Kita seolah-olah dibawa ke suatu tempat yang persuasif, sangat menarik, dorongan-dorongan agar mengamini apa yang baru saja dibeli membawa kita kepada kebahagiaan, keamanan-kenyamanan, dan bahkan ke tingkat yang lebih dalam, keabadian.Â
Ilusi mindset ini terus-menerus menggiring kita untuk mengejar kesenangan yang hampa seperti gadget terbaru yang mengkilap-merona dengan fitur-fitur magisnya, sepatu yang dijual dengan edisi terbatas, dan beberapa tas yang menggiurkan.Â
Korporasi pada akhirnya berhasil membuat orang membeli barang yang belum saatnya atau tidak dibutuhkan dengan menghubungkan barang kepada keinginan kita yang tidak disadari.
Erich Fromm, filsuf eksistensialis pun sempat menyinggung bahwa, "mimpi menjadi manusia yang mandiri dan menjadi pemimpin untuk diri kita sendiri pada akhirnya hanya hancur mengikuti roda gigi penggerak mesin birokrasi, dengan pikiran, perasan, dan cita rasa diri kita dimanipulasi oleh pemerintah dan industri, serta komunikasi massa yang mereka atur.
Sebagaimana Sigmund Freud mengatakan dalam bukunya Civilization and Its Discontent (1930), sangat mustahil untuk menghindar dari orang-orang yang pada umumnya menggunakan standar dan ukuran kehidupan yang salah, bahwa mereka mencari kekuasaan, kesuksesan, dan kekayaan bagi diri mereka sendiri dan mengagumi mereka di hadapan orang lain, dan mereka akhirnya merendahkan apa yang menjadi nilai kehidupan yang sebenarnya. Lalu, apa nilai kehidupan yang sebenarnya itu?
Kita hanya tahu yang pasti bahwa persoalan duniawai akan selalu muncul. Â Namun, kita dapat bercermin sesuai dengan versi kita sendiri sebagai masyarakat modern seperti apa yang dapat mengisi kebahagiaan dan ketenangan dalam diri kita selagi menjalani hidup.Â
Barangkali sederhananya seperti melihat anak yang baru saja bangun pagi dan bahagia saat pergi sekolah sudah menjadi suatu kebahagiaan tersendiri. Lalu, bagaimana kebahagiaan menurut versi kalian sendiri?
Peace on earth.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H