Malam hari itu berbeda, terasa ada yang sesak didada. Kadang berasa seperti turbin yang mulai berputar terkena aliran rindu yang semakin deras.
Alhamdulillah mata ini masih kuat membendungnya walaupun aliran rindu itu makin menekan apalagi ditambah Gema Takbir bersautan...
"Allaahu akbar, Allaahu akbar, Allaahu akbar,
Laa illaa haillallah-huwaallaahuakbar
Allaahu akbar walillaahil hamd'."
Duduk di meja sebuah gedung lantai 2 Â berhadapan dengan panel-panel dengan indikator Ampere Meter, MW meter dan Mvar Meter yang jarumnya yang terlihat diam menunjuk angka. Malam Lebaran Tahun itu merupakan pertama dalam hidupku tanpa berkumpul keluarga.
GI Arjawinangun....Laporan... Pemanggilan Gardu Induk (GI) dimulai sesuai dari nama dengan huruf depan A..
Baik Pak GI Arjawinangun Laporan...... jawaban dari Operator GI Arjawiangun.
Tanganku  pun sudah siap memegang lembaran Logsheet yang berisi catatan indikator tegangan, ampere, mw, mvar, suhu trafo dan posisi tap oltc trafo   yang akan di laporkan saat nama Gardu Induk ku di sebut.
GI Sumedang namanya, Gardu Induk yang terletak di selatan kota Sumedang, berada di pinggir jalan yang menghubungkan Bandung – Cirebon. Terlihat jelas dari lantai 2 ramainya arus mudik lebaran.  Gardu Induk Sumedang merupakan gardu 70 kV yang menghubungkan Gardu Induk Ujungberung dengan Gardu Induk Parakan . Memiliki 3 buah Trafo berkapasitas total 50 MVA yang di gunakan memasok Kebutuhan Listrik Kabupaten Sumedang.
Selesai  Laporan ku ambil handphoneku yang merknya sekarang sudah jarang terdengar di pasaran. Tak lama suara salam kakakku menyamput diujung telpon berselang kemudian suara emak dan bapak. Terbata-bata ku ucapkan permohonan maafku karena banyaknya kesalahanku di tahun itu dan karena tidak kehadiranku di lebaran tahun itu. Mengalirah doa plus motivasi emak dan bapak. Hidup merantau harus roso (Kuat) , kuat menahan kangen, kuat menahan hawa nafsu, kuat manahan tantangan hidup dan kerja itu termasuk ngibadah.
Alhamdulilah selepas mendengar suara keluarga rasa rindu ini terobati, semangat kerja ini kembali. Ternyata Listrik yang saya jaga itu menghantar kebahagiaan orang orang yang mudik ke kampung halaman. Â Terlihat Jelas dengan Beban Trafo yang semakin besar dengan bertambahnya beban penyulang Buahdua (Nama Penyulang dan nama daerah di Sumedang). Dengan Bertambahnya beban malam lebaran yang berbeda dengan malam malam biasa membuat imajinasiku akan hangatnya suasana malam takbiran dan berkumpul keluarga di daerah tersebut.
Sesungguhnya PLN tidak hanya mengalirkan listrik, tapi lebih dari itu dengan bekerja di PLN kita menjadi agen agen yang memberikan Keceriaan pada  anak anak yang belajar dan bermain dimalam hari, mengalirkan kenikmatan saat ibu-ibu mau memasak dengan pompa air dan rice cooker, menghadirkan kehangatan keluarga  saat berkumpul, memberikan keindahan saat lampu lampu hias taman menyala dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi  dan mempersatukan Bangsa. Â
Dan salah satu bakti  insan-insan PLN untuk Negeri adalah Semangat Kita Melistriki Nusantara setiap waktu  untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat.
NIP : 8306069P3B
Unit : Transmisi Jawa Bagian Tengah - APP Bandung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H