Jangan sekedar membaca di rumah. Agendakan waktu berkunjung ke pustaka bersama anak minimal seminggu sekali. Berkunjung ke pustaka memberi pengalaman positif bagi anak tentang dunia buku.
Biarkan anak bergerak mengelilingi rak buku sambil mengambil buku secara random. Poin dari dari kunjungan ke pustaka bukan untuk membaca buku, tapi lebih kepada membangun koneksi neuron tentang dunia baca.Â
Untuk itu, jangan membatasi gerak anak. Apapun buku yang diambil anak menjadi proses menarik. Orangtua bisa belajar tentang jenis buku favorit anak dengan mengobservasi mimik wajah anak ketika memegang buku.
Saat anak tertarik pada buku tertentu, cobalah membaca isi buku tersebut. Ajak anak bicara sambil menunjuk gambar-gambar yang ada di dalamnya.
Mengunjungi pustaka mengenalkan anak pada dunia buku. Dengan berinteraksi langsung sambil melihat, memegang, dan menarik buku, anak mempelajari banyak hal mengenai buku.Â
Rasa ingin tahu anak terbentuk dari apa yang mereka lihat dan dengar. Dengan rutin berkunjung ke pustaka, anak terstimulasi untuk berpikir tentang lingkungan sekitar.
Orangtua hanya perlu menemani dan memandu anak. Perhatikan jenis buku yang mereka pilih dan ajak mereka berdiskusi jika anak sudah mampu berbicara.
Lewat bacaan, anak tidak hanya belajar namun juga membangun ketertarikan pada objek tertentu. Mengunjungi pustaka memang terlihat sederhana pada awalnya.Â
Siapa yang bisa menebak jenis pekerjaan apa yang kelak dipilih anak?
Sebuah buku bisa membuka cakrawala berpikir anak. Lebih dari yang bisa dibayangkan orang dewasa, sebuah buku adalah awal dari munculnya ketertarikan pada satu bidang.
Jadwalkan waktu berkunjung ke pustaka. Bukankah 1-2 kali per minggu tidak memberatkan orangtua?