Bubur putih tumpang merah
f) Bubur merah tumpang putih
g) Baro-baro (bubur putih ditaruh sisiran (irisan) gula merah dan parutan kelpa secukupnya)
Bubur merah adalah lambing ibu. Bubur putih melambangkan ayah. Lalu terjadilah hubungan silang menyilang, timbal-balik, dan keluarlah bubur baro-baro  yang melambangkan kelahiran anak. Hal ini menyiratkan ilmu sangkan, asal muala kita dan menjadi pepeling agar kita tidak menjadi anak yang durhaka
10. Uang logam (koin)
Uang logam atau koin diletakan di bawah tumpeng atau tepatnya diletakkan dibawah daun pisang yang menjadi sarana untuk meletakkan tumpeng, dengan makna bahwa konsep uang di masyarakat Jawa berada di bawah, dan janganlah mengagung-agungkan uang karena uang bukanlah segalanya.
Selain ubo rampe yang telah diuraikan, ada pula alat kelengkapan upacara yang peletakkannya juga memiliki makna. Alat kelengkapan dalam upacara bancaan weton adalah
1) Daun pisang secukupnya, digunakan sebagai alas tumpeng dan alas bahan-bahan lainnya
2) Kalo (saringan santan) sebagai tempat untuk menyajikan ubo rampe bancaan weton)
3) Cobek, yang digunakan untuk tempat penyajian ubo rampe bancaan weton
Kalo diletkkan diatas cobek. Cobek merupakan symbol dari bumi (tanah) tempat kita berpijak. Nasi tumpeng dan segala isinya yan diletakkan dalam kalo akan terguling apabila tidak dialasi oleh cobek. Hal ini mengisyaratkan makna hendaknya dalam menjalani hidup di dunia ini ada keseimbangan dan keharmonisan antara bumi dengan isinya, atara jasmani dan rohani, antara kebutuhan jiwa dan raga, ehingga menjadi manusia sejati yang meraih kemerdekaan lahir dan batin.Â
Daun pisang yang hijau melambangkan  kesuburan dan pertumbuhan. Maknanya adalah pengharapan dan doa agar negeri kita maupun pribadi kita selalu diberkati Tuhan agar menjadi negeri dan pribadi yang subur dan makmur. (dikutip dari sabdalangit.wordpress.com)
Tradisi bancaan weton secara moral tertulis dalam bentuk mantra. Meskipun mantra ini tidak lagi menjadi peoman karena tergeser oleh kebenaran ajaran agama, system tradisi dan kepercayaan dalam mantra bisa menunjukan bagaimana bancaan weton melahirkan sistem kepercayaan.
Tradisi ini melambangkan penghargaan terhadap nilai-nilai moral, spiritual, tradisi dan agama. Simbol dalam bancaan weton dapat dirunut dari ubo rampe bancaan weton. Makna moral dan spiritual dari bancaan weton berakar pada keyakinan sedulur papat limo pancer dan pengendalian hawa nafsu manusia.
Namun, tradisi bancaan weton mulai berangsur hilang. Ada empat alasan yang bisa dikemukakan, yaitu kurangnya kesadaran masyarakat, masyarakat yang kurang menghargai budaya asli Indonesia, anggapan bahwa bancaan weton merupakan perbuatan syirik dan mantra dalam bancaan weton bukanlah doa dan harus diganti oleh doa. Alasan-alasan tersebut merupakan alasan yang paling signifikan membuat prang tidak mau melakukan bancaan weton walaupun simbol-simbol yang digunakan sebenernya adalah bentuk komunikasi terhadap Tuhan dan sesama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H