akan berpikir bahwa Allah Sang Pencipta itu menghendaki suatu pengurbanan nyawa manusia, ciptaanNya yang telah dipenuhi nafas kehidupanNya. Sekilas miris sekali peristiwa dan pikiran kita ini, apalagi yang diperintahkan Allah untuk dikurbankan itu adalah anak tunggal. Namun, janganlah kita lupakan atau abai dengan respon yang dilakukan Abraham saat mendengarkan perintah itu. Ia melakukan perintah Allah yang kita pandang janggal itu tanpa suatu penolakan alias banyak bertanya.Â
Apabila peristiwa itu terjadi di zaman sekarang, tentu kita akan juga berpikiran bahwa Abraham sedang terhipnosis oleh perintah Allah itu. Bagaimana tidak, misalnya saja ketika seorang bapak atau ibu mendapati anaknya sedang tergeletak kritis di rumah sakit, tentu tidak akan pernah merelakan kepergian anaknya itu (meninggal). Namun, di sisi lain, Alkitab membawa kita pada suatu fenomena yang mulai populer ditemui di zaman sekarang, yakni aborsi.
Buku ini direkomendasi bagi umat Kristiani pada khususnya serta semua umat beriman yang mempertanyakan segala hal yang termuat dalam Kitab Suci Perjanjian Lama dan menjadi kontraversi. Buku ini menyatakan kepada kita berbagai kemungkinan Allah melakukan segala sesuatunya terhadap ciptaanNya. Dan kita akan melihat bahwa Allahpun pernah menyesal terhadap perbuatannya yang menunjukkan kemurkaan danm kecemburuan. Buku ini juga dapat membuat kita memahami pemahaman kita pribadi yang mungkin keliru dan bahkan bisa sesat. Sesungguhnya Allah itu Maha Cinta lagi Maha Cinta lagi Maha Damai, dan sekaligus Maha Pencemburu. Sebab sesungguhnya, kecemburuanNya timbul untuk mempertahankan namaNya yang kudus (bdk. Yeh. 39:25). -M. Giovanni Putra Gana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H