Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Aceh dan Kekuatan Maritim Terbaik di Dunia masa Kesultanan

23 Desember 2024   11:31 Diperbarui: 23 Desember 2024   11:51 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan istana Daruddunya oleh Sayed Dahlan Al-Habsyi|sumber :https://marjinal.id

Keumalahayati akhirnya memberi ijin bagi Inggris untuk melewati selat Malaka. Hubungan diplomasi inilah yang membuat Lancester mendapatkan julukan knighthood, sebuah hadiah dari ratu Elizabeth I karena keberhasilan membuka hubungan diplomasi antara Aceh dan Inggris. 

Kekuatan maritim Aceh di bawah kendali kesultanan memiliki pengaruh besar terhadap jalur perdagangan Eropa. Portugis, Inggris dan Belanda beberapa kali harus berhadapan dengan tentara Aceh ketika melewati selat Malaka. 

Peran Petugas Lapangan 

Jika bukan karena kekuatan diplomasi dan politik di zaman kesultanan Aceh, Eropa tidak pernah mampu membawa pulang kekayaaan dari hasil impor rempah. Pun demikian, keuntungan perdagangan jalur laut bangsa Eropa telah membuka warisan sejarah nusantasa di masa lalu.

Cornelis the Houtman pernah menulis bagaimana transaksi rempah terjadi. Dalam gambarannya, terdapat empat pemimpin dengan panggilan harbormaster. Mereka memiliki tanggung jawab besar, termasuk mengontrol pasar dan lokasi gudang untuk menyimpan barang untuk diekspor.

Pun demikian, mereka juga menentukan skala dan besaran barang transaksi serta memberi saran mengenai mekanisme perdagangan di wilayah tersebut. Lebih lanjut, empat orang ini ditugaskan untuk menentukan besaran pajak terhadap jenis barang dan keuntungan yang diperoleh kerajaan.

Berkat peran mereka mengelola perdagangan jalur laut, pendapatan yang didapat tentu besar. Disisi lain, Uleebalang bertugas memungut pajak pada area tertentu sebagaimana tertulis pada Kanun Meukuta Alam.

Kerajaan juga memberi tanggung jawab khusus pada Uleebalang untuk membangun masjid, sekolah, dan fasilitas umum seperti dayah tempat pengajian. 

Uleebalang menugaskan tim yang bertanggungjawab di lapangan. Pemasukan dari pajak ini lalu dikumpulkan dan diserahkan pada sultan. Semua hasil pajak dikelola di istana Daruddunya. 

Lukisan istana Daruddunya oleh Sayed Dahlan Al-Habsyi|sumber :https://marjinal.id
Lukisan istana Daruddunya oleh Sayed Dahlan Al-Habsyi|sumber :https://marjinal.id

Nah, Cukup sekian dulu tulisan tentang kekuatan maritim Aceh. Tulisan berikutnya akan fokus pada pajak barang pada transaksi pasar di jaman kerajaan. stay tuned!

***

Penulis,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun