Mohon tunggu...
Herman Wijaya
Herman Wijaya Mohon Tunggu... profesional -

Penulis Lepas.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

DR. Anna Mariana, Menebar Energi Baik Melalui Tenun dan Songket

6 Agustus 2018   12:40 Diperbarui: 6 Agustus 2018   13:11 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anna Mariana (tengah memegang bunga) setelah mendapat penghargaan dalam ajang Abang dan None Jakarta Selatan di Balai Sarbini Jakarta, Mei 2017 lalu. (Dok. pribadi)

Sayangnya di Betawi (Jakarta) sendiri sudah sulit menemukan para penenun, bahkan tidak ada lagi. Anna berpikir keras bagaimana caranya agar tenun atau batik Betawi dibuat oleh orang-orang Betawi sendiri, minimal oleh orang yang berdomisili di Jakarta, walau pun bukan etnis Betawi.

Plt Gubernur DKI Soni Sumarsono bersama Anna Mariana lalu melihat aktivitas seniman tenun binaan Anna Mariana di Bali. Dari sanalah timbul inisiatif untuk mendidik anak-anak muda dari Jakarta yang berminat untuk belajar menenun. Dipenghujung tahun 2016, sambil menyambut tahun baru,  ia  menggerakan anak-anak pesantren asuhannya untuk belajar menenun songket. Kegiatan ini  sejalan dengan Pengembangan Budaya Kain Batik Betawi, serta sosialisasi Pengembangan dan Pembinaan Budaya Kain Tenun dan Songket Betawi.

Kegiatan belajar menenun ini, kata Anna Mariana bisa dilakukan di saat anak-anak pesantren  senggang  dari kegiatan belajar ilmu agama. Dengan memiliki Ilmu menenun, nantinya mereka bukan hanya akan pintar soal agama, tapi juga berpengetahuan luas, memahami juga semakin mencintai budayanya. Keahlian menenun ini juga bisa membuka lapangan usaha dan mendatangkan rejeki.

Menurut Anna proses pengerjaan kain songket dan tenun  sangat khas dan  memerlukan waktu lama.  Terlebih  untuk  menghasilkan tenun kelas premium yang menggunakan benang sutera.  Proses pengerjaannya memakan waktu enam bulan bahkan bisa sampai setahun. Diperlukan ketrampilan, keuletan, ketekunan dan kesabaran khusus. Karena menenun dari benang sutra itu rumit, oleh sebab itu pula  harga songket menjadi mahal  bahkan cenderung fantastis. Ia lalu mengirim anak-anak yang berminat, untuk belajar langsung di sentra tentun dan songket di

Anna Mariana ketika tampil di Kompas TV. (Foto: Dudut Suhendra Putra)
Anna Mariana ketika tampil di Kompas TV. (Foto: Dudut Suhendra Putra)
 Bali.

"Anak-anak  pesantren ini ada yang sudah yatim piatu. Dengan  mereka punya bekal ilmu menenun, mereka diharapkan bisa mandiri, dan punya penghasilan sendiri. Dan yang lebih pasti lagi, mereka  akan menjadi kader penerus  yang pandai menenun."

Untuk lebih memahami Budaya Betawi, Anna lalu bergabung dalam Badan Muswarawah Betawi (Bamus Betawi) di mana kemudian ia didapuk menjadi bendahara. Sejak saat itu dia tidak pernah absen di hampir semua kegiatan masyarawat Betawi.

Sebagai pemilik butik, Anna Mariana juga tidak sulit mempopulerkan memasarkan disain tenun dan Batik Betawi buatannya. Pasarnya bukan cuma di Indonesia, tetapi sudah merambah ke luar negeri. Energi baik yang disebarnya melalui tenun dan songket sungguh bermanfaat bagi banyak orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun