Mohon tunggu...
Novianti M
Novianti M Mohon Tunggu... Guru - Guru Mata Pelajaran Matematika

Saya Pemerhati Realistic Math Education. Penulis Buku: CARA ASYIK PENERAPAN MODEL BELAJAR DENGAN MEDIA GOOGLE FORM E-MODUL, Youtube MATH TSURAYYA EDUCATION Instagram https://instagram.com/mulyananovianti?igshid=ZDdkNTZiNTM=

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

ChatGPT Minta Maaf dan Menerima Koreksi atas Jawabannya yang Salah

19 April 2023   00:08 Diperbarui: 19 April 2023   11:31 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok pribadi Bagian ChatGPT minta maaf dan menjelaskan alasan kekeliruannya

Berikut ini penulis paparkan keseruan diskusi penulis dengan ChatGPT, saat ChatGPT diminta mengerjakan soal cerita matematika dalam bahasa Indonesia, ketika ternyata di akhir pembahasan Uraian jawabannya, ChatGPT menuliskan kesimpulan yang salah.

Hal ini merupakan hal yang sangat menarik bagi penulis selaku guru, dan rezeki bagi saya untuk menjadi bahan renungan dan bagus sebagai bahan presentasi bagi murid-murid saya. Karena ternyata ChatGPT dapat melakukan kesalahan, dan ternyata ketika dipertanyakan oleh penulis, ChatGPT nya minta maaf dan menjelaskan ketidaktelitiannya.

Ternyata ChatGPT yang bisa salah juga, seperti hal nya guru atau pun teman-teman diskusi belajar. Hal ini menjadi Pengingat bagi murid dan guru, bahwa dalam proses belajar adalah jangan puas hanya sampai selesai mengerjakan soal, kemudian murid masih belum bisa memahami sendiri apakah pekerjaannya sudah benar atau masih salah. 

Guru harus bisa membelajarkan murid sampai murid secara mandiri dapat memeriksa hasil pekerjaanya sendiri, menunjukkan dengan argumen, fakta dan alasan, bahwa pekerjaannya sudah benar atau masih salah. Kalau murid masih mencari guru untuk untuk menentukan pekerjaannya sudah benar atau masih salah, maka sebenarnya murid masih belum dapat mengantung SIM ... apa itu? Surat Izin Matematika he...he...he.... Artinya sudah mandiri mengerjakan jawaban atas soal matematika, dan dapat menunjukkan dengan bukti, alasan, atau pun fakta bahwa pekerjaannya sudah benar.

Karena yang berhak mendapat SIM (Surat Izin Mengemudi) sejatinya adalah yang minimal sudah berani mengemudikan kendaraannya sendiri, bukan yang setiap mengemudikan kendaraan masih harus didampingi pelatih mengemudinya kan?

Maka kelas pembelajaran matematika akan menjadi lebih bermakna dalam kehidupan sehari-hari memberikan lifeskill kepada peserta didik untuk melatih peserta didik berpikir menemukan pemecahan masalah menggunakan logika berpikirnya, bukan hanya sekedar mempelajari materi matematikanya saja. Karena memang jarang-jarang juga dalam kehidupan sehari-hari tiba-tiba ditanya rumus persamaan kuadrat atau pun rumus pythagoras misalnya. 

Tapi coba perhatikan bahwa kalau ada lapangan rumput, biasanya diagonal  lapangan itu suka agak lebih gundul, karena biasanya sering dipilih oleh yang melintas sebagai jalan pintas, karena diagonal atau sisi miring adalah lebih pendek dari kalau menyusuri bagian tepi lapangan tersebut itu kan. 

Panjang pastinya dari si diagonal sebagai jalan pinta itu kan jarang ditanyain pastinya berapa, yang tentunya dapat dihitung dengan pythagoras. Karena dalam kehidupan sehari-hari cukup terbuktikan bahwa jalan pintas itu yang merupakan diagonal itu terasa lebih pendek dan memang lebih pendek dari menyusur setengah keliling lapangan itu. Jadi murid-murid harus sampai paham mematchingkan dengan fakta di kondisi real nya. Bukan cuma puas sampai menghitung menggunakan rumus. 

Bahwa karena, ternyata ChatGPT juga bisa salah, seperti halnya juga guru atau teman-teman diskusi belajar. Namun yang utama adalah kesadaran di pihak manusia untuk berpikir dan tidak serta merta bulat-bulat langsung menelan hasil jawaban ChatGPT, namun turut bertanggung jawab ikut berpikir dan ikut menganalisis membuktikan hasil jaswab atau hasil diskusi baik dengan Guru, teman diskusi, bahkan dengan ChatGPT. 

Dibangun kesadaran bahwa belajar bukanlah hanya selesai sampai pada selesai menjawab soal, tapi benar-benar membuktikan hasil jawabannya itu sudah benar atau masih salah. 

Harus punya tanggung-jawab untuk membuktikan hasil jawaban sendiri, jangan sampai selesai menjawab soal cukup langsung puas mendapatkan konfirmasi benar atau salah dari guru. Tapi harus sampai bisa mempresentasikan dan memahami alasan benar dari jawaban yang dibuatnya tersebut. Karena dalam kehidupan sehari-hari juga kan kita harus mempertanggungjawabkan secara mandiri hasil keputusan kita.

Berikut diskusinya dapat dilihat pada foto-foto berikut ini. Di sini penulis tampilkan bagian foto saat penulis konfirmasi kesalahan chatGPT, dan foto  bagaimana ChatGPT nya minta maaf, sehingga tulisan ini dapat dinikmati tidak hanya bagi yang mendalami bidang matematika, tapi juga bagi yang tidak mendalami bidang matematika bisa melihat pada gambar saat ChatGPT nya minta maaf atas kesalahannya.

Dok pribadi Bagian Penulis Mempertanyakan Kesalahan ChatGPT
Dok pribadi Bagian Penulis Mempertanyakan Kesalahan ChatGPT

Dok pribadi Bagian ChatGPT minta maaf dan menjelaskan alasan kekeliruannya
Dok pribadi Bagian ChatGPT minta maaf dan menjelaskan alasan kekeliruannya

Kesalahan ChatGPT ini dapat dijadikan sebagai bahan diskusi awal dari kegiatan pembelajar di awal tahun, sebagai wujud komitmen bersama untuk belajar lebih bermakna bukan hanya puas sampai pada menyalin jawaban, tapi harus samapi dapat benar-benar dapat memahami alasan penyelesaian jawaban, dan menunjukkan kesesuaian jawaban dengan fakta nyatanya.

Selanjutnya terimakasih karena artikel ini ternyata masuk ke kumpulan Artikel Terpopuler, semoga artikel ini bermanfaat:

Dokpribadi Artikel ini di Jajaran Artikel Terpopuler
Dokpribadi Artikel ini di Jajaran Artikel Terpopuler

Setelah saya coba-coba lagi untuk soal-soal yang lain, ternyata ChatGPT masih banyak melakukan kesalahan. Hal ini justru menunjukkan bahwa pentingnya mengapa manusia tetap harus belajar kali bagi tambah kurang walau sudah ada kalkulator. Karena mungkin saja terjadi kesalahan pabrik di mana terjadi malfunction perangkat seperti pernah terjadi pada salah satu jenis handphone yang hasil perhitungan kalkulatornya terjadi nge lack sehingga perhitungan akhirnya menjadi salah, dan handphone jenis tersebut sudah ditarik kembali dan dilakukan perbaikan. 

Semakin canggihnya gadget janganlah membuat semakin malas belajar, hanya mengejar skor nilai rapot. Harus dibangun kesadaran adalah rugi kalau sekolah bertahun-tahun tapi sedikit ilmu yang terpahami untuk dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Jadikan gadget sebagai alat bantu belajar, bukan menjerat menjadi malas belajar. 

Berikut adalah Quotes penting : 

Jika sebagai guru kamu hanya mengajarkan fakta-fakta, hanya sekedar mengajarkan konten, maka kamu sebentar lagi tidak akan diperlukan lagi, karena google sudah lebih pintar penuh dengan fakta-fakta yang sudah sangat gampang diakses. Tapi jika sebagai guru, kamu dapat membangun kepribadian baik peserta didik untuk antara lain taqwa, tawadhu, dan ikhlas, maka seterusnya kamu akan diperlukan dalam terus membangun kemanusiaan sebagai khalifah di bumi ini. Terus belajar dan berjuang memohon pada Allah SWT untuk selamat dunia akhirat. Memahami bahwa kesuksesan bukanlah atas kehebatan diri, tapi atas rahmat Allah SWT. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun