Mohon tunggu...
Herman Wijaya
Herman Wijaya Mohon Tunggu... profesional -

Penulis Lepas.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

CaKetum Parfi, Andryega da Silva: Jadi Boneka, Tidak Selamat Dunia Akhirat!

21 Agustus 2016   19:23 Diperbarui: 21 Agustus 2016   19:36 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah membenahi kita akan mengaktifkan kembali koperasi dan yayasan Parfi. Itu harus dijalankan oleh anggotanya. Itu salah satu untuk memberdayakan anggota.

Parfi ini bukan organisasi bisnis, tapi organisasi profesi yang melindungi anggotanya. Nanti yayasan akan menaungi kegiatan itu. Ada satu departemen manajemen bisnis development. Ini yang akan merambat ke bidang bisnis dan investasi. Salah satu caranya kita akan menggandeng PH yang produktif. Industri yang sudah matang, bukan PH (production house) buatan. Bukan PH ciptaan di dalam sebuah moment. Tapi PH betul yang punya program-program dan sudah menjadi industri.  Ini akan memberdayaan kepadaa anggota.

Kita harus memperbaiki anggota asal bisa mensejahterakan anggota. Bulshit memperbaiki anggota tanpa memperhatikan kesejahteraan anggota. Di sinilah Parfi lambat laut akan kembali lagi.  Belum lagi program-program yang bisa mengakomodir Parfi-Parfi cabang. Bagaimana mereka bisa mandiri dan independen.

Parfi sekarang ini ndak tahu ya, tidak cukup waktu atau terlalu sibuk orang di dalamnya, sehingga tidak ada konsolidasi untuk membicarakan program yang lebih baik.

Ada juga pengurus atau anggota yang punya ide brilian tapi tidak bisa bersinergi dengan pengurus lain atau ketuanya. Akhirnya ide brilian itu juga tidak berjalan.

Tentunya bohong kalau kita membenahi ini bisa lari 100 jam. Kita harus kembali ke gigi satu. Kalau kita langsung jos “giginya” merotol, di jalan tol mesinnya merotol. Inilah fungsi manajemen.

Banyak yang mengatakan Parfi sudah kadung rusak untuk apa diperbaiki lagi? Sekarang ini kan mudah saja membuat organisasi baru? Partai politik juga begitu.

Semua orang punya pemikiran sendiri-sendiri. Ada yang setuju dan ada yang tidak. Kenapa saya tidak setuju? Karena semua lahir dari barang antik ini.

Tidak ada yang tidak mungkin kalau kita ingin benar-benar serius untuk membenahi ini tidak ada yang tidak mungkin. Hanya orang ego yang punya kepentingan sendiri yang bisa mengatakan itu. Kalau kita bijak tidak akan ke luar kalimat seperti itu.

Contohnya Anda punya HP satu yang punya sejarah luar biasa bagi anda. Karena salah nyolok jadi tidak konek. Anda mau ganti tidak punya uang.  Tapi hanya punya uang  untuk membetulkan konektornya. Orang hanya punya dua paradigma: membuang HP itu ke tempat sampah, lalu  pergi ke konter untuk membeli baru, atau diperbiki di tempat teman.

Memang hasilnya diplerkirakan lebih baik beli HP baru karena kalau dibetulin bisa rusak lagi. Masalahnya mau beli yang baru tidak bisa. Nah saya tidak bisa memahami pemikiran itu. Mau beli tapi tidak punya uang/ tapi tidak mau memperbaiki. Saya benar tidak mengerti. Mungkin saya terlalu bodoh untuk memahami pikiran itu. Tapi setiap orang punya paradigma masing-masing. Saya tidak boleh memaksakan kehendak saya. Begitu pun orang lain tidak boleh memaksakan kehendaknya kepada saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun