Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rahasia Menulis JK Rowling: Fokus dan Konsisten

7 Januari 2025   20:10 Diperbarui: 7 Januari 2025   20:18 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
J.K Rowling|sumber: https://bluesyemre.wordpress.com

Jika ada dua kata untuk menuliskan rahasia menulis, jawabannya adalah FOKUS dan KONSISTEN. 

Apakah menulis itu sulit? ya, benar. Menulis akan terlihat sulit saat kita tidak mampu fokus dan tidak konsisten. Mungkin ini terdengar begitu sederhana. Benarkah?

Coba tuliskan tiga hal yang membuat anda mengurungkan niat menulis?

  • 1......
  • 2......
  • 3......

Lalu, coba analisa cara anda menulis. Seberapa banyak waktu yang anda habiskan untuk menulis satu artikel?

Contoh:

Saya menulis sebuah artikel tentang cara memilah sampah. Waktu yang saya habiskan sekitar 3 jam. Total kata yang dihasilkan dari artikel ini yaitu 750. 

Nah, pertanyaan selanjutnya, apakah saya menulisnya dalam sekali duduk? atau, saya menulisnya dalam beberapa waktu? 

Cara kita menulis memberi gambaran tentang kualitas artikel yang dihasilkan. Semakin sering anda menulis, semakin baik kualitas artikel yang dihasilkan.

NAMUN..... kualitas sebuah artikel juga bergantung pada sejauh mana anda mampu fokus saat menulis. Apa maknanya? 

Kualitas sebuah artikel dinilai dari banyak hal. Saya menilai sebuah artikel berkualitas karena diksi yang dipakai, isi yang dipaparkan, dan makna yang ditinggalkan.

Artikel dalam katagori Headline Kompasiana belum tentu mewakili ketiga hal ini. Boleh saja isinya bermanfaat, tapi pilihan kata tidak tepat dan selaras. 

Memilih diksi yang tepat bukan perkara mudah. Jam terbang seorang penulis setidaknya memperlihatkan keindahan diksi dalam tulisannya. Beda penulis beda pula diksi yang dihasilkan. 

Seorang penulis yang fokus pada satu topik jauh lebih mendalami tentang apa yang ia tulis. Seiring waktu, kualitas tulisan juga semakin baik. Ibarat mempelajari satu skil dengan melatihnya setiap hari. One at a time!

Fokus dan Konsisten pada satu topik membawa kita pada ketajaman diksi. Perlahan namun pasti, waktu menulis pun berkurang. Ketajaman pikiran seorang penulis dihasilkan dari kemampuan fokus dan konsisten. 

Menulis satu artikel dengan fokus membutuhkan waktu lebih sedikit ketimbang menulisnya di waktu berbeda-beda. Kenapa? karena otak tidak terdistraksi oleh informasi lain yang membuat konsentrasi hilang atau pudar. 

Mungkin ada yang menyebutnya writer's block. Cambridge dictionary mendefinisikan writer's block sebagai berikut :

"the condition of being unable to create a piece of written work because something in your mind prevents you from doing it"

Apa yang menghalangi kita untuk menulis ? ketiadaan ide, sulit memilih diksi yang tepat, atau mungkin fokus mudah terpencar?

Writer's block setiap orang bervariasi. Ada yang terkandang berlimpah ide, tapi sulit menuliskannya. Jika begitu,mana yang lebih baik, menuliskan sesuatu yang kita kuasai atau mencari ide untuk kemudian menuliskannya?

Menulis sama seperti belajar bersepeda. Awalnya terlihat sulit, namun jika berani mencoba dan fokus belajar terus menerus, pada akhirnya akan kita kuasai.

Tidak mungkin kita bisa menulis tanpa mencobanya.  Penulis sekelas J.K. Rowling menulis pertama kali di umur enam tahun. Perjalanan menulisnya unik dan menarik.

"Harry Potter and Hogwarts came out of nowhere in the most physical rush of excitement, and ideas came teeming into my head. I simply knew it was something I would love to write, but that day I was pen-less for once in my life, so as I sat there on the train, I had to rely on imagining the details, most of which ended up being in the books."

J.k. Rowling sejak awal memiliki firasat jika Harry Potter dan Hogwarts bakal menjadi karya fenomenal. Apakah ia langsung menulisnya? tidak! 

Ide dan gagasan bisa muncul kapan saja disaat yang tidak terbayangkan. Jika kita tidak langsung mencatatnya, sebaik apapun ide akan hilang tanpa bekas. 

Dee Lestari, seorang penulis ternama Indonesia, butuh waktu 10 tahun untuk menghasilkan karya terbaik. Sebuah ide yang datang hari ini sangat mungkin menjadi karya besar beberapa tahun kemudian. 

Intinya, mulailah mencatat ide-ide yang muncul. Kemudian rencanakan waktu khusus untuk menulisnya. Jangan berhenti menulis hanya karena sebuah ide. 

Fokus dan konsisten menulis pada satu topik. Perbanyak membaca dan dalami satu topik sampai benar-benar menguasainya.

JK Rowling menulis novel pertama di umur 11 tahun. Itu tidak langsung membuatnya terkenal. Saat kuliah di universitas Exeter, ia bahkan seorang kutu buku. 

Baru pada tahun 1990 cikal bakal buku Harry Potter lahir dari sebuah ide ketika duduk di kereta api yang sedang tertunda. Butuh waktu lima tahun bagi JK Rowling untuk memetakan Harry Potter. 

Saat pindah ke Portugal untuk mengajar bahasa Inggris, JK Rowling membawa serta catatan tentang ide yang sudah ditulis.  Tahun 1993, ia kembali ke Inggris untuk mengajar di Edinburg. 

Waktu luang selalu dihabiskan untuk menggarap ide yang sudah dipetakan. Sampai akhirnya tiga karya pertamanya dikirim ke penerbit dan mencapai puncak penjualan di tahun 1998. 

Warner Bros lantas menjadikan Harry Potter dalam bentuk visual berupa sebuah filem. Siapa sangka, sebuah ide yang muncul saat menunggu kereta api membuatnya terkenal menjadi seorang penulis terkaya.

Satu pelajaran berharga agar tidak menelantarkan ide yang datang walau di waktu yang tidak tepat.

Menulislah, walau ide itu terdengar buruk. Menulislah, walau kita membutuhkan waktu lebih banyak. Menulislah, walau kita harus menundanya beberapa hari.

Setidaknya, menulislah untuk berbagi kepada orang lain. Kalau kita tidak mampu membantu orang lain dengan uang, niatkan dengan menulis satu artikel untuk berbagi ilmu.

Siapa tahu dengan artikel yang kita tuliskan, satu atau dua orang mendapat ilmu baru. Jikapun jumlah pembaca hanya 10 orang. Percayalah, ada satu orang yang mengambil manfaat dari apa yang kita tulis. 

Fokus dan konsisten menulis. Bukan untuk meraih jumlah pembaca, tapi untuk berbagi satu hal yang kita kuasai. Laksana air yang memberi manfaat bagi orang banyak. Sebuah tulisan sejatinya memberi manfaat bagi siapa saja yang membaca. 

INGAT.... karya besar selalu dimulai dari satu ide kecil. Perjalanan yang jauh diawali oleh satu langkah pertama. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun