Mohon tunggu...
Basirotul Hidayah
Basirotul Hidayah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa ITSNU Pasuruan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa ITSNU Pasuruan, Prodi Pendidikan matematika 2019

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dekadensi Moral dan Solusi Islam

25 Juni 2020   11:23 Diperbarui: 25 Juni 2020   11:16 4273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama: Basirotul Hidayah

Semester: II

Jurusan: Pendidikan Matematika

Kampus: ITSNU Pasuruan

Tahun: 2019

Identitas Dosen: Muhammad Muhlis, M.Pd.

Problem: Peran orang tua dalam mencegah Dekadensi pada anak

Teori:

Dekadensi moral merupakan keadaan di mana suatu kondisi moral atau akhlak yang mengalami kemunduran. Fenomena dekadensi moral saat ini tidak dapat dipungkiri akibat dari banyaknya pengaruh budaya luar yang justru tidak sesuai dengan kondisi yang ada di Indonesia. Bisa dikatakan budaya dari luar tersebut masuk tanpa melalui proses penyaringan terlebih dulu, sehingga generasi penerus saat ini hanya menerima budaya tersebut secara keseluruhan, tanpa mengerti ataupun peduli terhadap pengaruh di balik budaya tersebut.

Sehingga hal ini dapat memberikan dampak negatif bagi masyarakat pada umumnya maupun anak ataupun remaja khususnya, sehingga cenderung dekadensi moral ini mengarah kepada hal-hal yang tidak baik. Penyumbang dekadensi moral terbesar pada saat ini adalah acara televisi yang tidak mendidik, kebablasan dalam mengakses internet maupun pengaruh buruk dari budaya luar tersebut.

Beberapa contoh dekadensi moral yang marak terjadi saat ini adalah :

- Pergaulan bebas

- Pemerkosaan dan pencabulan

- Tawuran

- Miras dan narkoba

- Tindakan kekerasan dan perbuatan asusila, serta

- Korupsi

Jika ingin membangun sebuah bangsa yang berakhlak baik dan mulia, maka didiklah anak-anak kita dengan akhlak yang baik sejak usia dini. Dalam hal ini, orang tua memiliki peran penting dalam pembentukan karakter anak-anak di lingkungan keluarga, karena setiap anak yang lahir ke dunia ini, akan dibentuk dan diukir oleh kedua orang tuanya. Akankah diukir dengan ukiran bernilai seni tinggi atau malah sebaliknya. Artinya untuk mencegah terjadinya dekadensi moral di masyarakat, dimulai dari dalam keluarga.

Membentuk karakter dan akhlak yang baik kepada anak-anak, bukanlah perkara mudah. Dibutuhkan kesabaran serta strategi yang tepat. Salah satu cara yang bisa para orang tua lakukan adalah dengan memberikan contoh perbuatan baik di lingkungan keluarga dengan memulainya dari hal-hal yang sederhana, seperti bagaimana kita bersikap baik terhadap orang yang lebih tua, bersikap baik terhadap teman atau bahkan terhadap hewan sekalipun.

Di era digital saat ini, bukan tidak mungkin anak memiliki akun sosial media untuk berinteraksi dengan dunia maya. Selain itu juga anak dapat dengan mudahnya mengakses berbagai video melalui situs berbagi video seperti YouTube. Canggihnya perkembangan teknologi informasi ternyata mampu membawa dampak negatif dalam kehidupan masyarakat. Kebebasan untuk mengakses internet di dunia maya dapat merugikan penggunanya jika pengguna tidak bisa menyeleksi konten dari dunia maya (internet). Maka dari itu, di era digital saat ini, anak-anak sebaiknya dikenalkan dengan pengetahuan agama sejak usia dini dan juga pembentukan karakter yang berakhlak dan mulia.

Selain itu juga, orang tua juga perlu belajar mengenai dunia informasi teknologi di era digital saat ini. Tujuannya jelas untuk mengawasi dan mengontrol aktivitas anak saat berselancar di dunia maya. Karena seperti kita ketahui, perkembangan informasi teknologi ibarat pisau bermata dua, di satu sisi teknologi mampu membantu mempermudah menyelesaikan pekerjaan. Sementara di sisi lain, teknologi juga mampu menjerumuskan penggunanya jika tidak diimbangi dengan pengetahuan agama.

Analisis:

Peran orang tua dalam mencegah dekedensi moral remaja adalah mengajarkan nilai-nilai, moral, ataupun kearifan lokal yang ada di kelompok masyarakatnya ataupun nilai-nilai yang dianut oleh kelompok masyarakat lain. Hal tersebut untuk memupuk rasa solidaritas pada anak tersebut.

Peran orangtua dalam mendidik generasi penerus bangsa merupakan langkah pertama yang sangat penting. Orangtua adalah guru pertama bagi seorang anak dalam tumbuh dan berkembang di dunia ini. Orang tua mempunyai kewajiban untuk membekali anaknya dengan ilmu-ilmu baik secara eksak maupun non-eksak seperti hal mendasar dalam berlaku, tatakrama, dan cara memberlakukan orang lain.

Pada waktu seorang anak masih dalam tahap balita sampai umur tujuh tahun merupakan waktu yang sangat krusial bagi orangtua untuk membentuk karakter anak tersebut. Orangtua tidak hanya dituntut untuk mengajarkan semua nilai - nilai, dan norma yang ada di masyarakat, melainkan juga memberikan contoh yang baik bagi anaknya. Anak merupakan "mesin peniru". Oleh sebab itu, anak tersebut meniru perilaku orangtua mereka.

Penanaman akan nilai dan moral serta contoh perilaku yang baik pada anak, diharapkan akan mencegah dekadensi moral remaja. Orangtua juga harus turut mengawasi lingkungan pergaulan anak mereka, khususnya pada masa - masa pubertas. Hal tersebut dikarenakan, kerap kali remaja terjerumus oleh hal-hal negatif karena salah pergaulan. 

Peran orangtua disini adalah berperan menjadi "sahabat atau teman" bagi anak mereka yang telah beranjak remaja. Kadangkala, berperan sebagai orangtua yang disiplin malah justru akan membuat anak mereka yang sedang mengalami pubertas merasa dikekang dan justru membuat anak semakin tertutup dan menjaug dari orangtua. Disiplin itu penting, tapi harus melihat situasi dan kondisi. Mengerti apa yang sedang dialami dan dirasakan pada anak mereka, sehingga sang anak akan terbuka pada orangtuanya.

Secara umum, kewajiban orang tua terhadap anak-anaknya adalah sebagai berikut[26] :

a)      Mendoakan anak-anaknya dengan doa yang baik (Qs. Al furqon 74)

b)      Memelihara anak dari api neraka (Qs. At-Tahrim 6)

c)      Menyerukan sholat pada anaknya (Qs. Thaha 132)

d)     Menciptakan kedamaian dalam rumah tangga (Qs. An-nisa' 128)

e)      Mencintai dan menyayangi anak-anaknya (Qs. Ali Imran 140)

f)       Bersikap hati-hati terhadap anaknya (qs. At taghabun 14)

g)      Dan lain sebagainya

Para orang tua bisa memberikan pendidikan kepada anak dengan cara menyeimbangkan antara ilmu pengetahuan di dunia dan juga ilmu agama. Karena selain pintar di sekolah, anak juga pintar dengan ilmu-ilmu agama, bahkan anak bisa berprestasi di sekolah juga rajin melaksanakan ibadah.

Referensi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun