Solusi untuk Mengatasi FOMO pada Remaja
Mengatasi FOMO membutuhkan kesadaran dan perubahan perilaku dalam penggunaan media sosial. Membatasi waktu yang dihabiskan di media sosial adalah langkah pertama yang bisa diambil. Cobalah untuk menetapkan waktu tertentu setiap hari untuk membuka aplikasi media sosial, misalnya hanya 30 menit hingga 1 jam per hari. Dengan mengurangi frekuensi paparan, remaja bisa lebih fokus pada kehidupan nyata dan mengurangi perasaan cemas akibat perbandingan sosial.
Fokus pada pencapaian dan tujuan pribadi daripada terus memantau aktivitas orang lain. Remaja dapat membuat rencana atau daftar tujuan yang ingin dicapai, baik dalam hal pendidikan, keterampilan, atau hobi. Dengan mengarahkan perhatian pada pengembangan diri, individu bisa mengurangi perasaan ketertinggalan dan meningkatkan rasa puas dengan kehidupannya sendiri.
Kesimpulan
FOMO telah menjadi fenomena yang semakin umum di kalangan remaja dan mahasiswa, didorong oleh penggunaan media sosial yang intensif. Perasaan cemas, rendah diri, dan depresi adalah beberapa dampak negatif yang muncul dari kebiasaan membandingkan diri dengan kehidupan orang lain yang tampak lebih baik di dunia maya. Namun, dengan strategi yang tepat, seperti mengurangi waktu di media sosial, fokus pada pencapaian pribadi, dan melakukan digital detox, remaja dapat mengurangi perasaan FOMO dan meningkatkan kesehatan mental.
Untuk itu, penting bagi setiap individu untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Alih-alih terpaku pada apa yang dilakukan orang lain, mari kita fokus pada perjalanan dan pencapaian pribadi masing-masing. Dengan demikian, kita bisa membebaskan diri dari jebakan FOMO dan menemukan kebahagiaan dalam kehidupan yang nyata.
Daftar Pustaka
1. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa. (2023). Tingginya intensitas penggunaan media sosial dapat berakibat depresi pada remaja. *Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 6*. Diambil dari https://journal.ppnijateng.org/index.php/jikj/article/view/2365
2. STIKES Kendal. (n.d.). Hubungan antara penggunaan media sosial dan kesehatan mental pada remaja. *Jurnal Keperawatan*. Diambil dari https://journal2.stikeskendal.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/1831
3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (n.d.). Waspada sindrom FOMO dapat berpengaruh terhadap kesehatan mental. Diambil dari https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2538/waspada-sindrom-fomo-dapat-berpengaruh-terhadap-kesehatan-mental
4. Binus University. (2023, June 8). Fear of missing out (FOMO) di kalangan remaja. Diambil dari https://binus.ac.id/malang/communication/2023/06/08/fear-of-missing-out-fomo-di-kalangan-remaja/