Panitia inti yang berjumlah tak kurang dari 63 orang diketuai oleh Ignasius Jonan. Menurut informasi, pelaksanaan teknis dibantu oleh PT Dyandra Media International Tbk merupakan Perusahaan yang mengelola berbagai lini MICE (Meetings, Incentives, Conventions, Exhibitions). Â Perhelatan ini melibatkan Kerjasama dengan berbagai unsur.Â
Model Pentahelix tampak dalam penerapan segala persiapan dan penyelenggaraannya yang melibatkan kolaborasi lima unsur stakeholder yakni 1. Akademisi yang turut menggerakkan kehadiran dari guru, siswa, dosen dan mahasiswa serta penyelenggara institusi pendidikan; 2. Pebisnis (dunia usaha) sebagai sponsor / donator untuk kebutuhan penyelenggaraan khususnya di GBK atau yang menyangkut acara internal Gereja Katolik; 3. Komunitas melibatkan lintas organisasi baik dari agama Katolik maupun agama-agama lainnya seperti tampak dalam kunjungan ke Mesjid Istiqlal dan pertemuan Bapa Paus dengan tokoh-tokoh organisasi lintas agama; 4. Pemerintah karena terkait dengan status Bapa Paus sebagai pemimpin sebuah negara sehingga melibatkan kerjasama dengan seluruh unsur pemerintahan seperti Kementerian Agama, Kementerian Luar Negeri dan TNI/Polri; 5. Media baik lokal, nasional maupun internasional sebagai unsur penting yang mewartakan setiap kegiatan yang berlangsung.Â
Kerja sama lima unsur tersebut kerap juga disingkat ABCGM (Academician, Business, Community, Government, Media). Pentahelix merupakan perluasan dari strategi triplehelix (Akademisi, Pemerintah, Industri) dengan melibatkan berbagai unsur masyarakat dan media dalam rangka mewujudkan sebuah proyek atau karya, dalam konteks ini adalah perhelatan akbar.Â
Melalui kolaborasi sinergis tersebut diharapkan rangkaian acara kunjungan Bapa Paus dapat terlaksana dengan baik didukung oleh berbagai sumberdaya yang berinteraksi secara terpadu.Â
Visi & Mekanisme PesanÂ
Setiap program seyogyanya memiliki visi dan misi yang jelas. Kardinal Ignatius Suharyo mengatakan tiga alasan mengapa Indonesia menjadi salah satu tujuan perjalanan Paus.Â
Pertama, adanya kedekatan antara Vatikan dan Indonesia. Ditegaskan, Vatikan merupakan salah satu dari beberapa negara yang pertama-tama mengakui kemerdekaan Indonesia.Â
Hal ini dikatakan Uskup Agung Jakarta ini dalam pernyataan pers, di Kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI),  28 Agustus 2024. Kunjungan ini dapat dipahami sebagai kunjungan seorang "gembala kepada kawanan dombanya" yakni  umat Katolik di Indonesia yang sangat merindukan kehadiran beliau.Â
Kedua, Paus Franciscus juga ingin meneguhkan perkembangan Gereja Katolik di Indonesia sesuai dengan tema kunjungannya, faith, fraternity, compassion. Konsep ini merupakan usulan dari KWI yang adalah wajah dari dinamika kehidupan Gereja di Indonesia yang berusaha bertumbuh di dalam iman berdampingan dengan umat lainnya.Â
Salah satu indikatornya adalah Persaudaraan yang merupakan alasan ketiga. Persaudaraan di antara komunitas agama di Indonesia adalah nilai yang harus  terus dipelihara dan dikembangkan.Â