Mohon tunggu...
Lorcasz
Lorcasz Mohon Tunggu... Jurnalis - Blogger

CKG-DTB, Lahir di Jakarta, Blogger dan juga pengidap 3rd Hyponatremia addict, Rhesa-Lorca.cloud/83

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Napak Tilas 37 Tahun Tragedi Bintaro I

2 November 2024   21:11 Diperbarui: 2 November 2024   21:18 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usai melihat dan mendengar pengakuan dari warlok , Ka Satria menunjukkan dua rumah yang menjadi asset PT Kereta Api Indonesia dimana salah satunya adalah bekas rumah dinas kepala Stasiun Pondok Betung.

Ketika kami melihat rumah tersebut, ternyata sang pemilik rumah keluar dan kembali lagi kami disuguhkan cerita menarik seputar wilayah tersebut serta dengan senang hati eyang Dewi menerima kami bahkan dipersilahkan masuk ke dalam rumahnya, namun kami ucapkan terima kasih.

Dimana suami dari eyang bercicit bernama Dewi ini adalah mantan kepala stasiun Parung Panjang, Sudimara dan terakhir hingga pensiun di Tanah Abang.

Dan menarik dari rumah ini adalah terdapat cerobong asap dan itu masih berfungsi sampai kami melihatnya.

Dan akhirnya kami pun berphoto bersama dengan Eyang Dewi sembari mengucapakan salam perpisahan karena harus berangkat lagi ke tempat selanjutnya.

Usai dari perlintasan Pondok Betung, kami pun berjalan hingga sebuah tempat adaem di bawah jalan tol untuk menunggu bus angkutan pengumpan dengan nomor 8E,Bintaro -- Blok M dan kami turun di CSW dan berpindah koridorn yang berada tepat di depan kantor ASEAN.

Sesampainya di koridor untuk menunju TPU Kampung Kandang, kami menaiki bus transjakarta 6V dengan trayek Ragunan -- Senayan Bank DKI.

Lumayan kami di jalan, hingga akhirnya kami tiba di halte Jati Barat yang dulunya adalah SMKN 57.

Sesaimpainya di depan SMKN 57, perjalanan kami belum usai karena harus berjuang lagi dengan naik angkot dan Jak Lingko 47 Ciganjur Pasar Minggu.

Akhrinya kami terbagi dua dimana, rombongan pertama naik Jak Lingko 47 dengan tujuan akhir titik temunya masjid Al Akhyar.

Giliran w dan lima orang lagi akhirnya benar benar menumpang angkat M20 Ciganjur -- Pasar Minggu dan menariknya ketika kami sudah naik dan berjalan barulah Jak Lingko 47 baru datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun