Mohon tunggu...
Mathilda AMW Birowo
Mathilda AMW Birowo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, Konsultan PR

Empat dasawarsa menggeluti bidang Corporate Communication di Kompas Gramedia, Raja Garuda Mas Group dan Bank CIMB Niaga. Memiliki pengalaman khusus dalam menangani isu manajemen serta strategi komunikasi terkait dengan akuisisi dan merger. Sarjana Komunikasi UI dan Sastra Belanda ini memperoleh Master Komunikasi dari London School of Public Relations serta sertifikasi Managing Information dari Cambridge University. Setelah purnakarya, menjadi Konsultan Komunikasi di KOMINFO. Saat ini mengembangkan Anyes Bestari Komunika (ABK), dosen Ilmu Komunikasi di Universitas Indonesia; Universitas Multimedia Nusantara; Trainer di Gramedia Academy dan KOMINFO Learning Center serta fasilitator untuk persiapan Membangun Rumah Tangga KAJ; Dewan Pengurus Pusat Wanita Katolik RI; Ketua Umum Alumni Katolik UI; Koordinator Sinergi Perempuan Indonesia (Kumpulan Organisasi Perempuan Lintas Iman dan Profesi). Memperoleh penghargaan Indonesian Wonder Woman 2014 dari Universitas Indonesia atas pengembangan Lab Minibanking (FISIP UI) dan Boursegame (MM FEB UI); Australia Awards Indonesia 2018 aspek Interfaith Women Leaders. Ia telah menulis 5 buku tentang komunikasi, kepemimpinan dan pengembangan diri terbitan Gramedia. Tergabung dalam Ikatan Alumni Lemhannas RI (PPRA LXIV/Ikal 64).

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kepemimpinan Berbinar

26 Desember 2020   15:58 Diperbarui: 26 Desember 2020   16:07 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyongsong 2021 Tahun Penuh Harapan dan Tantangan

Tepat tanggal 22 Desember 2020 saat kita memeringati Hari Ibu, Presiden Joko Widodo mengumumkan 4 menteri baru menggantikan menteri terdahulu. Hanya satu diantara empat adalah perempuan yakni Ibu Tri Rismaharini walikota Surabaya yang akan diboyong ke Jakarta menduduki posisi Menteri Sosial RI. Pemilihan sekaligus penggantian pejabat di tengah masa bertugas merupakan sebuah keputusan yang tidak mudah, baik bagi pejabat yang bersangkutan, pejabat yang diangkat termasuk pejabat yang dicopot, juga seluruh tim dalam organisasi. Ini merupakan bagian dari dinamika kepemimpinan.

Terkait dengan hal ini saya ingin berbagi materi yang telah saya sampaikan dalam webinar yang diselenggarkan pada 8 Desember 2020 oleh Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia, Universitas Prof. DR. Moestopo (Beragama). Webinar ini mengangkat tema yang menurut saya menantang yaitu Peningkatan Daya Saing UMKM Berbasis Ekonomi Kreatif dan Teknologi Kreatif dalam Era Pandemi. Topik yang saya bawa adalah Kewirausahaan dalam Kepemimpinan Berbinar.

Saya memulai dengan kalimat:

Adakah ada di antara kita yang merasa bukan seorang pemimpin?

Saya melihat di fitur 'raise hand' banyak yang mengangkat tangan. Sepaham dengan saya bahwa seyogyaya kita semua merasa bahwa kita layak menjadi seorang pemimpin apapun peran kita dalam masyarakat. Unsur-unsur kepemimpinan itu pasti ada dalam diri kita yaitu kemampuan mengatur (mulai dari mengatur waktu dan keuangan pribadi), memengaruhi orang lain (seorang ibu membujuk anaknya yang susah makan untuk mau makan), mengarahkan atau mengedukasi (seorang ayah mengajar puteranya menyetir mobil), ... artinya kepemimpinan merupakan jati diri dan ada bahkan sejak kita dilahirkan, seperti ungkapan orang "Ia terlahir sebagai pemimpin".  Sekarang yang menjadi persoalan adalah apakah aspek-aspek itu ingin kita kembangkan didalam kehidupan kita agar menjadi nilai tambah bagi kompetensi diri?

BERBINAR

Saya ingin memperkenalkan sebuah konsep kepemimpinan yang saya sebut sebagai Kepemimpinan BERBINAR. Dalam Bahasa Inggris berbinar itu artinya 'sparkling', bersinar diantara benda-benda lainnya. Ibarat kunang-kunang atau bintang di malam hari, dia bercahaya di antara kegelapan. Jika kita urai huruf per hurufnya maka BERBINAR saya rumuskan menjadi sebagai berikut,

B -- Berani

Ketika saya Bersama 26 pemimpin organisasi perempuan lintas agama yang terpilih dalam Australia Awards Indonesia 2018, salah satu pembicara dalam short course yang kami ikuti di Deakin University yaitu Coral Ross seorang politician perempuan Australia mengatakan "Take the risk before you are ready!" Seorang pemimpin harus berani memulai sesuatu, mengambil sikap dan melakukan tindakan nyata. Tentunya bukan asal aksi tetapi dengan pertimbangan matang. Seringkali kita terlalu panjang menimbang-nimbang sesuatu sehingga kesempatannya lewat dan kita tak pernah mewujudkan apa yang kita pikirkan. Semakin sering kita berani mengambil keputusan maka kita mengasah ketepatan agar keputusan yang kita ambil dapat semakin kecil risikonya. Setiap keputusan tentang mengandung risiko. Di masa pandemi ini saya melihat tak sedikit teman yang menerjuni bidang kuliner yang sebelumnya tidak dilakukan atau bahkan tidak kepikiran. Mereka mulai dengan masakan yang sering dibuat untuk keluarga dan menjadi masakan kesukaan keluarga. Mereka memasarkannya melalui media sosial antar teman, group...dari mulut ke mulut dan akhirnya menjadi usaha keluarga yang sungguh beararti di masa pandemi dimana umumnya kita mengalami keterbatasan  finansia. Maka usaha perlu dimualai dengan sebuah keberanian.

Sebuah perubahan juga memerlukan keberanian seseorang untuk mengatakan sesuatu terutama jika ia merasa bahwa ada yang perlu diperbaiki, ada hal yang kurang tepat atau salah dilakukan oleh tim kerja. Seorang pemimpin perlu memiliki keberanian untuk mengatakan apa yang dianggap benar meski kemudian itu menjadikannya tidak popular. Kita memang perlu merasa aman tetapi tidak selalu memosisikan diri dalam zona nyaman yang membuat kita terlena dan larut dalam situasi yang menjerumuskan.  Silvany Austin Pasaribu seorang diplomat muda Indonesia tiba-tiba namanya mencuat di media sosial saat ia melakukan koreksi terhadap pendapat seorang Perdana Menteri yang tendensius tentang Indonesia berkaitan isu Timor Timur di sebuah forum terhormat PBB.

Pemimpin terbaik adalah pemimpin yang berani dalam memutuskan pilihan-pilihan sulit dan menerima risiko demi untuk mendapatkan hasil terbaik:

                Berani mengambil resiko

                Berani memulai

                Berani sambut tantangan

                Berani berbeda

                Berani salah

                Berani dikritik

E -- Efektif dan Efisien

Merupakan kemampuan kita untuk membaca situasi dan secara cepat, melakukan penyesuaian, termasuk perkembangan teknologi terkini. Melakukan penyesuaian bukanlah berarti mengubah jati diri atau menjadi seperti orang lain. Sebagai contoh,  situasi pandemi menjadikan banyak usaha rumah makan harus tutup atau mengurangi tenaga kerjanya. Sorang pengusaha yang efektif dan efisien akan mengolah pikirannya sedemikian rupa agar rumah makan tetap berjalan dan memberdayakan karyawannya. Maka para karyawan dilatih untuk menjadi tenaga pemasaran karena sementara waktu mereka tidak membutuhkan kasir, penerima tamu atau petugas pemesan dari meja ke meja. Ruang yang biasa digunakan juga diperkecil. Format bisnis difokuskan pada delivery order, sebagian tenaga kerja dialihkan untuk mengantar pesanan ke pelanggan. Pengusaha ini telah menyelamatkan usaha maupun tenaga kerjanya.

Ketika masih berkarya di sebuah Bank, kami melakukan beberapa kompetisi internal antar karyawan, semacam Indonesian Idol, pemilihan model, hingga Pembawa Acara. Selain ajang ini menjadi sebuah hiburan yang menarik, menyadarkan kami bahwa ternyata banyak bakat terpendam diantara karyawan. Para pemenang lomba Tarik Suara  tersebut kemudian mengisi acara-acara korporasi yang kami selenggarakan. Demikian halnya pemenang model menjadi bintang iklan produk perusahaan. Ada penghematan dari sisi dana yang kami keluarkan dibandingkan jika merekrut profesional dari luar, di lain pihak menumbuhkan rasa kebanggaan internal. Dampaknya, di akhir tahun dapat kami melaporkan bahwa antara alokasi dana yang disetujui manajemen dengan realisasi dana yang digunakan untuk special events tersebut mengalami penghematan cukup signifikan.

Pemimpin yang paling efektif adalah mereka yang mampu menyesuaikan gaya mereka dengan memahami situasi seperti seberapa banyak tugas, kemampuan masing-masing anggota dan faktor-faktor lain guna mampu menyelesaikan pekerjaan.

R -- Rasional & Rendah Hati

Rasional artinya memiliki visi yang jelas dan relaistis. Betul bahwa kita perlu memiliki mimpi besar setinggi langit dalam hidup kita, agar jikapun tak tercapai maka jatuhnya ke bintang-bintang. Tetapi visi yang besar harus disertai langkah-langkah kecil yang strategik yang menjadikan mimpi kita itu membumi.  Misalnya, kita berangan-angan membuka usaha konfeksi, mulailah dengan melakukan riset pasar, sesuaikan pula dengan modal awal yang kita punya. Tidak perlu langsung membuka usaha yang megah kemudian harus mengajukan kredit di bank. Belum apa-apa kita sudah dibebani oleh hutang. Tenaga kerja kita mulai dari anggota keluarga. Saya mempelajari ini dari banyak usaha teman-teman yang mulanya kecil kemudian sekarang menjadi besar, Seorang tetangga kami yang saya panggil mbak Yarsa, memulai bisnisnya dengan menerima jahitan di sebuah rumah kontrakan. Sekarang ia telah memiliki rumah model besar dengan brand semakin dikenal dengan spesilisasi kebaya modern.

R juga saya gabungkan dengan Rendah Hati. Ken Blanchard, seorang ahli di bidang manajemen mengatakan, "orang yang rendah hati bukannya tidak memikirkan tentang diri mereka sendiri, namun mereka hanya mengurangi waktunya untuk memikirkan diri sendiri".  Salah satu strategi perusahaan besar macam McD atau Coca Cola konon mewajibkan calon manager barunya untuk menjalani semacam orientasi kerja sebagai front liner atau mengangkat botol di pabrik. Selain penting bagi mereka untuk mengenal seluk beluk bidang yang akan mereka jalani dari bawah, tetapi secara tak langsung agar mereka dapat menghargai pekerjaan kasar sekalipun. Saat ini banyak pemimpin yang merakyat, rendah hati tidak membutuhkan penghormatan atau bahkan protokol ketat, mereka  'blusukan' untuk menemui warga, mengenal mereka dan mendengar aspirasi secara langsung.  Mereka juga tak merasa sangat perlu duduk di kelas bisnis jika naik pesawat, dan ikut mengantri seperti penumpang lainnya.

B -- Bersih

Bersih yang dimaksudkan di sini adalah selaras dengan integritas, ada keterbukaan dan akuntabel. Pemimpin yang bersih akan mampu melakukan pembersihan terhadap lingkungan kerja yang kotor, menegur anak buah yang tidak bertanggung jawab, mengingatkan kolega yang menyimpang dan menegakkan hukum. Hal-hal itu tak akan mungkin dilakukan sekiranya ia sadar bahwa dirinya juga tidak bersih. Pemimpin yang memiliki integritas tak mampu mengkhianati warga yang telah memberi kepercayaan, sulit melakukan korupsi.

Contoh saja, kita menegur anak buah yang menggunakan fasilitas kantor untuk keperluan pribadi, tetapi bukan rahasia umum kita sendiri sering memberdayakan supir kantor untuk menjemput isteri yang arisan.

I -- Inovatif

Di era globalisasi saat ini, pemimpin dituntut untuk berpikir inovatif sebab banyak perubahan begitu cepat. Pemimpin seperti ini tak pernah merasa cepat puas dengan kinerja yang dicapai. Mereka menyadari bahwa dalam proses penemuan dan pelaksanana inovasi baru tak bisa dilakukan sendiri. Penting untuk mendorong tim kerjanya guna mengembangkan pemikiran inovatif pula. Kepemimpinan milenial sangat dekat dengan tipe ini, kita lihat perkembangan perusahan-perusahaan start up, juga co-working yang menggabungkan berbagai keahlian dalam satu atap tanpa harus tatap muka. Terutama di masa pandemi dimana kita diharuskan lebih banyak bekerja dari dan di rumah, kemampuan mengelola dan mengotimalkan teknologi akan mendukung pekerjaan maupun usaha yang kita kembangkan.

Memaksimalkan networking dan jalinan pertemanan dalam WA Group untuk memasarkan produk rumahan misalnya, kita dapat memberi kesempatan anak-anak berkreasi untuk bantu mendesain promosinya di youtube, IG atau media sosial lainnya. Betapa mudah saat ini untuk beriklan dengan biaya rendah bahkan gratis.

Perusahaan-perusahaan besar telah banyak yang memberi fleksibilitas kerja kepada para karyawan dengan memilih jam kerja mereka sehingga tidak melulu di kantor form 8 to 5. Situasi di tempat kerja juga dibuat sedemikian menyenangkan, di Unilever atau Tokopedia misalnya tersedia berbagai fasilitas kekinian seperti Gym, salon, selangsar luas untuk duduk-duduk dan bekerja membawa lap top. Tidak harus selalu di belakang meja.

 N -- Netral

"When the people feel safe and protected by the leadership in the organization the natural reaction is to trust and cooperate." -- Simon Sinek

Untuk menjadi seorang pemimpin, kita harus senantiasa bersikap positif. Bersikap positif di sini berarti netral. Tidak memihak kepada segelintir anak buah saja, perlu bijaksana dalam mengambil suatu keputusan serta meredam kemungkinan negatif dari suatu permasalahan. Jika anak buak kita salah, maka jangan ragu untuk menegur serta mengarahkannya menuju kebaikan.

Initinya adalah inklusif, tidak memihak. Semua diukur dari kinerja, bukan KKN, cari muka, sehingga tim kerja berlomba untuk berprestasi dan bersaing secara sehat karena semua memiliki kesempatan yang sama. Kita masih saja melihat di sebuah lembaga misalnya, penggantian pimpinan atau perubahan struktur itu disertai dengan mengubah pimpinan unit di bawahnya, karena sang pimpinan baru membawa 'rombongan orkes'nya (alias bedol desa). Mereka merasa lebih nyaman dengan kelompoknya dan rada malas melakukan kaderisasi. Hal mana tentu akan menumbulkan suasana kerja yang tidak kondusif. Orang baru biasa membawa budaya baru yang bisa saja tak sesuai dengan budaya organisasi.

A -- Akuntabel

Masih berkaitan dengan aspek Netral, nilai profesionalisme mempunyai makna bahwa dalam bekerja, pimpinan harus melakukannya dengan tuntas dan akurat berdasarkan kompetensi terbaik, tanggung jawab serta komitmen yang tinggi. Kita perlu membiasakan seluruh tim kerja untuk berbicara berdasarkan data, bukan perasaan atau kira-kira. Memiliki SOP (Standard Operating Procedure) dan mekanisme kerja yang dipahami oleh seluruh anggota dengan benar. Untuk organisasi misalnya, Anggaran Dasar Rumah Tangga perlu  disosialisasi secara tepat merata sehingga tolok ukur dan dasar operasionalisasi bagi semua bidang jelas. Sehingga, jika ada ketidak beresan atau kekurangan di sana sini dapat segera diketahui dan dicarikan solusinya sebelum persoalan menjadi besar.

R -- Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin

5R merupakan adaptasi program 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke) yang dikembangkan di Jepang. Ini merupakan suatu metode sederhana untuk melakukan penataan dan pembersihan tempat kerja. Strategi ini dimaksudkan guna menciptakan budaya kerja yang dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja. Salah satu teknik mudah untuk mengetahui apakah sebuah kantor atau rumah makan bersih atau tidak, lihatlah dari toiletnya, dari aspek yang justru paling sering dianggap tidak penting. Cara lain dengan menanyakan OB atau sekuriti siapa nama pimpinan di perusahaan.

Ringkas adalah cara untuk melakukan segala sesuatu dengan penuh persiapan sehingga ketika dilaksanakan tidak bertele-tele misalnya penyusunan laporan atau bahkan rapat. Rapi menyangkut segala sesuatu diletakkan pada tempatnya seperti filling atau perangkat kerja, sehingga siapapun membutuhkan akan dapat menemukannya dengan mudah. Sekiranya ada pergantian staf, maka staf yang baru dapat melakukan alih pekerjaan dengan mudah karena semua data tersimpan rapi. Resik menyangkut perawatan barang-barang inventaris dengan membersihkan secara berkala sehingga tak tampak debu atau terkesan kotor. Lingkungan kerja yang bersih juga akan berdampak pada sumber daya manusia yang sehat, ini sangat relevan dengan masa pandemi menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Rawat selain berarti menjaga agar perangkat kantor tetap dapat digunakan dengan baik, rawat juga memiliki arti pada unsur-unsur lain terkait lingkungan pekerjaan. Misalnya, merawat kerjasama, visi misi, toleransi dan profesionalisme. Rajin adalah kebiasaan untuk menjaga apa yang telah dicapai secara pribadi maupun kelompok. Melakukan apa yang boleh dilakukan dan menghindari yang tidak boleh dilakukan serta mengatur waktu secara optimal (time management). Contohnya,  menggunakan jam makan siang secara proprosional, dan menyelesaikan pekerjaan sesuai target yang ditentukan.

Mari menyambut 2021 dengan lebih bersemangat, profesional dan inklusif. Belajar dari banyak hikmah selama pandemi, seperti kata Bapak Jokowi jadikan pandemi sebagai lompatan besar karena kita mampu melewati masa krisis dengan menggali pengalaman berarti. Indonesia jaya, Indonesia sehat dan bermartabat. Salam Nusantara!

Jakarta, 26 Desember 2020

Mathilda AMW Birowo

Grasindo
Grasindo

Grasindo
Grasindo
Grasindo
Grasindo
Bahan acuan:

Jerald Greenberg and Robert A. Baron, Behavior in Organization, Eighth Edition, (New Jersey: Pearson Education, Inc., 2003)

L James. Gibson et al. Organization: Behavior, Structur, Processes, International Edition, (New York: McGraw-Hill/Irwin, 2004)

Mathilda AMW Birowo dan Indah Sukotjo. Brand Yourself, (Jakarta: Grasindo, 2016)

Mathilda AMW Birowo. Melati di Taman Keberagaman -- Praktik Kepemimpinan Inklusif di Indonesia dan Australia, (Jakarta: Grasindo, 2019)

Mathilda AMW Birowo., Mengembangkan KOMPETENSI ETIS di Lingkungan Kita, (Jakarta: Grasindo, 2017) 

Riyanto, Joko, dkk. Bela Negara dan Kebijakan Pertahanan Negara, (Jakarta: Puskom Publik Kemhan, 2016)

Stephen P. Robbins and Timothy A. Judge, Organizational Behavior, Twelfth Edition, (New Jersey: Person Education, Inc., 2007)

Beserta materi webinar, focus group discussion dan publikasi di google/media massa yang relevan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun