Abstrak
Media sosial telah menjadi platform utama bagi Generasi Z dalam berinteraksi dan mengungkapkan pandangan mereka. Di tengah kebebasan berpendapat ini, muncul fenomena di mana kesakralan agama Islam kerap diperdebatkan dan terkadang dilanggar. Artikel ini membahas problematika kesakralan agama Islam oleh Generasi Z di media sosial, termasuk penyebab, dampak, dan potensi solusi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menganalisis konten di media sosial serta wawancara dengan beberapa anggota Generasi Z. Hasilnya menunjukkan bahwa kurangnya pemahaman mendalam tentang agama dan pengaruh budaya populer menjadi faktor utama permasalahan ini. Solusi yang diusulkan meliputi edukasi agama yang lebih mendalam dan pengawasan yang lebih ketat terhadap konten media sosial.
Kata Kunci: Kesakralan Agama, Gen Z, Media Sosial.
AbstractÂ
Social media has become the main platform for Generation Z to interact and express their views. In the midst of this freedom of opinion, a phenomenon has emerged where the sacredness of the Islamic religion is often debated and sometimes violated. This article discusses the problem of the sacredness of the Islamic religion by Generation Z on social media, including the causes, impacts and potential solutions. This research uses a qualitative approach by analyzing content on social media as well as interviews with several members of Generation Z. The results show that a lack of in-depth understanding of religion and the influence of popular culture are the main factors in this problem. Proposed solutions include deeper religious education and tighter monitoring of social media content.
Keywords: Religious Sacredness, Gen Z, Social Media.
PENDAHULUAN
Kesakralan agama mengacu pada kualitas atau kondisi yang membuat sesuatu dianggap suci, dihormati, dan tidak boleh dilanggar atau diremehkan dalam konteks keagamaan. Hal-hal yang dianggap sakral dalam agama biasanya memiliki makna spiritual yang mendalam dan diakui sebagai pusat dari kehidupan religius. Kemajuan teknologi informasi telah mengubah cara manusia berkomunikasi dan berbagi informasi. Generasi Z, yang tumbuh di era digital, sangat aktif di berbagai platform media sosial seperti Instagram, Twitter, TikTok, dan lainnya.
Platform ini tidak hanya digunakan untuk hiburan, tetapi juga sebagai sarana untuk mengungkapkan pandangan pribadi, termasuk pandangan tentang agama. Namun, kebebasan berpendapat ini sering kali menimbulkan kontroversi, terutama ketika menyangkut kesakralan agama Islam. Fenomena ini menjadi topik yang penting untuk dibahas mengingat dampaknya terhadap kehidupan beragama dan sosial.
PEMBAHASAN
1.Pengaruh Media Sosial Terhadap Pandangan KeagamaanÂ
Media sosial memberikan kebebasan yang luas kepada penggunanya untuk mengekspresikan pandangan mereka. Namun, kebebasan ini sering kali disalahgunakan, terutama oleh Generasi Z yang masih dalam proses pencarian jati diri. Beberapa faktor yang mempengaruhi pandangan keagamaan mereka di media sosial meliputi:
a) Kurangnya Pemahaman Agama: Banyak dari Generasi Z yang memiliki pemahaman dangkal tentang ajaran agama Islam. Hal ini disebabkan oleh minimnya pendidikan agama yang mendalam di sekolah maupun di rumah. Pendidikan agama yang kurang menyeluruh dan tidak kontekstual sering kali membuat generasi muda tidak memahami makna mendalam dari ajaran agama, sehingga cenderung menanggapi ajaran tersebut dengan cara yang dangkal.
b) Â Budaya Populer: Pengaruh budaya populer yang sering kali bertentangan dengan nilai-nilai agama turut mempengaruhi pandangan keagamaan Generasi Z. Konten hiburan yang mereka konsumsi di media sosial sering kali mengandung nilai-nilai yang bertentangan dengan ajaran Islam. Selain itu, tren dan influencers di media sosial yang tidak selalu mempromosikan nilai-nilai agama, bahkan kadang kala menantang atau mengejeknya, turut membentuk pandangan mereka.
2. Dampak Terhadap Kesakralan Agama Islam
Konten yang meremehkan atau menyinggung kesakralan agama Islam dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, antara lain:
- Penurunan Respek Terhadap Agama: Tindakan meremehkan ajaran atau simbol-simbol agama dapat menurunkan respek terhadap agama Islam di kalangan generasi muda. Ketika ajaran agama dilihat sebagai sesuatu yang bisa dipermainkan atau dijadikan lelucon, hal ini dapat mengikis kesakralan agama dan menurunkan tingkat kepatuhan terhadap ajaran agama.
- Polarisasi Sosial: Konten yang kontroversial dapat menimbulkan perpecahan dan konflik di antara   pengguna media sosial, baik di kalangan umat Islam sendiri maupun antara umat Islam dan non-Muslim. Ketegangan ini dapat merusak kerukunan antarumat beragama dan menimbulkan konflik horizontal di masyarakat.
3. Peran Keluarga dan Pendidikan FormalÂ
Keluarga dan institusi pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk pemahaman dan sikap generasi muda terhadap agama. Edukasi agama yang diberikan di rumah dan sekolah harus lebih mendalam dan kontekstual, bukan hanya sebatas hafalan atau ritual. Pendidikan agama yang komprehensif dan relevan dengan kehidupan sehari-hari dapat membantu Generasi Z memahami nilai-nilai agama dengan lebih baik.
4. Solusi dan Rekomendasi
 Untuk mengatasi problematika ini, beberapa solusi yang dapat diterapkan meliputi:
- Edukasi Agama yang Lebih Mendalam: Peningkatan kualitas pendidikan agama baik di sekolah maupun di rumah sangat penting untuk memperdalam pemahaman Generasi Z tentang ajaran Islam. Pendekatan pendidikan yang lebih dialogis dan partisipatif dapat membuat generasi muda lebih memahami dan menghargai ajaran agama.
- Pengawasan Konten Media Sosial: Perlunya pengawasan yang lebih ketat terhadap konten di media sosial untuk mencegah penyebaran konten yang menyinggung kesakralan agama. Platform media sosial perlu bekerja sama dengan otoritas terkait untuk memastikan bahwa konten yang disebarkan tidak melanggar nilai-nilai kesakralan agama.
- Dialog Antar Generasi: Mendorong dialog antara Generasi Z dengan generasi yang lebih tua untuk memperkuat pemahaman dan penghormatan terhadap nilai-nilai agama. Dialog yang terbuka dan konstruktif dapat membantu mengurangi kesalahpahaman dan meningkatkan respek terhadap agama.
5. Peran Komunitas dan Organisasi Keagamaan
  Komunitas dan organisasi keagamaan juga harus aktif dalam membimbing generasi muda. Program-program yang melibatkan generasi muda dalam kegiatan keagamaan yang relevan dan menarik dapat membantu mereka memahami dan menghargai ajaran agama. Selain itu, peran tokoh agama yang dapat berkomunikasi dengan bahasa yang dimengerti oleh Generasi Z sangat penting dalam menyampaikan pesan-pesan agama.
 KESIMPULAN
Problematika kesakralan agama oleh Gen Z di media sosial merupakan tantangan yang signifikan dalam mempertahankan kesakralan agama Islam. Konten-konten yang diunggah di media sosial seringkali tidak terfilter dengan baik, sehingga dapat membingungkan dan menimbulkan ketidakpastian dalam pemahaman generasi Z terhadap nilai-nilai agama. Untuk mengatasi tantangan ini, pendidikan agama Islam harus mampu menawarkan perspektif yang seimbang antara tradisi dan konteks zaman sekarang. Guru dan pendidik perlu memanfaatkan teknologi dan media sosial sebagai alat untuk menyampaikan nilai-nilai agama dengan cara yang menarik dan relevan bagi generasi ini. Selain itu, peran keluarga dan komunitas dalam mendukung pendidikan agama Islam juga tidak bisa diabaikan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI