Jika harus memilih, apakah anda ingin menghasilkan banyak tulisan atau fokus pada kualitas tulisan?
Menulis ibarat membuka sebuah toko. Jika ingin memiliki pelanggan tetap, maka fokuslah berjualan barang berkualitas. Sebaliknya, kalau menginginkan banyak pelanggan, perbanyak barang yang ingin dijual.Â
Tulisan berkualitas membutuhkan waktu lebih banyak. Sebuah produk dengan kualitas terbaik tidak diproduksi secara instan. Lihatlah Apple dengan segala produknya. Harganya mahal, namun peminatnya juga besar.Â
Sebuah tulisan dengan kualitas tinggi tidak asal ditulis. Seorang penulis yang fokus pada kualitas tulisan menghabiskan waktu melakukan observasi, membaca, menganalisa, dan berpikir, baru kemudian menulis.Â
Tulisan berkualitas mengundang pembaca berkualitas pula. Untuk itu, menjadi penulis berkualitas tentu tidak gampang. Kualitas tulisan seseorang identik dengan sebuah identitas.Â
Coba sekilas amati toko-toko yang sering ada kunjungi, apakah anda menghabiskan waktu lebih banyak membeli barang berkualitas atau murah?
Pemilik toko dengan barang berkualitas tidak sembarangan berjualan. Mereka menyapa pembeli dan menjaga barang dengan baik. Sangat wajar jika pelanggan setia menaruh sebuah kepercayaan.
Apa yang menggerakkan orang-orang kembali ke sebuah toko, kualitas barang atau harga?
Barang dengan harga murah seringnya mengundang pembeli musiman. Mereka tidak perduli kualitas dan mengedepankan harga. Menulis banyak hal ibarat menjual banyak barang. Pembaca yang datang adalah tipe musiman yang fokus pada judul.Â
Novel-novel berkualitas menarik minat pembaca dengan tingkat literasi tinggi. Tidak heran, penulis berkualitas selalu menghasilkan buku berkualitas. Mereka tidak menulis untuk menjual buku, tapi memberi manfaat bagi pembaca.
Menulis banyak topik mudah untuk dilakukan. Sekedar baca, lalu menyusun kata-kata. Sama seperti menjual banyak barang, beri harga murah, pembeli akan datang silih berganti.Â
Apakah toko yang selalu ramai dikunjungi orang akan bertahan lama?
Begitu banyak pemilik toko yang tertipu dengan ramainya pembeli. Mereka fokus menumpuk barang di toko. Kadangkala barang yang hendak dijual belum tentu dicari pembeli.Â
Menulis banyak hal ibarat mempelajari banyak skil. Akhirnya, kita tidak mendalami semuanya. Sebuah skil yang dipelajari secara konsisten memberi dampak luar biasa pada seseorang.
Menulis satu topik dalam satu tahun menjadikan seseorang menguasai apa yang ditulis. Cobalah menulis satu topik yang anda sukai selama sebulan saja, lalu lihatlah perbedaannya.
Dalami satu topik dengan banyak membaca, menganalisa, dan mempelajarinya dari banyak sumber. Â Penulis berkualitas tidak menulis kecuali memahami dengan baik apa yang ia tulis.Â
Seorang pendaki handal membutuhkan waktu lebih sedikit untuk mencapai puncak. Mengapa? karena ia sudah mempelajari rute dan segala tantangan ketika mendaki.Â
Pendaki tidak berpengalaman membutuhkan waktu jauh lebih lama untuk tiba di puncak. Menulis dan mendaki sejatinya memiliki satu persamaan. Jika seorang pendaki tidak memahami rute, kemungkinan tersesat jauh lebih besar.Â
Bagaimana dengan seorang penulis, bolehkah menulis semua topik tanpa mendalaminya?
Ya, kembali pada contoh semula. Juallah barang dengan kualitas yang baik. Pelanggan setia rela kembali untuk membeli. Jangan terlena untuk menjual barang murah dengan kualitas rendah.Â
Tulisan berkualitas akan selalu dikenang pembaca. Jangan sekedar menulis, tapi fokuslah pada kualitas tulisan. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H