Apa persiapan Anda untuk “maju perang” dalam Kongres Parfi?
Saya anggap ini bukan perang. Walau kemarin saya sempat emosi dan kepingin ngajak perang. Semua ini kita dalam organisasi besar untuk kebersaman. Saya ini maju untuk membentuk persatuan dalam kebersamaan. Itu motto saya. Marilah kita maju bersama tanpa kita harus menghambat orang lain. Mari kita berdiri bersma tanpa kita menekan orang lain. Mari kita berhasil bersama tanpa menghancurkan orang lain. Itu prinsip saya.
Makanya tidak ada kata perang dalam diri saya. Tapi kalau saya diajak perang, saya mau perang. Yang ada dalam diri saya adalah nawaitu. Di saat nawaitu itu benar adanya, apa yang kita pikir benar, kita ucapkan, kita jalankan, semua akan dipersiapkan dengan sendirinya. Yakin tidak yakin seperti itu.
Mungkin kalau dianggap orang yang mau maju di Kongres Parfi ini dianggap orang gila, saya bukan orang gila. Tapi mental saya gila. Kalau tidak punya mental gila, tidak mau maju. Kalau ada yang bilang yang mimpin Parfi itu orang gila, orang gila itu tidak bisa mimpin Parfi. Saya bukan orang gila untuk maju jadi Ketum Parfi. Tapi mental saya gila, karena yang diurusin menggila.
Pemimpin Parfi itu harus gila dalam arti gila bekerja, gila memotivasi, gila dalam berfikir.
Saya tidak menganggap ini peperangan. Saya hanya ingin menunjukkan identitas saya. Saya hanya berpikir apakah saya mampu menjalankan seperti apa yang saya ucapkan. Kasih dong kesempatan saya untuk membuktikan ucapan saya. Kalau tidak dikasih kesempatan bagaimana mungkin saya bisa membuktikan ucapkan saya. Saya jangan dihambat. Kalau memang legowo, kasih kesempatan yang lain, karena yang lain juga punya hak.
Selain keyakinan spiritual tentu ada juga dong kalkulasi-kalkulasi untuk maju dalam Kongres Parfi ini?
Oh tentu. Saya besok mau ulangan. Ada dua paradigm: saya belajar ketika guru menerangkan, daya adopsi dalam pemikiran saya, dan saya yakin saya bisa berhasil dalam ulangan. Kedua, kadang ada watak manusia itu waktu diterangkan dia becanda, tidur dan segala macam. Tapi dia mempersiapkan diri untuk belajar. Nah dari dua paradigm ini saya ada di mana, saya tidak bisa menerangkan. Kalau saya dikasih kesempatan, baru saya akan membuktikan.
Banyak yang beranggapan, orang yang akan maju menjadi Ketum Parfi ini akan berhadapan dengan kekuatan luar biasa, khususnya secara finansial. Bagaimana menurut Anda?
Itu opini publik ya. Sekarang siapa sih yang mau menunjukkan isi rekeningnya. Jangankan orang lain yang tanya, isteri nanya saja belum tentu mau menunjukkan. Hanya orang tidak waras yang mau menunjukkan rekeningnya.
Saya ini jalan ke Parfi kan butuh bensin. Kalau tidak punya bensin ya orang edan yang melakukan. Tidak ada gunanya kesombongan, karena itu hanya akan berbenturan dengan orang lain. Kita tidak bicara uang untuk orang perduli terhadap Parfi. Perduli saja sudah luar biasa.