Mohon tunggu...
Mateus Hubertus Bheri
Mateus Hubertus Bheri Mohon Tunggu... Penulis - Menulis Itu Seni

Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemilu Dan Pilkada Ajang Perang Hoax Serta Isu SARA, Bukan Perang Ide Gagasan

7 Januari 2025   13:19 Diperbarui: 7 Januari 2025   13:19 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemilu dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada)  merupakan sarana dan pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih pemimpin dan wakil rakyat. Pemilu dan Pemilihan berdasarkan regulasi, selalu diadakan 5 tahun sekali.

Pesta demokrasi rakyat ini, melibat seluruh komponen masyarakat, baik itu organisasi partai politik (peserta pemilu) calon perseorangan, simpatisan, tim sukses, relawan, dan masyarakat sebagai pengguna hak pilih. Turbelensi politik dalam dua kontelasi politik yang berbeda ini tak dapat di hindarkan.

Polarisasi di tengah masyarakat sebagai impact dari perburuan kursi kekuasaan akan dan pasti terjadi. Masyarakat akan sulit membedakan mana dunia nyata dan maya karena sama-sama tipu dan penuh sandiwara.

Di satu sisi dunia digitalisasi dinilai banyak memberikan tren positif bagi kemajuan dan perkembangan peradaban manusia. Teknologi dianggap dewa Athena yang mempermudahkan setiap pekerjaan manusia.

Apa si nggak bisa dilakukan hari ini, manakala kita hidup di era modern sekarang. Kendatipun sedang liburan bersama keluarga, direktur sebuah perusahan bisa mengadakan rapat bersama karyawannya lewat zoom meting.

Inilah salah satu contoh kongkrit, teknologi betul-betul membantu seluruh pekerjaan manusia. Kendatipun masih banyak contoh-contoh lainnya, efek positif dari teknologi.

Meskipun teknologi di anggap sebagai dewa Athena yang menolong pahlawan bangsa yunani pada zaman itu, Namun teknologi juga bisa memberikan pengaruh negatif bagi peradaban manusia.

Dampak negatif dari teknologi kekinian adalah pertama, penyebaran informasi yang absur, tingkat kebenaran informasi itu patut dipertanyakan, sehingga masyarakat sulit memfilter secara baik. Kedua, di dunia pendidikan, dampak buruk dengan perkembangan teknologi membuat pelajar dan mahasiswa malas untuk berpikir.

Segala tugas yang diberikan guru di sekolah ataupun kampus tinggal mengcopynya dari internet. Karena di sana ada pak google yang siap menjawab semuanya.

Kritis terhadap perubahan dan kemajuan yang terjadi bukan berarti kita alergi terhadap perubahan dan kemajuan itu. Kita tidak mungkin dapat menghentikan arus perubahan zaman melainkan kita harus sedini mungkin mendeteksi agar nilai-nilai budaya dan kearifan lokal sebagai prinsip dasar manusia yang berbudaya agar tidak tergerus oleh kemajuan zaman yang demikian pesat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun